Bab 13 Perpisahan

11 2 0
                                    

Di suatu malam yang sunyi saat perjalanan pulang, Jonathan dikejutkan oleh sosok tak dikenal yang tiba-tiba berdiri di tengah jalan, menghalangi laju mobilnya. Seorang pria paruh baya, bertubuh tegap, dengan wajah misterius tersembunyi di balik bayang-bayang pakaian hitam yang dikenakannya.

Jonathan menekan rem dengan kuat, menghentikan mobilnya. Dari dalam, ia mencoba melihat lebih jelas, namun wajah pria itu hanya tampak samar, tergurat bayangan dari sorotan lampu mobil yang memantul di kegelapan. Rasa penasaran mengguncangnya. Tanpa pikir panjang, ia keluar dari mobil, berusaha memahami maksud pria tersebut berdiri di hadapannya.

Dengan pandangan tajam, Jonathan memicingkan mata, mencoba menggali ingatan--siapakah pria ini, yang berdiri bagai sosok asing namun seolah memanggil kenangan lama?

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya pria tersebut.

Tak lama, Jonathan berhasil mengingatnya. "Om Cakra? Apa bener anda Om Cakra--ayah Xena?"

"Iya, saya Cakra..." sahutnya tegas dan dingin.

"Om Cakra apa kabar? Sudah terlalu lama gak ketemu, saya pangling, melihat Om Cakra dengan penampilan seperti ini."

Cakra Mahesa Raga, ia telah berubah, berbeda jauh dari sosok yang dulu dikenali Jonathan. Sekitar setahun yang lalu, Cakra masih terlihat berantakan--dengan penampilan yang lusuh. Kebiasaannya adalah mengonsumsi minuman keras, dan sering melakukan kekerasan terhadap Xena. Karena itulah Jonathan memutuskan membawa Xena untuk tinggal bersamanya.

Kini, Cakra tampil jauh lebih rapi. Ia tak lagi tampak seperti seseorang yang tak punya apa-apa; justru, penampilannya kini lebih menyerupai seorang bos mafia. Perubahan itu membuat Jonathan hampir tidak mengenali sosoknya lagi.

"Aku baik, ayo ikut sebentar..."

Dia mengajak Jonathan untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Tinggalkan Xena secepatnya..." perintahnya dingin. 

Jonathan terkejut, hatinya kembali hancur. Kini, bukan hanya ayahnya yang menentang bubungannya dengan Xena tetapi juga ayah Xena. Harapannya untuk bisa bersama Xena terasa semakin jauh dan sulit untuk digapai.

"Tapi kenapa Om? Om Cakra tau kan, saya sama Xena sudah lama berteman. Dan kini kami saling jatuh cinta. Apa yang membuat Om Cakra menentang kami?"

"Kamu dan Xena tidak mungkin bersama. Kamu tau itu kan? Terlalu jauh berbedaan di antara kalian. Sudah cukup Xena menderita sejak kecil, itu gara-gara Papamu. Sekarang aku tak kan membiarkan Alan kembali menyakitinya."

"Om Cakra kenal Papa?"

"Kita dulu berteman, tapi dia tidak tau aku ayah Xena," jelas Cakra mencoba mengingat masa lalunya. "Sebenarnya, aku bukan ayah kandung Xena. Dia adalah anak korban pembunuhan. Dan kamu tau siapa dalangnya? Papamu..."

"Papa?" Jonathan shock, matanya membelalak dan mulai berkaca-kaca. "Mana mungkin Papa sampai bisa melakukan itu?"

"Papamu bisa melakukan apa saja untuk memuaskan keserakahannya. Dia mampu melakukan apapun, termasuk untuk menghilangkan nyawa Xena."

"Enggak, itu gak boleh terjadi Om."

"Jadi aku minta, jauhilah Xena. Sekuat apapun dia, tidak akan bisa melawan kekuasaan Papamu."

Air mata Jonathan kini menetes, ia tak sanggup lagi menahan gejolak dalam jiwanya. Ia merasa tak punya harapan lagi untuk bisa bersatu dengan Xena.

"Aku sengaja mengusirnya, untuk menjaga keselamatannya. Tak di sangka, dia malah semakin dekat dengan pembunuh orang tuanya," imbuh Cakra.

"Apa yang harus saya lakukan Om. Saya sudah berusaha untuk menahan perasaan ini sejak dulu. Tapi semakin hari, perasaan saya justu semakin bertambah."

"Jo, Xena juga menyukaimu, kan? Aku rasa, dia sama sakitnya seperti kamu. Tapi ini demi keselamatannya. Papamu sudah semakin menggila. Kamu gak mau kan, kehilangan Xena selamanya?"

Xena Love Hate Reletionship 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang