Siyah Güller - 19

62 18 18
                                    

UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

TYPO BERTEBARAN

HAPPY READING


Play Mulmed
(The way of the tears
by Muhammad Al muqit)


•••


Zehra turun dari lantai atas kamarnya dengan pakaian yang rapi. Sementara di ruang tamu, ada Ali yang tengah duduk sambil membaca sebuah buku.

Ia berpura-pura tidak melihat Ali. Ia menuruni anak tangga itu sembari menggaruk keningnya, agar matanya tak melihat sosok Ali.

Ali meliriknya dari sudut matanya.

Dia bahkan tak membangunkan aku untuk sahur. Beruntungnya aku masih bisa melaksanakan Shalat Subuh. – batin Zehra.

Seolah mengerti dengan apa yang barusan Zehra ucapkan di dalam hatinya, Ali kemudian meliriknya lagi.

"Aku tak membangunkanmu sahur karena, aku juga kesiangan akibat kejadian semalam." ucapnya tanpa melihat ke arah Gadis itu.

Zehra menghentikan langkahnya. Ia mulai berpikir, apa maksud dari ucapan Syaikh Ali ini, pikir Zehra.

Karena penasaran, akhirnya Zehra berbalik dan mencoba bertanya.

Tapi kemudian ia tersadar kembali, ia masih marah pada Ali. Ia tak mau mengajaknya berbicara duluan. Syaikh Ali harus meminta maaf terlebih dahulu padanya.

Zehra duduk di sofa ruang keluarga dekat perapian, sedang Ali duduk di sofa ruang tamu.

"Kau ini kenapa Zehra, Akhir-akhir ini kau mencoba menghindar dariku dan tidak berbicara padaku." ucapnya seraya menatap Gadis itu.

Zehra sibuk dengan sendirinya, ia tengah menulis beberapa pelajaran yang akan ia ajarkan nanti pada anak-anak Asrama.

Ali menatap tajam pada Zehra, ia lalu meletakkan tangan kanannya di dada kirinya.

"Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Mereka berdua bertemu, tapi yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam."

Zehra pura-pura tak peduli tapi ia masih mendengarkan ucapan Ali, ia bahkan meletakkan tangan kanannya di dada kirinya juga saat Hadist itu mulai di baca oleh Ali.

"Sebenarnya ada apa, Zehra? kau bisa berbagi masalahmu jika kau memang punya masalah."

"Mengapa kau peduli padaku? kau 'kan sudah punya perempuan lain."
ucapnya tanpa melihat wajah Ali.

Ali menutup bukunya dan beralih menatap Gadis itu.

"Perempuan mana yang kau maksud?"

Allah, Allah... Apa Perempuanmu itu sangat banyak sampai Dia sendiri tidak ingat yang mana. – batin Zehra.

"Zehra?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Siyah Güller [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang