PART 12

41 2 0
                                    

"Gue gak punya orang tua. Gue yatim piatu!"


"Maaf nak, istri saya ini memang selalu seperti ini jika mendengar nama yang sama dengan anak kami yang sudah meninggal. Meskipun,saya juga merasakan apa yang dirasakan istri saya. Kamu sangat mirip dengan almarhum anak saya."jelas Arsen.

What? Jadi mereka bukan orang tua kandungnya kah, mana udah percaya diri banget lagi.

"Mama sama papa ngapain sih? Baik-baik aja kan orang yang papa tabrak? Gak ketabrak juga kan?"pemuda tampan turun dari mobil Arsen, Raka Serna Elnandra.

"Kenapa mama nangis? Dia mati?"tanya pemuda lain, Arta Ferzian Elnandra. Wajahnya sangat tampan, tubuh nya tinggi, kulitnya sangat putih. Astra melihat pemuda itu, mirip!.

"Dia Astra?"tanya  si sulung Elnandra, Attar Calvio Elnandra. Tak kalah tampan dari saudaranya.

"Tapi kenapa kenal gue?"batin Astra menatap  Attar jengah.

"Papa bilang tetap di dalam mobil, kenapa kalian keluar?"tegas sang papa.

"Kok  dia mirip aku Pa?tapi, dia hitam sih,"Astra memejamkan matanya mendengar ucapan Arta. Dia tidak akan seperti ini jika, mereka tidak menjualnya.

"Pa, dia Astra kan?"tanya si sulung. Hanya  Attar yang mengetahui tentang sang adik, bahkan Arta tidak tau jika dirinya mempunyai saudara kembar.

Arsen menutupi semua tentang Astra, mereka taunya Astra itu Meninggal, dan Arta taunya Astra itu adiknya bukan saudara kembar nya. Hanya, Attar dan Anggita yang tau, kalo Astra itu di ambil oleh orang lain, sebagai imbalannya Keluarga mereka akan kaya lagi. Attar yang masih labil tentunya tidak mengerti. Tapi, setelah mengerti dia tetap tutup mulut. Sekarang Astra dihadapannya, wajah itu sangat mirip dengan Arta.

"Jahat! Gak punya hati! Bener dong mereka keluarga gue, mereka kenal gue"batin Astra memaki semua orang dihadapannya.

"Mas udah cukup! Dia anak kita mas,"lirih Anggi, di depannya ini pasti anaknya.

"Anak kita sudah meninggal Ma! Kamu jangan gini dong!Kalo perlu kita tes DNA sekarang biar kamu percaya!"

"Dia anak aku! Aku akan bawa dia pulang!"

Astra meneteskan air matanya, sungguh inikah hidupnya. Andai, Tala masih hidup mungkin dirinya tidak akan seperti ini.

"Papa sama mama jangan berantem disini, kita bicarakan baik-baik di rumah,"ajak si bungsu,Raka.

Setelah perdebatan panjang, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Membawa Astra, kenapa Astra ikut? Bukannya dia tadi menolak. Entah lah melihat Anggi yang memohon dengan nya agar ikut pulang membuat nya tak tega.

Sesampainya di rumah, keluarga Elnandra berkumpul di ruang tamu.

"Apakah benar saya bagian keluarga ini?"tanya Astra pelan.

"Belum tentu, kita akan melakukan tes DNA. Meskipun, kamu mirip dengan Arta anak saya tapi, tidak bisa membuktikan bahwa kamu anak saya,"jelas Arsen.

"Yaelah, semua orang di sini juga tau saya mirip sama anak anda  ! Dasar anda nya aja yang gak mau ngakuin saya,"kesal Astra.

"Bukan seperti itu, bagaimana jika kamu bukan anak saya."

"Oke terserah."

Astra menghela nafas panjang, apakah mereka bukan keluarga kandungnya.

"Pa jelasin! Apa dia Astra? Dia mirip aku, Pa. Kata papa dia udah gak ada,"Arta meminta penjelasan dari Arsen.

"Dia bukan Astra!"

ASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang