11. Perubahan

61 13 0
                                    

Hari ke-13 Qishan

Pelatihan panah sore hari ini bertempat di sebuah Taman Batu yang terletak di salah satu wilayah di Utopia. Taman Batu adalah sebuah taman yang terdapat batu-batu besar dengan sungai jernih yang mengalir ditengah tengahnya.

Ada beberapa pondok kecil yang berjejer di sekitaran taman. Pondok itu sekarang dipakai untuk tempat peristirahatan. Untuk pondok yang terletak lebih tinggi dipakai sebagai tempat pengawasan Kang MinJoon.

Wilayah ini begitu elegan dan sejuk. Pohon pinus tanpa ujung serta rerumputan mengelilingi setiap bagian dan menambah kesan hijau di Taman Batu. Bungabunga seperi Magnolia, Tapak Dara, serta Kaca Piring turut ikut andil menghiasi tempat ini.

Beberapa papan target anak panah sudah dipasang di sekeliling. Ada yang diletakan diantara ranting pohon, diatas batu, bahkan diterbangkan diudara seperti layang-layang.

Semua murid Qishan berpencar mencari lokasi manapun yang dirasa cocok. Sudah 2 minggu mereka menjalani pelatihan, mustahil tidak ada kemajuan sama sekali dalam memanah.

Choi Seungcheol seperti biasa begitu tenang melepaskan satu persatu anak panah nya tanpa ada satupun yang meleset. Semuanya mengenai target dengan sempurna. Bahkan sampai saat ini tidak ada yang bisa mengalahkan nilai keterampilan Choi Seungcheol dalam memanah.

Ngomong-omong tentang kejadian mereka di Kota Hantu dan Kota Awan, baik Seungcheol maupun Mingyu tidak ada yang membuka mulut. Mereka berdua bungkam dan menutup rahasia rapat rapat. Tidak pernah membahas tentang hal itu sedikitpun ditempat terbuka.

Kesimpulan yang mereka ambil adalah, Kota Hantu bukan milik Moors. Dua bersaudara Lee beserta ibunya dibunuh lalu jasadnya disimpan disana untuk kepentingan seseorang.

Dan yang pasti, 'seseorang' ini bukanlah sesuatu yang baik.

Ditengah keramaian, Sebuah benda bulat yang kecil terlempar ke arah Putra kedua Kim. Alih-alih terkena lemparan seperti sebelumnya, Mingyu justru dengan cepat menggeser badan. Benda bulat itu terjatuh ke tanah.

Ternyata hanya sebuah Jeruk yang dilempar.

Lalu setelah itu terdengar suara tepuk tangan dari samping, "Wohoo! Kemampuan menghindarmu sudah ada kemajuan, ya?"

Mingyu menatap Remaja itu jengah tanpa berniat menjawab.

Remaja usil itu melanjutkan, "Dengan tingkat kekuatan seperti ini, aku bertaruh nama mu akan menjadi salah satu di daftar peringkat nanti" Mingyu merotasikan bola matanya, "Kau sedang memujiku atau apa?"

"Lalu? Apa aku terlihat sedang menghina?"

Mingyu terdiam untuk beberapa saat. "Xu Minghao, kau benar benar banyak bicara" Remaja yang tadi melempar jeruk ke arahnya ternyata adalah Minghao.

Minghao tertawa singkat, "Berkacalah Kim, Kau juga banyak bicara"

Tidak berniat menjawab, Mingyu lebih memilih untuk melanjutkan aktivitas memanah nya sampai dirinya tidak sengaja melihat seseorang yang sedang berjalan tidak jauh darinya.

Mingyu langsung berteriak, "Choi Seungcheol!"

Minghao disampingnya mencibir, "Berhentilah menganggunya. Dia itu tidak suka berteman dengan orang baru. Dia juga sangat membencimu, tapi kau mengikutinya kemana-mana. Ku beritahu ya, dia tidak akan mau menjadi teman——"

Ucapan Minghao terpotong saat tiba tiba Seungcheol berjalan dengan tatapan datar kearah mereka berdua. Seungcheol memosisikan diri dihadapan Mingyu. tatapan nya terarah kepada Mingyu lalu berucap santai, "Apa?"

Minghao melongo untuk beberapa saat. Choi Seungcheol yang dia kenal adalah tipe orang yang tidak akan memanggil ataupun mendatangi panggilan orang lain yang tidak penting. Tapi apa yang dilihatnya sekarang?

KINGDOM - GYUCHEOL Ver. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang