Setelah memutuskan untuk kembali bertemu sebagai teman, Lisa dan Jennie mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Mereka sering bertemu untuk sekadar minum kopi, berjalan-jalan di taman, atau menonton pertandingan basket. Perlahan-lahan, kedekatan di antara mereka tumbuh kembali. Meskipun masih ada keraguan dan rasa hati-hati, mereka menikmati setiap momen kecil yang membawa mereka lebih dekat.
Suatu malam, Jennie mengundang Lisa ke apartemennya untuk makan malam. Ini adalah pertama kalinya sejak perpisahan mereka Lisa menginjakkan kaki di sana. Apartemen itu masih tampak sama, tetapi ada kehangatan baru yang terasa ketika mereka duduk bersama di meja makan, berbagi tawa dan cerita. Jennie memasak hidangan sederhana namun lezat, dan Lisa terus memujinya karena semakin mahir dalam memasak.
Setelah makan malam, mereka pindah ke ruang tamu. Jennie menyalakan musik lembut di latar belakang, dan mereka berbincang lebih dalam tentang banyak hal tentang harapan, masa lalu, dan masa depan. Obrolan itu membuat mereka merasa seperti dulu, saat mereka masih bersama, namun dengan kedewasaan dan pemahaman yang berbeda.
Tiba-tiba, saat musik favorit mereka mulai mengalun, Lisa tersenyum dan berkata, "Ingat ketika kita pertama kali berdansa di pesta sekolah? Kau hampir menginjak kakiku dua kali." Jennie tertawa kecil, dan mata mereka bertemu dengan penuh kenangan. "Bagaimana kalau kita berdansa lagi?" tanyanya, setengah bercanda.
Tanpa banyak berpikir, Jennie berdiri dan meraih tangan Lisa. Mereka mulai berdansa pelan di tengah ruang tamu. Tidak ada gerakan yang rumit, hanya gerakan sederhana yang membuat mereka merasa lebih dekat. Saat itu, ada keheningan yang indah di antara mereka. Lisa bisa merasakan detak jantung Jennie, dan Jennie merasakan kehangatan di genggaman Lisa. Mereka hanyut dalam momen itu, seolah-olah waktu berhenti sejenak.
Ketika musik berhenti, mereka tetap berdiri saling berhadapan. Jennie memandang Lisa dengan lembut, dan tanpa kata-kata, mereka mendekatkan wajah mereka. Perlahan, bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut dan penuh perasaan, sebuah ciuman yang membawa kehangatan sekaligus kerinduan yang telah lama terpendam. Tidak ada nafsu yang berlebihan, hanya rasa cinta yang tulus dan kerinduan yang perlahan-lahan menemukan jalannya kembali.
Mereka kemudian duduk di sofa, saling bercerita tentang rasa takut dan harapan yang mereka alami selama berpisah. Jennie mengakui bahwa dia sering merindukan kebersamaan dengan Lisa, sementara Lisa berbagi bahwa dia belajar banyak tentang arti pengorbanan dan cinta sejati selama waktu mereka berjauhan.
Malam itu, hubungan mereka tidak kembali seperti sedia kala, tetapi terasa seperti awal baru yang lebih kokoh dan matang. Mereka menyadari bahwa cinta tidak selalu tentang kemesraan, tetapi juga tentang saling mengerti dan menghargai ruang serta waktu untuk tumbuh. Mereka sepakat untuk membiarkan segalanya berjalan alami, tanpa tekanan untuk kembali bersama atau menjadi seperti dulu. Mereka ingin melihat ke mana perasaan itu akan membawa mereka.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Menyapa
FantasíaDi tengah gemerlapnya dunia hiburan, Jennie Kim adalah seorang idol aktris yang tengah berada di puncak kariernya. Dengan ketenaran yang melambung, dia dikelilingi oleh sorotan media dan penggemar yang tak pernah berhenti. Meskipun kehidupannya terl...