Siyah Güller - 11

133 87 9
                                    

UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

TYPO BERTEBARAN.

HAPPY READING...


•••

Malam ini menjadi malam yang benar benar sunyi dan dingin. hanya terdengar desisan angin yang melintas di wajah gadis itu.

Zehra, gadis itu tengah berdiri dibalkon depan kamarnya. matanya menatap pada lingkungan Asrama, pikirannya menerawang pada masa lalu dan hatinya menangis.

Ia memejamkan matanya.

"Kita berbeda Zehra..." lirih remaja laki laki itu.

"Ayahmu tidak suka pada pertemanan kita!" ucapnya dengan penuh penekanan.

Gadis itu mengernyitkan dahinya.

"Kau muslim dan aku bukan. makanya ayahmu melarangku untuk berbicara denganmu!"

"Kita beda! dari segi manapun kita itu berbeda!" tegas remaja itu.

Mendengarnya membuat Gadis itu kesal. ia lebih memilih pergi meninggalkan temannya itu sendirian

Zehra membuka matanya.

"Andai Kau tahu, jika aku mencintaimu."

Ia berjalan menuju kamarnya lalu membuka lemarinya. ia mengambil sebuah tas hitam miliknya. ia lalu mencari sesuatu didalam tas itu.

Zehra tertegun melihat hijab berwarna hijau itu. di ambilnya hijab itu, lalu dipegangnya erat erat.

"Kemarin, Aku dan Azra pergi ke toko butik." ucap remaja laki-laki itu.

"Kau dan Azra?" tanya Zehra sedikit tak percaya.

Remaja laki laki itu mengangguk cepat.

"Azra mengajakku ke butik. dia membeli sebuah baju untuk hadiah ulang tahun Ibunya. kau tahu?, ibunya sangat baik. bahkan keluarga azra sangat baik padaku. makanya aku nyaman bersamanya." jelasnya.

Zehra menatap tak peduli pada remaja itu.

"Lalu apa tujuanmu datang kemari, Yüsel?" ujar zehra malas.

"Jika ayahku tahu, kau akan diusir dari sini."

Remaja itu, Yüsel. ia mengambil sesuatu dari dalam paperbag yang sedari tadi dipegangnya itu.

Zehra mengernyit, "Apa ini?"

"Aku tidak tahu apa namanya. tapi, Benda ini sama seperti yang kau pakai di kepalamu itu." jawab Yüsel bingung.

Zehra tertawa kecil. "Hijab?"

Yüsel mengangguk cepat, "Iya. ambillah, aku menghadiahkannya untukmu."

Zehra mengulum senyumnya, "Terimakasih." ia menerimanya.

"Sama-sama. kalau begitu, aku pergi dulu. Selamün aleyküm." ia pergi sembari melambaikan tangan pada Zehra.

"Aleyküm." Zehra tersenyum.

Tak disangka air mata Zehra jatuh mengenai hijab itu.

"Ternyata jalan Kita berbeda..."

"Aku Menikah, dengan Orang yang jauh lebih tua dariku. dan Kami tidak saling mengenal. bahkan setiap kali bersama Dengannya aku merasa canggung."

"Bagaimana—"

Siyah Güller [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang