20 - 🐬

1.3K 119 50
                                    

happy reading sweetie











Pukul 11 malam, Samuel berdiri dibalkon kamarnya menikmati udara malam hari seraya memejamkan matanya.

Ia sedikit bosan sekarang, bayinya sudah tertidur pulas, anak dan keponakannya juga sudah dikamar masing masing.

Daddy dan kedua kakaknya sedang di ruang kerja Jevan membahas sesuatu, ia juga berada disana dan masuk ke kamarnya karena Jovan yang terus menjahilinya, niatnya ingin tidur namun rasa kantuk belum menghampirinya.

Teringat sesuatu, ia berjalan masuk dan mengambil sesuatu dinakas samping tempat tidurnya, ia mengambil satu benda kecil panjang beserta pematiknya dan kembali keluar.

"jika lihat kak Jevan, sepertinya dia sangat menikmati benda ini" gumamnya seraya meneliti benda itu.

"apa aku coba? selama ini Daddy dan kakak melarangku" ucap nya sedikit kesal.

Ia menyalakan pematik itu dan menempelkannya diujung benda tersebut. Ia mengingat cara Jevan menggunakan benda itu dan perlahan mencobanya.

"eumm uhhuk" ia terbatuk sedikit kala pertama kali menghisap rokok itu. Ya, Samuel mengambil sebatang rokok yang ia simpan diam diam dinakas nya.

"tidak buruk" ucapnya dan kembali menghisapnya. Tersenyum tipis kala ia mengeluarkan asap rokok itu dari mulutnya.

"ini enak, pantas saja kak Jevan selalu merokok" gumamnya pada diri sendiri.

Ia menikmati acara merokok pertamanya dengan tenang. Sesekali terbatuk kecil tersedak asapnya.

"lihatlah adik kecil kalian sudah berani mencoba benda itu" ucap Javier yang sedari tadi memangku laptop.

Jevan dan Jovan kompak mendekat kearah sang Daddy dan melihat sebuah rekaman cctv di laptopnya.

"ah dia sudah berani rupanya" Jovan menyeringai lebar.

"dan adik kecilku sangat menikmatinya dad" tambah Jevan.

"parahnya lagi little boy Daddy berani menyimpannya tanpa sepengetahuan kita" ucap Javier.

Javier berdiri dan melangkah menuju kamar putra bungsunya diikuti Jevan dan Jovan.

Samuel menatap nanar rokok yang hampir habis itu, ia ingin mengambilnya lagi dan kembali masuk ke kamarnya.

Namun saat ia berbalik, matanya membola terkejut melihat kedua kakak dan daddy-nya berdiri tegap dipintu balkonnya.

Samuel menelan ludahnya kasar, dirinya berpikir apakah mereka melihat ia merokok? jika ia habislah riwayatnya.

"s-sedang apa d-daddy dan kakak disini?" tanya nya gugup, ia berusaha tetap memperlihatkan wajah tenangnya.

"tak apa, Daddy hanya ingin melihat putra bungsu Daddy" jawab Javier.

"enak hm?" pertanyaan Jevan membuat Samuel sedikit terkejut.

"a-apanya yang enak kak?" tanya Samuel.

"merokok" bisikan Jovan membuat Samuel merinding seketika. bahaya sekali dirinya.

"sudah berani mencobanya son?" tanya Javier seraya bersedekap dada.

"ti-tidak Daddy, a-aku tidak merokok" jawabnya meyakinkan.

"perlu Daddy perlihatkan buktinya?" balas Javier seraya menatap Samuel datar. Samuel meringis, lupa jika dibalkon kamarnya terdapat cctv.

 El and Jerganio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang