Deburuh angin laut menerpa kulit putih pria yang tengah melamun diantara sepinya malam. Memancarkan paras yang gemilang, pria itu tengah duduk dipesisir pantai dengan meneteskan darah bening di pelupuk matanya.
"dek mioo" panggil seorang pria lebih tua di belakangnya, segera mungkin mio mengusap air matanya itu, tak ingin ada seorangpun tahu bagaimana kerapuhan yang kian mendera pada dirinya.
"mas bib, kenapa? katanya tadi mau tidur kok nyusulin mio" ucap Mio dengan lekukan manis yang tersirat bibirnya.
"mana bisa aku meninggalkan adik manisku duduk diam sendirian disini, ada yang menganggu pikiranmu?" titah yang lebih tua sambil mencubit pipi adik kecilnya.
tubuh Mio menghambur memeluk Bible yang tengah duduk disampingnya sembari menyengir manja "hehe aku kangen aja sama mama papa"
Bible hanya tersenyum melihat adiknya, tak ada sepatah katapun yang akan di lontarkan dari mulutnya, hanya rengkuhan peluk yang dapat ia berikan pada Mio adik kecilnya. Hingga pelukan hangat mereka dibuyarkan oleh bau gosong yang menusuk di hidung mereka.
Petaka, mereka berlali dengan tertawa terbahak-bahak karena Bible lupa mematikan kompor saat akan membuat kopi.Kisah ini diawali dengan rumah dipesisir pantai yang hampir terbakar, Bible dan Mio hidup belasan tahun tanpa orang tua di dekat pesisir pantai, hidup dengan kecukupan dan penuh kedamaian dia antara mereka. Sang kakak seorang pengusahan cookies rumahan sedang sang adik masih ada di bangku sekolah menengah atas, meskipun begitu Mio ikut andil membantu Masnya membuat cookies dan juga menggores kanvas, ya Mio seorang seniman.
Hari demi hari Mio selalu jalani dengan kegiatan berulang yang membosankan, hanya mandi, sekolah, membantu Mas Bible, melukis dan kegiatan favoritnya, tidur.
.
.
.Pancaran panas mentari memuncak mengenai pulupuk matanya, sengaja pasti ada yang membuka gorden spiderman yang mengantung apik di jendelanya.
"DEKK..BANGUN" wah nyayian pagi yang bagus untuk Mio, suara Masnya yang tiap kali menyabutnya seperti kokokan ayam.
"emm..."
"MIOOO ..."
*tak ada jawab*
Yang dianggap ayam itupun menarik tangan Mio agar segera bangun karena sudah pukul 06.30 mepet dengan jam sekolah.
"Ayo bangun, lihat dek itu udah jam berapa, cepet mandi, mas udah bikin sarapan, nanti mas telfon Mas Jes biar kamu bareng dia aja"
Mio berjalan pergi dan segera mungkin melakukan apa yang diperintahkan Masnya, tetap dikerjakannya meski mendecak kesal.06.50
Mio sudah duduk di meja makan dengan Bible dan Mas Jes, kekasih kakaknya. Bible tetap memandangi Mio dengan wajah kesal.
"udah lah bib, jangan pasang wajah kaya gitu, mio ga takut, tapi aku yang takut" ucap Mas Jes yang menggoda Bible untuk mencairkan suasana karena Bible saat ini siap memuncakkan amarahnya.
"aku tuh heran sama mio, tumben2nan lo dia hari ini kaya gini tuh, untung aja Mas Jes guru dek, guru kamu lagi, hari ini aja ya kamu kaya gini, besok enggak lagi" celoteh Bible.
"iya mas, maaf ya mas" jawab Mio, sebenarnya ia ingin jujur dengan apa yang berubah dengan kondisinya saat ini, ada beberapa hal yang Mio rasakan tidak seperti biasanya, tapi sudahlah....
.
.Suara bel khas dari logam itu menggetarkan telinga para murid yang siap untuk berlarian mencari kegiatan, menghibur diri setelah dirundung lembaran materi belajar. Tetapi tidak untuk Mio, ia lebih senang menghabiskan waktunya untuk duduk di meja dan membuka sketchbook dengan halaman awal bergambar "spiderman" tokoh kesayangannya. Berkutat dengan pensil, buku dan imajinasinya, ia sampai tak sadar bahwa ada manusia disampingnya yang tengah memandanginya sambil menampakkan gigi putih rapinya.
"Mio, ga makan?" titah seseorang itu.
"nggak Mas Jet, aku lagi males keluar, ehh..tumben banget kesini... bikin kaget aja" jawab Mio pada Jet, Jet adalah teman kecilnya sekaligus kakak kelasnya, Jet bukan orang lain bagi Mio, ada rahasia yang Mio belum utarakan soal Mas Jetnya ini.
"makan dulu yuk Mio, temeninn" paksa Jet sembari menarik lengan kecil Mio.
"ngga deh mas, aku sebenernya bingung mas, makanya aku ga ada selera makan, jadi ...""IIOOO, FUAIZ SAMA JJ KAKAK KELAS KITA BERANTEM DIKANTIN" teriak Nakunta meminta bantuan.
Mio yang siap untuk menceritakan segalanya pada Jet tiba-tiba terhenti, mendengar info dari kawan kelasnya itu.
Tanpa babibu Mio dan Jet ikut berhamburan berlari bak dikejar setan untuk melerai sahabatnya itu,
"AAIZZ.. UDAHH" teriak Mio dibarengi dengan menarik lengan Fuaiz yang terkena cap kaki dari JJ. Tanpa di sadari saat sedang membantu melerai entah sengaja atau tidak JJ mendaratkan pukulan keras di wajah putih Mio.
*bugh...*
"MIOO" pandangan Mio pun menjadi gelap dan suara samar terdengar memanggilnya di telinganya, selanjutnya Mio tak tahu apa yang terjadi.TBC...
<3

KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI | Jetmio
Fiksi PenggemarMakasi ya mas, udah ada di sisa hidupku, makasi udah jadi warna yang menorehkan keindahan pada kanvas putih kosong ini, semoga di semesta selanjutnya aku masih menjadi kanvas putih yang siap kau beri warna kembali ~ Mio Athen