Enjoy Reading...
Di sebuah ruangan luas dengan 95 pria berjas hitam, membawa persenjataan lengkap berbaris rapih menghadap ke arah podium yang sudah ada tiga pria dengan setylis yang berbeda, siapa lagi jika bukan pasukan Releova dengan di pimpin oleh Shikigami Chameleon.
"Kalian siap?!" Ucap kara
"Siap Kara.!!" Jawab mereka serempak
"Jangan sampai salah satu dari kalian mati, usahakan untuk tetap hidup apapun yang terjadi, tapi jangan menjadi seorang pengecut. Serang sampai habis hingga kemanangan benar-benar berada di tangan kita" tegas Riyu menyambung.
"Laksanakan Riyu.!!" Jawab mereka kembali.
"Semua atur kembali barisan.!!" Teriak Ash dengan lantang
Hingga dimana pasukan yang berjumlah 95 orang itu kini berpisah membentuk menjadi tiga pasukan. Ash yang mengatur strategi juga berperan sebagai pemimpin snipers di barisan belakang dengan pasukannya berjumlah 20orang.
Riyu yang berperan dalam penyusupan bertugas meruntuhkan lini pertahanan musuh memimpin 30orang, serta Kara yang memimpin 45orang, menjadi garda terdepan dimana dia bersama pasukannya berperan sebagai penyerang serta penghabisan.
Ash menatap ke arah Riyu dan Kara secara bergantian, hingga mereka berdua pun mengangguk tanda semua sudah siap.
"RELEOVA.!!" Teriak Kara
"BANTAI SEMUA YANG ADA, KARENA MEREKA HANYALAH HAMA.!!" Jawab mereka serempak.
"Oprasi kita mulai" ucap tegas Kara dan mereka pun berlalu pergi meninggalkan area.
••••••••••
Sedangkan kini di dalaam monsion, lebih tepatnya di kediaman Gino, hanya terdapat segelintir orang berbadan kekar yang berlalu lalang yang berperan dalam menjaga ke amanan.
Nampak ke adaan disana yang sudah terlihat sepi karena waktu yang memang sudah menunjukan tengah malam.
Hingga terdapat seorang pria berjalan perlahan, melihat ke arah kanan dan kiri menyesuaikan suasana yang sekiranya menurutnya aman untuk di lewati.
Hingga dia pun perlahan masuk ke dalam salah satu ruangan yang ternyata tidak di kunci.
Melihat ke depan ke arah king size yang terdapat seorang pria yang tengah tertidur lelap mengahadap ke arah tembok.
Pria itu pun tersenyum sesaat "maafkan aku sebelumnya, meskipun aku akan kehilangan mainan ku untuk selalu aku bodohi tapi ini adalah tugas terkahir ku" ucapnya lalu diapun mulai mengeluarkan benda hitam atau kita sebut senjata api di balik bajunya "selamat tinggal" ucapnya lalu mengarahkan benda itu pada seseorang yang masih terlelap itu. Hingga...
Dor.!!
Satu tembakan itu terdengar nyaring di telinga, namun bukan dari senjata miliknya.
Pria itu kini mematung di tempat dengan pistol yang masih mengarah pada seseorang yang berada di king size nya.
Rasa panas serta perih mulai ia rasakan, hingga pria itu menyentuh pundak kanannya dan merasakan cairan kental keluar dari sana, melihat telapak tangannya yang sudah berlumur dengan darah, ia pun menegang di tempat lalu berbalik arah ke belakang.
"Bagaimana?" Tanya seseorang dengan sudut bibirnya yang terangkat, tersenyum remeh ke arahnya.
"Bagaimana kalian bisa-"
Dor.!! Dor..!! Dor.!!
Brugh.!!
Tiga tembakan kembali dia layangkan, dan itu tepat mengenai pundak kirinya, di tangan kanannya yang membuat pistol yang ia pegang terjatuh dan di area betisnya hingga membuat dia terkapar di lantai dengan darah yang mulai bercucuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvandy Arrsyan
Teen FictionAlvandy Arrsyan seorang remaja 18tahun, sosoknya yang cerdas, dengan keahlian hacaker handal serta jago bela diri. Hidupnya yang sebatang kara, mengharuskan dia menjadi pribadi yang mandiri, dimana sikap yang tak mau kalah dari apapun itu membuat o...