Hari ke-10 Qishan
Setiap upacara Qishan hanya diberi waktu libur sebanyak 3 hari.
Pertama di hari ke-10 lalu hari ke-20 dan terakhir saat satu hari mereka akan pulang. Hari libur ini biasanya dimanfaatkan para anak anak untuk berjalan jalan di sekililing wilayah kerajaan baik ke kota atau ke beberapa tempat menarik lainnya. Tapi pastinya mereka tidak bisa berjalan jalan keluar dari daerah.Utopia dulunya adalah negara yang sangat ketat. Sekeliling wilayahnya dibentangi dinding yang tinggi. Orang orang yang masuk tidak bisa keluar sembarangan jika tidak ada keperluan penting.
Namun entah bagaimana ceritanya akhir akhir ini perlindungan itu kian melemah. Para penjaga hanya berpatroli di bagian depan dan samping. Sedangkan bagian belakang tidak ada penjagaan berarti.
Alasannya sederhana, karena bagian belakang Utopia berbatasan langsung dengan kawasan Moors. Jadi tidak ada juga yang mau pergi kesana.
Kecuali mungkin Kim Mingyu dan Choi Seungcheol yang saat ini sedang memanjat dinding sambil diiringi perdebatan ringan. Mingyu terlalu berisik untuk Seungcheol yang lebih suka ketenangan.
Jalan yang biasanya dilalui Mingyu untuk menyusup sekarang sedang dijaga oleh ratusan penjaga karena sempat rusak akibat pertarungan Mingyu dan Hoshi beberapa waktu yang lalu.
Pagar pembatas memang tidak terlalu tinggi dan pagar itu sudah mereka lewati. Sekarang giliran memanjat pagar wilayah Moors yang cukup tinggi dan runcing.
Mingyu mendarat di tanah terlebih dahulu, remaja tampan itu menjulurkan tangan untuk membantu Seungcheol mendarat.
Namun tangan itu sama sekali tidak dihiraukan, Seungcheol sudah lebih dulu meloncat dari atas dan mendarat dengan sempurna.
"Aku tidak bersentuhan dengan orang lain" ucapnya ketus.
Mingyu menarik tangannya canggung. Tapi sedetik kemudian wajah nya ceria kembali seperti biasa seakan tidak terjadi apa apa.
Mingyu berujar sambil membersihkan sedikit pakaian nya yang kotor, "Jadi, kemana tujuan pertama kita? Apa kau mau mampir ke kota dulu? Disana ada kue kering yang sangat enak. Kau harus coba"
Seungcheol berjalan mendahului dengan wajah datar "Langsung saja"
Raut wajah Mingyu seketika berubah sedikit kecewa. Tapi tidak apa apa, mereka akan ke kota membosankan itu dulu sebentar lalu setelahnya baru berkeliling di kota lain.
Mingyu kembali berjalan beriringan dengan Seungcheol untuk menunjukan arah. Sepanjang jalan yang mereka lalui hanya ada hutan dan pepohonan lebat yang rindang. Terlihat tidak ada bedanya dengan ABO Empire. Padahal Choi Seungcheol sudah berekspektasi lebih dari ini.
Mingyu dan Seungcheol berjalan dengan tenang sampai disebuah persimpangan, mereka berhenti sejenak. Di depan mereka ada 3 jalan bercabang yang mengarah ke tiga tujuan berbeda.
Dua diantaranya adalah jalan terang dan luas, terdapat banyak jejak kaki ataupun jejak roda kereta. Bisa langsung diketahui kalau jalan satu dan kedua adalah jalan yang sering dilalui orang.
Namun satu jalan lainnya sudah ditumbuhi banyak rerumputan yang lebat. Jika biasanya di depan setiap desa ada papan nama, maka ketiga jalan ini tidak ada papan apapun. Tanpa bertanya, Seungcheol sudah langsung tahu bahwa tujuan mereka adalah jalan yang ketiga. Mereka berdua melintasi hamparan rumput di atas jalan dengan kedua ekspresi yang sangat berbeda.
Choi Seungcheol masih berwajah tenang, sedangkan Mingyu sudah sangat terlihat jengkel. Dia sudah sangat ingin makan kue kering, tapi malah diajak pergi ke tempat kotor seperti ini.
Selain rerumputan layu dan kepingan batu, jalur ini juga banyak terdapat retakan atau kubangan air yang sulit disadari. Bahkan kemungkinan terburuknya akan ada lubang yang tertimbun rumput di sekitar sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM - GYUCHEOL Ver. [END]
ФанфикKenapa aku selalu diminta menyelamatkan dunia orang lain disaat dunia ku sendiri hancur berkeping keping? ••• Top ⬆️ Gyu Bottom ⬇️ Cheol © Remake Story from Kingdom by Rikafarahh © Art Cover by Lincoln Hughes