Bab 8 Keputusan dan Berani

8 2 0
                                    

Setelah diskusi yang emosional dengan Lisa, Jennie merasa sedikit lebih kuat. Namun, bayang-bayang dunia selebriti dan sorotan media yang terus menghantuinya tidak bisa diabaikan begitu saja. Gosip tentang "pria misterius" dalam hidup Jennie semakin ramai, dan paparazzi mulai mengikuti setiap langkahnya dengan lebih agresif.

Pagi itu, Jennie mendapati dirinya berada di ruang latihan, berusaha fokus pada rutinitas tariannya. Musik berdentum keras, dan gerakan tubuhnya mengikuti irama dengan sempurna. Tapi pikirannya melayang ke mana-mana, terpecah antara kecemasan tentang Lisa dan tekanan dari publik. Ia menyadari bahwa kehidupannya bukan hanya miliknya sendiri semua mata selalu tertuju padanya, menilai setiap gerak-geriknya.

Ketika latihan berakhir, Jennie menemukan Alison sudah menunggunya di luar studio. Wajah manajernya terlihat tegang, seperti ada berita penting yang ingin disampaikan. "Jennie, kita perlu bicara," kata Alison sambil mengisyaratkan agar Jennie mengikutinya ke sebuah ruangan kecil di dekat situ.

Alison membuka percakapan dengan ekspresi serius. "Jennie, media semakin menggali tentang Lisa. Mereka mulai mendekati keluarganya dan mencari tahu latar belakangnya. Aku khawatir ini akan membuat kehidupan pribadinya terganggu."

Jennie merasakan amarah bercampur cemas. "Ini tidak adil, Alison. Mereka tidak punya hak untuk mencampuri kehidupan Lisa seperti itu. Dia tidak pernah meminta perhatian ini," ujarnya.

Alison menghela napas panjang. "Aku mengerti, tapi ini adalah kenyataan yang harus kita hadapi. Satu-satunya cara untuk menghentikan mereka adalah dengan mengalihkan perhatian. Kita bisa mencoba strategi lain mungkin mengumumkan bahwa kau sedang dekat dengan selebriti lain untuk mengaburkan cerita tentang Lisa."

Jennie menatap Alison dengan mata terbelalak. "Kau ingin aku berpura-pura berkencan dengan seseorang hanya untuk menyelamatkan citraku? Itu tidak benar."

Alison mengangkat bahu. "Aku hanya mencoba melindungimu, Jennie. Dan juga, melindungi Lisa. Karena kalau tidak, dia akan terus dikejar oleh media."

Jennie merasa terjebak dalam dilema yang sulit. Di satu sisi, dia tidak ingin mempermainkan perasaannya dengan menjalin hubungan palsu. Di sisi lain, dia tahu bahwa hubungan dengan Lisa sedang berada di ujung tanduk karena semakin banyak sorotan yang tidak diinginkan.

Di tengah kekacauan itu, Jennie memutuskan untuk bertemu Lisa lagi di bengkel. Saat melihat Jennie datang, Lisa langsung merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam cara Jennie menatapnya ada keraguan dan kekhawatiran yang sulit disembunyikan.

"Ada apa, Jennie? Apakah ada masalah lagi?" tanya Lisa, memecah keheningan.

Jennie menarik napas dalam-dalam. "Alison menyarankan agar aku berpura-pura dekat dengan selebriti lain untuk mengalihkan perhatian media darimu," katanya pelan, seolah-olah tidak yakin dengan apa yang baru saja diucapkannya.

Lisa terdiam, mencoba mencerna apa yang dikatakan Jennie. "Jadi, kau akan berpura-pura memiliki hubungan lain?" tanyanya, suara sedikit tercekat.

Jennie menggeleng pelan. "Aku tidak ingin melakukan itu, Lisa. Aku hanya ingin kita berdua bisa menjalani hubungan ini tanpa merasa dikejar-kejar. Tapi aku juga tidak ingin membuatmu terjebak dalam situasi yang menyulitkan."

Lisa menatap Jennie dengan mata penuh ketulusan. "Jennie, aku tahu ini tidak mudah bagimu. Tetapi aku tidak ingin kita harus berpura-pura atau menyembunyikan apa yang sebenarnya kita rasakan. Jika kita ingin tetap bersama, maka kita harus berani menghadapi semuanya, apa pun risikonya."

Kata-kata Lisa menyalakan kembali semangat dalam diri Jennie. Meskipun jalan di depan mereka penuh tantangan, Jennie menyadari bahwa ia tidak ingin melepaskan Lisa hanya karena tekanan dari dunia luar. Malam itu, mereka berdua sepakat untuk tetap jujur dengan perasaan mereka, meskipun itu berarti menghadapi lebih banyak cobaan di masa mendatang.

tbc.

Saat Cinta MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang