Setelah menjalani waktu masing-masing untuk merenung dan mencari ketenangan, LIsa dan Jennie mulai merasakan perubahan dalam diri mereka. Kedamaian yang mereka temukan membawa kejelasan yang selama ini sulit diraih saat mereka berada dalam tekanan. Perasaan yang mereka alami terhadap satu sama lain mulai berubah, bukan lagi hanya tentang rasa sakit dan kekecewaan, melainkan tentang pemahaman dan harapan.
Sepulang dari pegunungan, Lisa merasa lebih siap untuk menghadapi kehidupannya kembali. Ia merasa sudah cukup waktu yang ia habiskan untuk menjauh dari kenyataan. Saat kembali bermain basket di lapangan dekat rumahnya, ia menyadari betapa olahraga itu telah menjadi pelarian bagi dirinya selama ini. Namun sekarang, ia tidak lagi bermain untuk melupakan Jennie, melainkan untuk menenangkan pikirannya dan menemukan kedamaian.
Di lain sisi, Jennie yang kembali ke kota setelah menghabiskan beberapa hari di vila pedesaan mulai mengambil pendekatan baru dalam menghadapi kesibukan kariernya. Ia tidak lagi merasa terbebani dengan jadwal yang padat dan sorotan publik. Ia mulai belajar untuk menyeimbangkan antara pekerjaannya sebagai seorang aktris dan kebutuhannya sebagai individu. Jennie mulai membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan baru, termasuk kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Lisa.
Suatu hari, Jennie menerima undangan dari seorang teman untuk menghadiri pertandingan basket amatir di mana Lisa akan bermain. Awalnya, ia ragu untuk pergi karena khawatir kehadirannya bisa mengganggu Lisa. Namun, di sisi lain, hatinya merasakan dorongan kuat untuk bertemu dengan Lisa lagi. Setelah berpikir cukup lama, Jennie memutuskan untuk datang, meski tanpa memberitahu LiSA lebih dulu.
Pada hari pertandingan, lapangan basket dipenuhi dengan suara riuh para penonton. Lisa tampak fokus saat bermain, memberikan yang terbaik untuk timnya. Pertandingan berlangsung sengit, dan Lisa bermain dengan semangat yang luar biasa. Di sela-sela permainan, ia tidak sengaja melihat sosok Jennie yang berdiri di pinggir lapangan, tersenyum dan memberikan semangat untuknya. Kejutan dan kegembiraan bercampur aduk di dalam diri Lisa. Kehadiran Jennie memberinya dorongan ekstra, dan ia memainkan permainan terbaiknya pada hari itu.
Setelah pertandingan berakhir, Lisa merasa perlu mendekati Jennie dan berbicara. Meskipun gugup, ia tahu bahwa kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. Dengan langkah ragu, ia menghampiri Jennie yang menunggunya di luar lapangan.
"Hei," sapa Lisaa dengan suara agak pelan. "Aku tidak menyangka kau akan datang."
Jennie tersenyum lembut. "Aku mendengar tentang pertandingan ini dan... aku ingin melihatmu bermain. Kau hebat di luar sana."
Lisa mengangguk, sedikit tersenyum, tetapi kemudian menjadi serius. "Jennie, tentang kita... aku pikir, aku ingin meminta maaf atas semua hal yang terjadi. Aku tahu aku bisa bersikap terlalu keras dan kurang pengertian. Mungkin, aku juga perlu belajar lebih banyak tentang bagaimana mendukungmu dengan cara yang benar."
Jennie menatap Lisa dengan mata yang berbinar. "Kau tidak perlu meminta maaf sendirian, Lisa. Aku juga punya banyak kesalahan. Aku terlalu terjebak dalam pekerjaanku dan tidak cukup memikirkan bagaimana perasaanmu. Aku juga ingin minta maaf."
Rasa lega dan haru meliputi mereka berdua saat mereka berbicara lebih dalam tentang apa yang telah terjadi dan apa yang mereka rasakan selama ini. Meskipun mereka tidak langsung menyatakan untuk kembali bersama, percakapan itu membuka pintu untuk peluang baru. Mereka sepakat untuk mulai bertemu lagi sebagai teman, memberikan waktu untuk memahami apakah perasaan mereka cukup kuat untuk memulai kembali dari awal.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Menyapa
FantastikDi tengah gemerlapnya dunia hiburan, Jennie Kim adalah seorang idol aktris yang tengah berada di puncak kariernya. Dengan ketenaran yang melambung, dia dikelilingi oleh sorotan media dan penggemar yang tak pernah berhenti. Meskipun kehidupannya terl...