Bab 8 Kebodohan

21 4 0
                                    

"Maafkan aku Xena... Ketahuilah, cintaku untukmu selalu sebesar ini. Beri aku kesempatan, aku akan berjuang memperbaiki semuanya."

Jonathan memohon dengan sepenuh hati, seolah ketakutannya akan kehilangan Xena lebih besar dari segalanya. Wajahnya menunjukkan ketulusan yang mendalam, penuh dengan harapan dan kekhawatiran. Dengan suara yang bergetar, ia berusaha meyakinkan Xena seolah cintanya begitu dalam--sedalam samudera.

Sementara Xena tertegun, jantungnya berdegup kencang saat mendengar kata cinta meluncur dari bibir Jonathan. Ini adalah pertama kalinya ia mendengar Jonathan mengungkapkan perasaannya dengan begitu jujur, tanpa tirai kebohongan atau keraguan. Tak pernah terlintas di benaknya bahwa momen ini akan terjadi hari ini, di tengah jalinan hubungan mereka yang sudah terlanjur kusut dan penuh luka.

"Ijinkan aku yang mengantarmu pulang," ucap Jonathan lirih.

"Gak perlu! Biar aku sama Ken aja!" sahutnya lemah.

Jonathan menangkup pipi Xena dengan lembut namun tegas. "Aku yang akan mengantarmu," bisiknya, kali ini tak menyisakan ruang untuk penolakan. Mata mereka bertaut, seolah ada bahasa rahasia di antara tatapan itu, menyuarakan betapa besar cinta yang mereka rasakan, namun tak bisa mereka miliki. Cinta yang terbelenggu oleh perbedaan kasta serta kekuasaan yang membentang. Terpaksa mereka sembunyikan rasa itu, terlindung di balik sikap dingin yang mencoba menyamarkan kepedihan. Dengan ketegaran yang rapuh, Jonathan menarik Xena menuju mobil.

"Ken, aku pakek mobilmu!" ujar Jonathan.

Kenzo mengangguk, lalu melempar kunci mobil tersebut pada jonathan.

"Jo, jaga Xena dengan baik! Jangan kecewain kita lagi."

Jonathan mengangguk pelan, memahami pesan yang tersembunyi di balik kata-kata sahabatnya. Dengan lembut, ia membukakan pintu untuk Xena, menuntunnya masuk ke dalam mobil, seolah menjaga agar setiap gerak Xena tetap dalam kehangatan perlindungannya. Tangannya dengan hati-hati menahan kepala Xena, melindunginya dari benturan atap mobil. Xena tertegun, terjebak dalam tatapan Jonathan yang begitu dalam--dan seketika, hatinya berkecamuk. Cinta dan kebencian beradu di dalam jiwanya, perasaan yang begitu rumit dan sulit dijabarkan, namun tak mampu dihindarinya.

Di sepanjang jalan, Xena hanya membuang muka, menolak menatap Jonathan bahkan sekilas. Hatinya terlalu terluka, dan kehadiran Jonathan seolah kian menambah perih di hatinya.

Sementara itu, Jonathan memanfaatkan tiap detik keheningan ini, menanti momen yang sudah lama ia impikan--kesempatan untuk berdua dengannya secara pribadi, sejak kejadian pemerkosaan lima bulan lalu yang di lakukannya.

Jonathan menyalakan audio mobil, dia memilih sebuah lagu berjudul All Of Me dari John Legend.

Xena terhanyut dalam melodi yang mengalun, lagu favorit yang selalu menemani mereka di kala sunyi. Setiap lirik dari lagu itu seakan menyihirnya, membawa kenangan saat ia dan Jonathan tenggelam dalam kebersamaan. Kini, matanya menatap lembut ke arah Jonathan, seolah ingin menyampaikan makna dari setiap lirik yang bergema, mengungkapkan kebenaran yang selama ini terpendam di balik kata-kata.

Sementara tatapan Jonathan terus fokus menyetir, perlahan tangan kirinya merambat seperti angin lembut hingga menyentuh pangkuan Xena, merengkuh jemarinya dalam kehangatan. Xena menahan napas, menatap Jonathan dengan sorot mata yang sarat akan cinta, seakan melukiskan pesan tak terucap bahwa hatinya telah terpaut sama dalamnya.

Xena Love Hate Reletionship 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang