Setelah rasa sakitnya sedikit mereda, Eldan perlahan mencoba bangkit dari brankar tempat ia berbaring. Meski sudah diobati, perih di luka-lukanya masih terasa, membuatnya melenguh kecil sambil memegang bagian yang terluka. Efek baru siuman dari pingsannya masih menyelimuti tubuhnya, membuatnya sedikit limbung.
"Jangan bangun dulu, tiduran aja dulu. Gue obatin lagi, bentar." Hadijah bergerak cepat, membuka laci di UKS dan mengambil kotak P3K. Dengan cekatan, ia membersihkan luka Eldan, jari-jarinya yang lembut namun mantap menyentuh setiap bagian dengan hati-hati. Sementara itu, Eldan memperhatikan wajahnya. Dari jarak sedekat ini, ia baru sadar kalau Hadijah… sangat cantik.
Gue mikir apaan sih, anjir? sadar El, lo sama Ijah itu cuma teman! Eldan menegur dirinya dalam hati, berusaha mengenyahkan pikiran aneh yang tiba-tiba muncul.
Selesai mengobati luka Eldan, Hadijah mengembalikan kotak P3K ke tempatnya, lalu menoleh padanya lagi. "Masih sakit?" tanyanya lembut.
Eldan mengangguk kecil. "Sedikit," jawabnya singkat.
"Ya udah, tiduran aja dulu. Jangan dipaksa," ujar Hadijah sambil beralih ke teman-teman mereka. "Oh iya, kalian ke kelas duluan aja. Biar aku yang jaga Eldan di sini."
Maira dan Syifa saling berpandangan. Meskipun mereka tidak bicara, tampak jelas ada percikan tawa di mata mereka, seolah bisa berkomunikasi tanpa kata.
"Cieee," kata Syifa, diikuti oleh Maira yang menyahut, "Mau berdua, ya? Iya?"
Dengan senyum penuh godaan, Maira menarik tangan Dalilah, Syifa, dan Aiza. "Ayo, guys, cabut duluan!" Mereka tertawa kecil dan keluar dari UKS, meninggalkan Eldan dan Hadijah dalam suasana yang mendadak canggung.
Syifa dan Maira sialan, batin Eldan, merasa pipinya memanas.
Hadijah menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan kekhawatirannya. "Eldan, gue mau bilang... lo tuh jangan sok-sokan berantem sama Mikael. Gue khawatir sama lo, Dan. Gue nggak mau lo kenapa-napa. Lo tuh temen gue, sahabat gue." Suaranya sedikit bergetar, dan tanpa sadar, air matanya mengalir. Wajahnya tampak begitu tulus, menyiratkan betapa ia takut kehilangan Eldan.
Melihat Hadijah menangis, Eldan langsung panik. Dia merasa bersalah, takut jika sudah menyakiti hati sahabatnya ini. Perlahan, Eldan mengusap air mata Hadijah, kemudian menangkup kedua pipinya. Ia menyuruh Hadijah untuk duduk di sampingnya. Hadijah menurut, duduk di sebelahnya, sementara Eldan menyenderkan kepalanya di bahu Hadijah, merasa nyaman dalam keheningan itu.
Namun, keheningan tersebut pecah saat Hilmy tiba-tiba masuk ke UKS. Pandangannya penuh sinis saat melihat kedekatan mereka. "Kok lo mau sih sama Eldan yang petakilan dan gak jelas kayak gitu? Yang bikin Mikael, sahabat gue, babak belur? Lo mau pacaran sama psikopat, ya?" katanya dengan nada mengejek.
Hadijah langsung berdiri, tak terima dengan tuduhan Hilmy. "Lo temenan sama Eldan kan? Seharusnya lo tau kalau Eldan nggak akan nyerang duluan kalau nggak dipancing. Otak lo dipake dong! Masa ranking lo itu hasil nyontek? Eldan itu setia kawan, dia akan ngebela temannya. Kalau ada yang salah, pantas nggak buat dibela? Gak kan!"
Hilmy tampak tidak terima, wajahnya mengeras. "Tapi Maira itu emang sampah! Dia udah-"
"STOP, MY! Jangan jelek-jelekin temen gue di depan gue!" pekik Hadijah dengan mata yang melotot marah. Hilmy terdiam, terkejut melihat Hadijah yang kalem tiba-tiba bisa meledak seperti itu.
"Pergi sekarang atau gue panggil petugas PMR buat ngusir lo. Mikael juga udah sadar kan? Balik aja ke kelas!" Hadijah mengusirnya dengan tegas.
Wajah Hilmy memerah, tapi ia tetap menahan diri. "Baik, kalau itu yang lo mau. Gue pastikan lo dan geng lo bakal dijauhin teman-teman kelas. Gue sama Mikael nggak mau temenan sama lo lagi, Dan!"
Hadijah mendengus, membalas dengan penuh ketegasan, "Terserah, gue nggak peduli. Selama ini juga kita dicuekin. Jadi apa bedanya?"
Setelah Hilmy pergi, Eldan mengusap kepala Hadijah dengan lembut. "Lo keren banget, Jah. Gue salut, gue nggak nyangka lo berani kayak gitu."
Dengan senyum tipis, Hadijah berdecih, "Ya masa gue diem aja, ngelihat temen gue dihina gitu? Sakit hati, tau."
Tingkah Hadijah yang seperti itu membuat Eldan tak tahan ingin mencubit pipinya dengan gemas. Hadijah meringis, protes kecil karena cubitan Eldan agak terasa.
"Oh ya, gue tadi beliin roti sama air mineral buat lo pas lo belum siuman. Gue tau lo pasti lapar kan?" ucap Hadijah sambil menyerahkan roti dan air mineral ke Eldan.
Eldan menerima dengan senyum hangat. "Makasih ya, Ijah. Lo emang teman yang paling pengertian."
Hadijah tersenyum. "Kalau gitu, gue pamit dulu ya. Assalamualaikum." Hadijah beranjak pergi, tapi belum sempat keluar, tangan Eldan menahannya.
"Jangan pergi. Temenin gue, ya?" pinta Eldan.
"Bukannya ada petugas PMR?" ucap Hadijah bingung.
"Gue maunya ditemenin lo, Jah. Nggak mau yang lain. Please?"
Wajah Hadijah langsung merah, dia salah tingkah. "Ya udah, gue temenin."
Eldan kembali mencubit pipinya dengan gemas. "I love you." Eldan segera tersadar, buru-buru memukul bibirnya sendiri. "Eh maksudnya... makasih udah temenin gue di sini. Salah ngomong, jangan dipikirin ya!"
Hadijah tertawa melihat tingkahnya. "Hahaha, lo kalau salting tuh lucu banget, kayak kepiting rebus!"
Suara notifikasi di ponsel Eldan tiba-tiba berbunyi. Hadijah sekilas melirik, melihat pesan yang bertubi-tubi masuk dari seorang bernama Riani.
"Eldan, Riani itu siapa?" tanya Hadijah penasaran.
Eldan tersenyum lebar. "Dia sahabat kecil gue. Dulu kami tetanggaan, tapi dia pindah ke luar negeri waktu SMP. Gue sedih waktu itu, tapi ternyata dia balik lagi. Seneng banget rasanya."
Entah kenapa, ada rasa aneh di hati Hadijah. Sebuah kecemburuan kecil yang sulit dijelaskan. Namun, secepat kilat Eldan menoleh padanya dan berkata, "Tapi lo tetap di hati gue, Jah. Riani cuma sahabat gue. Jadi nggak perlu khawatir."
Senyuman manis yang ditunjukkan Eldan membuat Hadijah merasa hangat, seolah kupu-kupu mulai berterbangan di hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/374104647-288-k578927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Eldan & Hadijah
Fiksi Remaja[SEBAGIAN DARI KISAH NYATA] PARA NAMA PEMERAN DISAMARKAN❗ Hadijah, perempuan yang dijuluki ''cewek terserah' jatuh cinta pada lelaki tidak tahu diri yang bernama Eldan. Mau tau kisah selanjutnya? Baca aja