Dihari yang sama.

290 37 4
                                    


Brak

jihoon menendang pintu kelasnya cukup keras, menjelang PSBS akan banyak sekali jam kosong, jadi ia tidak perlu khawatir ada guru atau tidak.

ziwoo yang udah siap siaga mau ngomel karena tidur nya keganggu, nggak jadi, jihoon masuk kelas tanpa ekspresi sedikitpun, yah nyali dia jadi rada ciut dikit.

"JJ Lo tinggal sendiri di UKS"

bukannya menjawab, jihoon malah menatap wajah tegas milik maki, satu tetes air matanya turun.

"jangan bikin over thinking gitu dong bangke, JJ nggak kenapa-napa kan, anjing ngapain Lo tinggal sih"

langkah kaki maki yang ingin pergi menuju UKS tertahan, JJ baru saja memasuki kelas, wajahnya pucat, langkah kakinya juga sangat pelan.

"je, ngapain ke kelas, balik ke UKS aja gih, masih lemes gini badan lo"

maki benar, suhu tubuhnya nya masih panas, pusing dikepalanya juga belum menghilang, tapi ia menepis semua rasa itu, ia harus menjelaskan semuanya.

"jihoon, maki, minseo, woonhak, seungmo, seita, dogyun, Tomo, haru, Ken, lumin, eunseop, seobin, ziwoo, jihoo, gua mau minta maaf sama kalian"

sekelas udah panik, ini si JJ nggak lagi ngasih kata-kata terakhir sebelum ajal datang kan.

"minta maaf buat kesalahan yang mana je, banyak soalnya"

JJ tertawa mendengar perkataan woonhak, namun air mata malah turun dari kedua matanya, kenapa dia secengeng ini.

"gua tau kalian lagi berusaha buat ngedeketin gua sama jihoon, makasih, usaha kalian percuma, sampai kapanpun gua nggak bisa ngelepas James"

maki benci JJ yang keras kepala seperti ini, entah makhluk gaib mana yang memasuki tubuh maki, kepalan tangannya malah terangkat dan langsung terarah kepada pipi chubby milik JJ.

JJ yang emang udah lemes banget nggak bisa lagi buat nahan pukulan dari maki, tubuhnya jatuh, dan mendarat langsung dilantai, sudut bibir sebelah kirinya sedikit berdarah.

"HEH BANGSAT" jihoon pulih dari lamunannya, dia mencengkram kuat kerah baju maki menggunakan kedua tangannya, maksud dia apa coba asal tonjok begitu.

"DIA BEGO HOON"

"LO YANG BEGO" eunseop yang emang punya badan lebih tinggi dan lebih gede dari jihoon langsung narik anak itu biar ngejauh dari maki, ini kalo nggak dipisahin bisa mati dua-duanya.

"Lo kan bisa nanya dulu mek ke JJ, alasan dia nggak mau putus kenapa, jangan asal tonjok gitu" minseo ngomel sambil ngebantuin JJ buat berdiri, miris banget maki, otaknya cuman Segede sendok nyam-nyam.

selain membenci JJ yang keras kepala, maki juga sangat membenci dirinya yang sama sekali tidak bisa mengontrol emosi.

"maaf je"

Dimaafkan tapi JJ tidak berani menatap wajah tegas itu, masih ada kemarahan disana.

"Jadi alasan Lo nggak mau ngelepas James apa je"
Woonhak yang bertanya, ia penasaran, emang cowok sebrengsek James pantes buat dipertahanin.

JJ menatap wajah jihoon cukup lama sebelum menjawab, ia akan menerima apapun respon yang diberikan oleh teman sekelasnya, ia juga siap, jika teman-temannya meminta dia untuk berhenti sekolah.

jihoon memberikan anggukan, gestur bibirnya juga berungkali mengucapkan kata 'nggak apa-apa' tanpa suara.

"didalem perut ini ada anaknya James"

bukan hanya maki, satu kelas menatap tidak percaya kearah JJ, ini sangat tidak lucu jika cuman prank.

"usia kandungannya 2 bulan"

Maki Bingung harus marah atau sedih, ia gagal menepati janjinya, ia gagal melindungi JJ, ia gagal memastikan bahwa masa depan JJ akan baik-baik saja.

"Je" suara maki bergetar menahan tangis.

"gua nggak mau gugurin dia, bayi ini berhak hidup, dia nggak bersalah" JJ menangis untuk yang kesekian kalinya, matanya sudah sangat perih padahal, kepalanya juga semakin pusing.

"tolol je, bego banget Lo jadi manusia, ah bangsat, kenapa sih, kenapa Lo mau aja disetubuhi sama James, anjing banget anjing" jika bukan karena ada bayi didalam rahim JJ, minseo juga akan melayangkan pukulan, sama seperti maki.

"maaf"

"minta maaf sama diri sendiri, tai banget jadi orang" eunseop yang hanya diam mengikuti alur kejadian juga mulai terbawa arus.

"bangke banget sih je"

JJ tidak masalah dikatai oleh satu kelas, daripada didiemin, dia lebih suka seperti ini.

jihoon yang melihat tangis JJ belum juga mereda langsung memeluknya, dia sudah banyak sekali menangis hari ini.

"udah yah ngatain JJ nya, dia lagi hamil, gua nggak mau bumil yang satu ini setress gara-gara omongan kalian"

"ponakan gua harus cowok intinya, nggak mau tau" seungmo berbicara sambil terus mengusap air yang tidak berhenti turun dari matanya.

"banyak minum vitamin sama tablet tambah darah je, gua nggak mau punya ponakan stunting"
Jeje akan mengingat pesan dari jihoo, seksi keamanan yang tumben ngasih saran bener.

"berhenti ngerokok, inget Lo bawa manusia lain dalem tubuh" woonhak akan kehilangan satu teman ngududnya, tapi tak apa, kalo anak JJ gede nanti, bakal dia cekokin rokok sampe gumoh.

"nggak usah mikirin ini itu, kalo ada apa-apa kasih tau kita, nggak usah apa-apa sendiri, mandiri banget heran" seita paham kalo JJ ini nggak mau ngerepotin orang lain, tapi yah buset lah masa semua masalah diurus sendiri.

"kalo sampe gua liat batang hidung Lo di circuit, gua seret balik sih beneran" banyak hal negatif di circuit, lumin nggak mau sahabat dan keponakan nya kenapa-napa.

"Makasih masih mau Nerima gua, makasih juga udah perduli sama anak yang ada didalam perut gua, entah 2 atau 3 bulan lagi gua harus berhenti sekolah, gua sayang banget sama kalian"

masih ada yang dia takutkan, kedua orangtuanya belum mengetahui berita ini, dan James sebagai pelaku utama juga belum tau, nanti akan dia pikirkan lagi bagaimana cara memberitahu mereka.

"gua nggak akan pernah maafin James kalo dia sampe nggak mau tanggung jawab atas kehamilan Lo"

"udah atuh itu pelukannya, betah amat, kita juga pengen meluk bayi sama emaknya"

Perkataan maki tidak membuat pelukan itu terlepas, jihoon malah sengaja mempererat, ciuman juga berkali-kali ia daratkan di pucuk kepala JJ.

sawan nanti kalo bayinya dipeluk maki, begitu pikir jihoon.

__________

Semoga kalian suka 🍓🩷
Terimakasih juga buat yang udah baca 🩵🩷
Vomment nya boleh 🪿

Fuck sekebon buat hybe.

oh my Fams ( TWS X SVT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang