UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
TYPO BERTEBARAN
HAPPY READING
•••
Terdengar langkah kaki menuju ruangan kantor Alhadeed Ekmek. Seseorang memasukinya dengan mengendap-endap ke ruangan itu. Ia mencari sesuatu di laci itu.
Di bukanya semua laci olehnya. Dan... akhirnya, sesuatu yang ia cari pun ketemu. Ia tersenyum puas, ia pun memasukkan barang itu ke dalam saku di mantelnya.
Disaat ia hendak pergi dari sana. Ia malah berjumpa dengan Syaikhah Sumayya di tempat penyimpanan bahan bahan.
"Nisha? sedang apa kau disini?" tanya Sumayya sembari tersenyum rekah pada Nisha.
Nisha mengerjap.
Semoga dia tak melihatnya - batin Nisha.
"Saya—" ia menatap Sumayya ragu.
"Bahan-bahannya sudah habis. Jadi, saya kemari untuk mengambilnya."
Sumayya mengangguk paham. Ia kemudian meninggalkannya sendirian disana.
Nisha akhirnya menghela napas lega. "Hufftt, aku kira ini akan gagal."
Ia pun perhi meninggalkan Alhadeed Ekmek. Ia pergi disaat jam kerja, jika hal ini di dengar oleh Hanna, pasti ia akan di pecat saat itu juga.
Nisha akhirnya sampai rumahnya. Ia langsung menyimpan uang itu di dalam tas hitamnya di lemari. Setelah semuanya terasa aman, ia pun duduk santai sembari menonton televisi. Ia melupakan pekerjaannya di Toko roti Asrama.
Seseorang membuka pintu rumah itu. Sontak saja Nisha langsung berdiri dan menghadap pintu itu.
"Kau disini, aku pikir kau masih bekerja." ucap Nizar.
Nisha menghampiri nizar, membantunya melepaskan jas nya.
"Ya, aku pulang sebentar." ucapnya sembari menggantung jas itu.
"Aku lelah sekali hari ini. Tolong buatkan aku kopi. Gulanya sedikit saja, 'ya?" ucap Nizar sembari melepaskan sepatunya.
Nizar pun duduk di sofa itu. Ia bersandar pada dinding sofanya.
"Baiklah. Akan segera kubuatkan, Nizar sayang." sahutnya sembari menuju dapur.
"Aku tidak punya uang, berhentu bersikap manis." ungkap Nizar.
Nizar tahu jika, Nisha bersikap manis pasti ada maunya.
Dari dapur, ia mendengar ucapan Nizar. Ia memutar bola matanya malas.
"Jangan menilaiku begitu."
"Aku memang cinta uang tapi, aku lebih mencintai suamiku." tuturnya.
Nisha meletakkan kopi itu di meja. Ia ikut duduk di sofa itu, di depan Nizar.
Nizar bangun, ia meraih gelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siyah Güller [REVISI]
Random[TRAILER SIYAH GÜLLER On Instagram @hawrawattpad ] cerita ini berlatar belakang di Turki. "Pernikahan ini tidak didasari oleh rasa cinta. Maaf, jika sebelumnya aku mengecewakanmu." Zehra termenung. Sakit. Jadi seperti ini rasanya tidak dianggap...