Rossie menghela nafas pelan sambil menutup matanya lalu meraih tangan Hani, " Kita harus cepat pergi dari sini. "
Hani mengekor dibelakang Rossie namun tangan Kevin dengan cepat menahan tangan Rossie, " Bisakah kita bicara sebentar. "
Hani langsung menepis tangan Kevin, " Sebelumnya maaf saya bersikap lancang kepada Anda tapi sepertinya sahabat saya tidak ingin berbicara dengan Anda. "
Kevin menyeringai, " Apa kau berani melawan atasanmu? "
Hani berusaha melebarkan matanya agar terlihat sangar, " Jika Anda pandai menghitung setidaknya Anda tahu sekarang sudah diluar jam kerja. Saat jam kerja mungkin Anda memang atasan tapi tidak dengan sekarang. "
Andra mendekat dan menepuk pundak Kevin, " Maafkan temanku ini ya Hani. Dia memang pria yang sangat kaku. Meskipun begitu niatnya hanya ingin berbicara berdua dengan sahabatmu. Bolehkan? Jika kamu ragu, kita bisa menyuruh mereka berbicara di jarak yang masih bisa terlihat olehmu. "
Rossie menatap Hani lalu mengangguk meyakinkan sahabatnya, " Tidak apa-apa Hani, aku akan berbicara disana dengannya sebentar. "
Belum sempat Rossie dan Kevin berbicara, Gea yang datang bersama dengan Bara bersorak dengan bahagia, " Waah!!! Ada Pak Kevin dan juga Pak Andra. " Gea langsung memasang wajah senyum manis. " Ini pasti hari keberuntungan Gea karena bertemu dengan atasan yang sangat Gea kagumi. "
Mulut Hani tergangga tidak percaya mendengar ucapan Gea, " Apa kamu sedang sakit? Kenapa berlaku dan berbicara sok manis begitu? " Bisik Hani.
Gea menyikut perut Hani pelan, " Karena kita bertemu bersama disini bagaimana jika kita makan malam bersama? " Tanya Gea dengan senyum lebar.
" Kamu berdua tidak bisa. Karena sudah ada janji. " Hani mengalungkan tangannya di tangan Rossie.
Gea mendekat kearah Hani, " Kak Hani, ayo ikut kita. Suasana akan canggung jika kamu tidak ada. Apa kakak tidak menyadari tatapan Pak Andra yang tertarik padamu. Jika kamu menolak, makan malam ini akan batal. " Gea menatap Hani dengan tatapan penuh harap.
Rossie melepaskan tangan Hani pelan, " Kamu pergi saja lagipula ini acara antar karyawan disini. Aku akan kerumah ibuku saja malam ini. "
" Ibumu masih dalam perjalanan dinas, Rochiez. " Bisik Hani. " Kita pergi berdua saja. Aku tidak ikut. "
" Jangan sungkan, ayo bergabung bersama kita semua. " Kevin meraih tangan Rossie cepat.
" Eeh..mau kau bawa kemana sahabatku!! " Teriak Hani yang langsung ditenangkan oleh Bara.
" Kenapa malah berbicara seperti itu pada Pak Kevin, kau tidak ingin lagi penaikan pangkat? " Tegur Bara.
Hani mengedikkan bahunya, " Terserah mau naik pangkat atau tidak saat ini aku hanya ingin mematahkan kakinya. " Hani mengepalkan tangannya erat.
" Eeh, Pak Lief. Anda ingin bergabung dengan kami? " Sapa Gea pada Lief yang baru datang.
Hani menoleh ke samping, matanya bertatapan dengan pandangan Lief yang tertuju padanya. " Bolehkah aku ikut? " Tanya Lief sambil terus menatap Hani.
" Tentu saja boleh. " Jawab Gea dan Bara bersamaan. " Ayo Pak. " Gea dan Bara berjalan lebih dulu meninggalkan Hani dan Lief yang saling berpandangan. Diikuti oleh Andra yang tersenyum sinis menatap Lief sebelum menyusul yang lainnya.
" Kenapa kamu ingin ikut acara seperti ini? Seingatku kamu sangat tidak suka berkumpul dengan orang banyak dalam waktu yang lama. " Tanya Hani bingung.
Lief mengedikkan bahunya, " Ingin saja. " Lief berjalan lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First and The Last
RomansaJika diingat lagi, masa-masa jatuh cinta pertama kali itu sangat memalukan namun semuanya serba pertama kali yang selalu membuat jantung berdetak cepat tapi memberikan adiksi yang membahagiakan. Hani Carlsson tahun ini akan menginjak usia 30 tahun...