Ragu itu semakin menghantuiku ...
Bahkan dari tiap sisi sudut matamu ...
Selalu kutemui diriku ...Apa yang menahanmu kali ini ...
Rasa hampa menghiasi ...
Remuk redam sili berganti ...
Semoga suatu hari masih engkau anugerah tuhan yang kunanti ...
Jenuh, Mio sangat jenuh. Pulangnya dari rumah sakit ia diharuskan untuk bed rest selama 5 hari. Ditatapnya celah cahaya pada jendela itu, dera rasa sakit masih sedikit teringat. Kenangan buruk itu terlintas sejenak pada pikirannya. Pikiran Mio semakin merancu, mencoba mencari hal yang bisa dilakukan untuk menghapuskan kenangan itu. Kanvas yang 40% sudah dicat rapi itu menjadi pusat perhatiannya. Meski masih merasa lemas tubuh mungil itu berusaha keras.
Indah sekali, padahal masih separuh dari gagasan imajinasinya. Pikirannya kini mulai menderu, perkara omelan Jes kemarin, tapi hanya satu hal ini yang mampu mengisi kekosongannya. Langkah pelan tergontai itu berjalan menyusuri meja berkaryanya, disusuri semua mencari material yang membantunya menyelesaikan lukisan itu."Mulai.." suara itu mengagetkan Mio yang tengah siap menggores warna pada kanvasnya.
"Taruh ngga.. kalau ngga kubuang itu ..." jika digambarkan pemilik suara ini tengah mengeluarkan tanduk merah dikepalanya. Peralatan itu diambil paksa oleh Bible dan siap dibawa kebawah."Mas, jangan dibawa ihh....." Mio merengek sembari memegang lengan Kakaknya.
"Kamu ga bisa ya io nurut sama Mas.."
"Bisaaa.. tapi ini pameran besar Mas, Mio pingin ikut andil, bayangin Mas, nama Mio ada di tengah-tengah seniman hebat di kota 'MIO ATHENS', bayangin dulu.... pasti Mas bangga.. tolong lah Mas, sekali ini ajaa, toh itu nanti juga bakal dibantui Mas Jet.... Please Please ya Mas..." Mio mulai membuat wajah imutnya, Bible diam dan berpikir sejenak, atau sepertinya ia malah luluh dengan perkataan adiknya.
"Emang kalo nakal tuh ga ada obatnya ya... besok kalau ketemu Job, Mas mau minta resepin obat buat ngilangin nakal dan bandelnya kalo dikasih tau... yaudah kalau mau lukis tunggu Jet aja, ini bakal Mas bawa ke bawah, nanti Jet datang biar dibawa ke atas.. sekarang makan dulu terus minum obat, Mas mau lanjut bikin cookies.." Mio setuju dengan menampakkan senyum giginya itu. Bible meninggalkan kecupan manis disurai kepala Mio dan begegas kebawah membawa seluruh lukisan Mio.
"Mio sayang sama Mas Bib" ucap Mio lirih sembari melihat punggung Bible yang mulai menghilang.
.
Bible hari ini lumayan sibuk dengan banyak adonan cookiesnya itu. Pesanan membludak sebab kemarin ia close order mengingat Mio yang baru saja menginap di RS. Susunan adonan kue dalam loyang itu ditatap apik secara pelan, hingga seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Bible tersenyum manis, kekasihnya sudah kembali dari bekerja, sesekali Jes mencuri ciuman ditekuk punggu Bible yang tengah sibuk dengan adonannya.
"Sini aku bantuin ay" tanpa penolakan Bible mengangguk manja pada kekasihnya.
Saat tengah asik menikmati kegiatan membuat kue dengan topping cinta di antara mereka berdua terdengar suara berdehem dari pintu depan.
"Dari kapan kamu disitu Jet!?" suara Jes kaget melihat Jet yang berdiri bersandar pada pintu.
"Gak lama kok pak, emm.... yah sekitar 20 menit, aku gak mau rusak suasana" jawabnya dengan tengil
"Lah... ini kamu dateng aja udah rusak suasananya.." Jet memandang Jes tatapan menyeringai.
"Udah-udah ih.. sana langsung keatas Jet, ditungguin dari tadi... oh iya itu, kanvas sama cat yang disofa bawa ke atas ya.. rewel dia dari tadi mau lukis mulu, bantuin Mio ya Jet.."

KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI | Jetmio
FanfictionMakasi ya mas, udah ada di sisa hidupku, makasi udah jadi warna yang menorehkan keindahan pada kanvas putih kosong ini, semoga di semesta selanjutnya aku masih menjadi kanvas putih yang siap kau beri warna kembali ~ Mio Athen