Hani mengetukkan jarinya di meja kerja. Matanya menatap Lief dengan tajam. Susah payah Hani menghindari pria itu sejak pagi namun hasilnya Lief malah mengusulkan dirinya untuk memantau penjualan makanan beku perusahaan di supermarket yang terletak didekat SMA mereka dulu. Jika Hani pergi sendiri mungkin ia akan bersiap biasa saja tapi beda halnya jika ia harus pergi bersama dengan Lief.
" Kenapa aku harus pergi berdua dengannya? " Rutuk Hani dalam hati. Mengingat hal kemarin pasti mereka akan canggung jika berdua saja.
Hani mendorong kursinya sedikit ke meja Kiara, " Kiara, kamu ingin pergi menggantikanku? " Tanya Hani memohon.
Kiara langsung tersenyum sambil mengangguk, " Tentu saja aku mau. " Jawab Kiara menatap Lief malu.
" Aku akan serahkan filenya nanti, kabari aku jika kamu akan pergi. Terimakasih. " Hani tersenyum kecil lalu mendorong kembali kursinya ke meja kerjanya. Hani menatap monitor sambil tersenyum. Hal yang tidak disadari oleh Hani adalah Lief yang diam-diam menatapnya.
✨
" Apa??!! Kamu tidak bisa? " Kiara mengangguk lalu mendekapkan kedua tangannya di dada.
" Aku ditawari pergi dinas keluar kota dengan Pak Kevin. " Kiara tersenyum lebar.
" Tapi, bukankah kau suka dengan Lief? Baru kemarin kau cemburu denganku? " Tanya Hani tidak percaya.
" Memang benar, tapi aku lebih suka dengan Pak Kevin. Dia tipe idealku. " Kiara balik menatap Hani tajam, " Jadi, jangan harap kau juga merebut Pak Kevin. " Kiara melambaikan tangannya acuh. Hani menatap punggung Kiara tidak percaya.
" Bagaimana bisa hatinya bisa berubah secepat itu. " Hani mengacak rambutnya frustasi, " Sepertinya nasib sialku akan dimulai. "
" Kita pergi sekarang. " Ujar Lief yang tiba-tiba muncul didepan Hani.
" Pergi? " Hani melirik jam tangannya. " Masih satu jam lagi untuk pergi. Lagipula tempatnya dekat sini. "
" Ada peninjauan di kafe dekat supermarket juga. Jadi sebaiknya kita pergi sekarang. " Hani mengangguk paham lalu mengikuti langkah Lief dari belakang. " Lalu, sebaiknya kamu perbaiki rambutmu nanti. " Lief menunjuk pantulan Hani di pintu kaca.
Hani menatap arah yang ditunjuk oleh Lief. Mata Hani melebar kaget, " Karena kamu lah aku sekarang seperti ini. " Bathin Hani mengepalkan tangannya menahan kesal.
Di dalam mobil, Hani dengan cepat memperbaiki tampilannya. " Wah, Honey sudah kembali cantik. " Ejek Lief.
Hani memutar matanya, " Jangan panggil itu. Aku sudah bilang kemarin, jangan ajak bicara selain urusan pekerjaan. "
Lief tersenyum kecil, " Baiklah, kita lihat sejauh mana kamu akan menghindariku. "
Hani mengangkat alisnya bingung, " Apa maksudmu, eeh...kita keluar jalur. Kenapa kamu berbelok? Supermarket didepan sana. " Hani menunjuk jalan yang terlewati oleh Lief.
Lief tersenyum, " Masih ada satu jam lagi. "
Hani melebarkan matanya menatap Lief, " Aku bisa gila jika terus bersamamu. "
Liet menatap Hani sebentar, " Itu bagus. Lebih baik jika kamu tergila-gila padaku seperti dulu. "
" Bukankah sudah kubilang, permasalahan selain pekerjaan dilarang untuk dibicarakan. " Geram Hani.
" Baiklah. " Jawab Lief singkat menahan senyum.
✨
" Pantai? Kenapa kita kesini? " Tanya Hani turun dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First and The Last
RomanceJika diingat lagi, masa-masa jatuh cinta pertama kali itu sangat memalukan namun semuanya serba pertama kali yang selalu membuat jantung berdetak cepat tapi memberikan adiksi yang membahagiakan. Hani Carlsson tahun ini akan menginjak usia 30 tahun...