Meski Reynada telah menemukan kembali semangat untuk maju, jalan yang ia tempuh tidaklah selalu mulus. Masih ada momen-momen ketika keraguan dan rasa takut kembali menghantui dirinya.
Setiap kali melihat musisi lain tampil memukau di atas panggung, memamerkan kemampuan vokal mereka, rasa kehilangan itu kembali menggerogoti hati Reynada. Ia teringat masa lalu ketika ia masih bisa menyanyi dengan bebas, membagikan keindahan suaranya pada dunia. Kini, setiap penampilan mereka seolah mengingatkannya akan apa yang telah hilang, membuatnya bertanya-tanya, akankah orang-orang benar-benar menghargai karya musiknya, atau hanya sekadar mengasihani keadaannya?
Rasa takut itu terkadang membuat Reynada ragu untuk terus maju. Apakah tanpa suara, ia masih bisa menyampaikan emosi dan perasaan terdalam melalui lagunya? Akankah orang-orang masih bisa merasakan apa yang ia tuangkan dalam setiap lirik?
Namun, seperti malaikat pelindung, Azra selalu ada untuk menguatkannya. Suatu malam ketika mereka sedang berlatih di studio musik, Reynada membuka hatinya, berbagi tentang kekhawatiran yang menghantuinya.
Azra menatapnya dengan sorot mata lembut. "Rey, suara lo mungkin hilang, tapi hati lo masih bisa terdengar lewat setiap lirik yang lo tulis. Gue bisa ngerasain setiap emosi di lagu-lagu yang lo ciptain. Dan gue yakin, orang lain pun akan merasakannya. Jangan pernah meremehkan kekuatan kata-kata yang lo punya."
Kata-kata Azra bagaikan sinar mentari yang menerobos masuk, mengusir bayang-bayang keraguan yang menggelayuti. Reynada mulai belajar menerima keterbatasan dirinya sebagai bagian integral dari perjalanan hidupnya, bukan lagi sebagai beban yang harus disesali.
Ia menyadari, meski tak bisa lagi bernyanyi, ia masih memiliki kemampuan lain yang justru bisa menjadi kekuatan barunya. Dengan pena yang menari di atas kertas, Reynada kini dapat menuangkan emosi dan perasaannya dalam bentuk lirik yang penuh makna. Setiap bait yang tercipta menjadi nyanyian tanpa suara, namun tetap mampu menyentuh hati pendengarnya.
Perlahan tapi pasti, rasa percaya diri Reynada tumbuh kembali. Ia tak lagi merasa terbatasi oleh ketidakmampuannya bersuara. Justru, ia menemukan bahwa kekuatannya kini tersimpan dalam untaian kata-kata yang ia rajut penuh dengan hati.
Bersama Azra yang selalu memberinya dukungan, Reynada melangkah maju dengan keyakinan baru. Ia siap menghadapi segala tantangan yang menghadang, bertekad untuk menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki begitu banyak yang dapat ia berikan pada dunia.
![](https://img.wattpad.com/cover/207817911-288-k693183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI Untuk Cintaku [ PFML ]
Romance[ Poem for my love ] Suara yang selama ini menjadi jiwaku, menghilang saat aku sedang bernyanyi. Seperti dunia runtuh, segala usaha yang telah kutempuh sirna begitu saja. Kini, aku berbicara melalui jari, dalam kesepian yang mencekam. Ibuku meningga...