"Mio, sayang dengerin aku ya" ucap Jet panik karena melihat Mio diam tanpa ekspresi, Fuaiz yang tiba-tiba datang sontak bingung apa yang baru saja terjadi.
Mio masih diam mematung melihat Jet dengan air mata yang mengucur deras dipipinya, ia tak tau harus berkata apa lagi, dirinya hancur, harapan yang ia bangun tentang Jet yang akan selalu ada di sampingnya hingga akhir hayatnya sekarang sudah pupus. Mio tak bisa berlari, Mio shock.
"Mio, maafin aku, Perth tiba-tiba meluk aku, sumpah aku udah coba buat menghindari itu Mio, kamu percaya kan sama aku" Jet menjelaskan itu, Fuaiz yang mendengarkan sontak naik pitam.
*Plakk...
Fuaiz menambar pipi Jet, Mio masih diam tanpa respon."sumpah gila kamu Mas Jet, aku salah juga ternyata kasih harapan besar tentang kamu ke Mio, nihil" Fuaiz marah dan mengajak Mio pergi dari sana. Jet tetap menahan Mio untuk tidak pergi dulu sampai dia mengatakan sepatah kata.
"Mio, maafin aku"
Perth yang melihatnya tersenyum tipis, dan siap untuk menyusun rencana selanjutnya. Padahal ini tadi kejadian spontan, tapi membuahkan hasil memuaskan baginya.
'selanjutnya kubikin lebih seru Dek Mio' ucapnya dalam hati..
Mio diam pandangannya masih kosong, hari ini ia sebenarnya ingin melukis, namun suasana hatinya kurang mendukung. Hingga tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamarnya tanpa izin dan berlari terengah-engah. Fuaiz pun mengikuti pria itu dan berlari dibelakangnya.
"Mio" suara pria itu, iya Jet.
"sayang, dengerin aku ya, sumpah demi tuhan aku ga ada rasa lagi sama dia, aku cuma maunya sama kamu, kita juga udah janjikan, Mio jawab aku""aku selalu percaya sama setiap ucapan kamu Mas, tapi aku rasa aku terlalu bodoh, aku juga sadar aku kurang dan sangat amat kurang untuk menjadi sempurna bagimu, aku bentar lagi mau mati Mas umurku ngga panjang, kamu juga pasti bakal buang-buang waktu kalau sama aku..." ucap Mio dengan airmata yang masih terus membasahi pipinya. Jet dan Fuaiz kaget mendengar kata 'mati' yang diucapkan oleh Mio.
"sayang aku ga suka ya sama omongan kamu barusan...jangan ngomong kaya gitu, kamu pasti sembuh...sayang.. kalau memang waktu aku terbuang buat kamu, kenapa tuhan masih ngizinin aku ketemu kamu tiap hari, semuanya ga ada yang sia sia Mio, kamu terbaik dimataku gak ada yang kurang sedikitpun.."
"hikss...hikss...tapi kamu sama diaaa hiksss...." Mio menangis sejadi jadinya sebelum sempat mengatakan apa yang ada di hatinya. Fuaiz sedikit lega karena akhirnya Mio bisa menangis tanpa perlu menahan kesedihannya itu.
"sayang, aku sama Perth udah selesai, tadi dia jelasin kenapa ngambil beasiswa itu, aku ga bisa pergi tanganku dipegang udah kutepis udah kujorokin masih aja dia kekeh dan lebih anehnya di peluk aku sayang, aku benci banget sama dia, jadi kamu jangan ada pikiran kalau aku sama dia bakal kembali kaya dulu, mustahil..." Mio mendengar semua ucapan Jet, air mata Jet pun ikut menetes, ia tak bisa kehilangan Mio, hanya Mio saat ini yang mampu memberikan warna dihidupnya.
"hikss...MASS..hikss..." Mio menghambur memeluk Jet.
"kamu janji ya .. hiks.. tolong jangan tinggalin aku lagi.. hiks...jangan bikin aku kecewa" ucap Mio sambil mengangkat jari kelingkingnya, tanpa pikir panjang Jet menautkan juga jari kelingking itu. Jet tvbnmertawa gemas dan mencubit pipi kekasihnya itu. Fuaiz mendatangi mereka dan mengelus punggu Mio sembari meneluk Mionya itu."jangan berantem lagi ya papa dan mama" ucap Fuaiz yang membuat Jet dan Mio tertawa.
"Tugas kelompok harus selesai besok, tidak ada pengecualian, kelompoknya 4 orang ya anggotanya"
suara itu kali ini membuat frustasi pra murid yang ada diruang kelas itu, tugas ini diberikan oleh Mas Jes."Mio, Aiz, sini gabung aja sama aku sama Barcode" suara nakunta menawarkan pada kedua orang yang masih bingung mencari anggota, dan disetujui karena memang kelompok lain sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI | Jetmio
Fiksi PenggemarMakasi ya mas, udah ada di sisa hidupku, makasi udah jadi warna yang menorehkan keindahan pada kanvas putih kosong ini, semoga di semesta selanjutnya aku masih menjadi kanvas putih yang siap kau beri warna kembali ~ Mio Athen