Setelah perpisahan yang menyakitkan, baik Lisa maupun Jennie mencoba menjalani hidup mereka tanpa satu sama lain. Hari-hari terasa berat, seolah-olah ada kekosongan yang tidak bisa diisi dengan mudah. Masing-masing mereka memiliki cara sendiri untuk menutupi luka yang masih menganga.
Jennie kembali tenggelam dalam pekerjaannya. Ia semakin sibuk dengan proyek film barunya, menghadiri acara promosi, dan berbagai wawancara. Namun, meskipun ia berusaha keras untuk terlihat bahagia di depan kamera, teman-teman dekat dan para kru bisa melihat bahwa senyumnya tidak seperti dulu. Ada kerinduan yang tersembunyi di balik matanya. Di tengah kesibukannya, Jennie mulai merasakan kesepian yang semakin menyakitkan.
Sementara itu, Lisa memutuskan untuk lebih fokus pada hobinya bermain basket. Ia sering menghabiskan waktu di lapangan basket dekat rumahnya, mencoba melupakan rasa sakit dengan berlatih lebih keras daripada biasanya. Teman-temannya menyadari perubahan itu dan mencoba menghiburnya, tetapi mereka tahu bahwa Lisa sedang melalui masa sulit. Meski basket membantunya mengalihkan perhatian, ada saat-saat ketika pikirannya terus kembali ke Jennie.
Suatu sore, saat Jennie sedang berada di lokasi syuting, ia menerima pesan dari seorang teman dekat yang memberinya sebuah saran. "Kau butuh waktu untuk dirimu sendiri, Jennie. Tidak ada salahnya mengambil jeda sejenak dari semuanya." Saran itu membuat Jennie berpikir. Sudah lama ia tidak benar-benar memberi waktu untuk dirinya sendiri, selalu sibuk mengejar mimpi dan tanggung jawabnya. Mungkin inilah saatnya ia menepi sejenak dan mencari kembali arti dari semua yang terjadi.
Jennie akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan singkat ke sebuah vila di pedesaan, jauh dari keramaian kota. Ia ingin mencari kedamaian dan refleksi, menjauh dari sorotan dan kesibukan untuk sementara waktu. Di vila itu, ia mulai merenung, menulis, dan menggali perasaan yang selama ini ia tekan. Ia menyadari bahwa dirinya belum benar-benar menghadapi perpisahan dengan Lisa. Meskipun merasa marah dan kecewa, ia tidak bisa mengabaikan bahwa masih ada cinta di hatinya untuk Lisa.
Sementara itu, Lisa juga mendapat dukungan dari teman-temannya untuk mengambil waktu bagi dirinya sendiri. Mereka mengajaknya pergi berkemah di pegunungan, berharap suasana alam dapat membantu menyembuhkan luka hatinya. Di sana, di tengah ketenangan hutan dan udara segar, Lisa mulai merenung tentang dirinya dan hubungannya dengan Jennie. Ia bertanya-tanya apakah ia telah terlalu keras pada Jennie atau apakah ia seharusnya lebih memahami tuntutan pekerjaan dan kehidupan yang dihadapi oleh sang kekasih.
Di pegunungan itu, Lisa menemukan sebuah kesadaran baru. Ia menyadari bahwa perpisahan mereka bukan sepenuhnya salah Jennie. Ada hal-hal dalam dirinya sendiri yang perlu ia perbaiki, seperti bagaimana ia mengelola rasa cemburu dan ketidakamanan. Ia tahu bahwa jika mereka ingin mencoba lagi, ia harus menjadi versi yang lebih baik dari dirinya sendiri.
Jennie dan Lisa, meskipun terpisah secara fisik, melalui proses yang serupa dalam mencari pemahaman dan kedamaian. Mereka mulai menyadari bahwa cinta adalah tentang memberi ruang bagi pasangan untuk tumbuh, dan bahwa terkadang, jarak bisa menjadi pelajaran berharga dalam memperkuat hubungan.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Menyapa
FantasyDi tengah gemerlapnya dunia hiburan, Jennie Kim adalah seorang idol aktris yang tengah berada di puncak kariernya. Dengan ketenaran yang melambung, dia dikelilingi oleh sorotan media dan penggemar yang tak pernah berhenti. Meskipun kehidupannya terl...