hal pertama yang jihoon lakuin setelah dapet sharelock dari woonhak adalah lari sekuat tenaga menuju rumahnya buat ngambil motor, bukan yang CBR, motor itumah masih di bengkel.bodoamat soal makan bareng, temennya lagi butuh bantuan, mending diomongin warga komplek gara-gara kabur dari pesta daripada harus ngeliat woonhak kesusahan.
dia berani sumpah, kalo ke-empat belas temen sekelasnya minta bantuan, pasti orang yang dia tolong pertama itu woonhak, dan yang diurutan terakhir itu maki, soalnya badan maki mah gede, apa-apa pasti bisa sendiri.
sharelock yang woonhak kasih nggak terlalu jauh sama rumahnya, tapi jarak rumah jihoon sama daerah woonhak tinggal yah lumayan.
beruntung banget jihoon, jalanan kali ini sepi, jadi dia bisa naikin kecepatan motor sesuka hati.
"jihoon" sharelock woonhak terhenti disekitar pom bensin, dan benar saja, anaknya lagi mondar-mandir nggak jelas didepan minimarket yang ada disana.
"kak Taesan"
"belum ketemu, gua udah cari keliling komplek, ke taman yang biasa kak Taesan datengin juga udah, cuman nggak ada"
ngeliat woonhak yang panik gitu kan bikin jihoon jadi reflek ikutan panik, padahal kalo nyari orang ilang itu harus tenang, soalnya kalo panik suka ada yang kelewat.
"gua takut dongmin yang nguasain raga kak Taesan"
kakak kandung woonhak memiliki gangguan mental dissociative identitiy disorder atau kepribadian ganda, ada dua raga dalam tubuhnya, pertama Taesan, pria ceria dengan senyum yang indah, kedua dongmin, pria misterius, Sangat tertutup dan memiliki obsesi bunuh diri yang sangat tinggi.
"Hilangnya sejak kapan"
"pas gua berangkat kerja masih aman, Kak Taesan bahkan meluk gua Hoon, cuman pas pulang dia udah nggak ada, dan Lo tau, foto-foto didinding banyak yang jatoh dan ada satu serpihan kaca yang ada noda darahnya"
kalo gitu sih jihoon juga panik beneran, ini kalo mereka telat bisa abis nyawa kakaknya woonhak.
"mending sekarang kita mulai nyari kak Taesan, udah buru"
Motor jihoon melesat pergi, jika disekitar komplek woonhak tinggal tidak ada, bisa jadi kak Taesan kabur ke komplek sebelahnya, atau sebelahnya lagi, yang intinya pasti belum jauh, itupun kalo kak Taesan nya jalan, kira-kira begitu isi pikiran jihoon.
"Kemarin-kemarin kak Taesan sering kambuh nggak"
"Hah"
"anying nggak pake helm padahal, KEMARIN-KEMARIN KAK TAESAN SERING KAMBUH NGGAK BUDEG"
woonhak terdiam, beberapa hari kemarin dongmin sempat menguasai raga Taesan, tapi tidak pernah lama.
"Hoon gua baru inget, beberapa hari lalu dongmin sering ada, nggak lama, dia cuman bilang jatuh berulang kali, abis itu ilang lagi"
"jembatan sekitaran sini ada dimana dah"
"jembatan" woonhak bingung
"jatuh yang dongmin maksud mungkin bunuh diri dengan cara menjatuhkan tubuh, apalagi tuh kalo bukan dari atas jembatan, kalo dari atas gedung nggak mungkin boleh masuk juga sama penjaganya dan kalo dari atas pohon mana mungkin mati, keseleo doang paling"
Jembatan dengan aliran sungai deras hanya ada satu di daerah mereka tinggal.
"Hoon jembatan kali gede"
jihoon melupakan tempat itu, padahal kali gede adalah tempat favorit teman sekelasnya untuk nongkrong, anginnya adem, baso dideket situ juga murah, enak lagi.