Awww Astra balik lagi nih
Kiw kiw:)•
•
•Masih sangat pagi sekali seorang pemuda terusik dari tidurnya yang pulas. Astra mengerjapkan kedua matanya, lalu termenung menatap kosong langit-langit kamar.
"Kalo ternyata gue bukan anak kandung mereka gimana?, gue di sini karena, gue gak tau harus kemana kalo gak di sini. Maaf karena egois, tapi gue mirip sama anak mereka kok. Apa gue pergi aja ya? Ah,jangan deh orang gue mirip sama anak nya."monolog Astra. Bangun dari tidurnya harus di awali dengan pikiran negatif terhadap hidupnya sendiri.
"Bangun tidur malah langsung mikir,"batin Astra bingung.
Setelah nyawa terkumpul Astra beranjak dari kasur nya menuju kamar mandi. Astra keluar kamar nya, melihat para pekerja sedang melakukan pekerjaan mereka. Kemudian, Astra melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Selamat pagi tuan muda, apakah tuan muda membutuhkan sesuatu?"tanya seorang pelayan perempuan dengan sopan.
"Emm, mau minum boleh ?"jawab Astra yang masih belum terbiasa dengan suasana di sini.
"Boleh tuan muda, silahkan anda duduk dahulu! Saya akan mengambilkan air untuk tuan muda." Astra menganggukkan kepalanya, tak lama pelayan itu kembali memberikan air minum pada Astra.
"Makasih Buk,"ucap Astra.
"Panggil saya bibi saja tuan muda,"punya pelayan itu. Astra hanya menanggapi perkataan pelayan itu dengan senyuman tentunya kepalanya mengangguk.
"Ini gak papa kan kalo gue dipanggil tuan muda?"pikir Astra.
"Eh anak pungut udah bangun,"celetuk Arta yang terlihat menuruni anak tangga, berjalan menuju dimana Astra duduk.
"Enak ya, tinggal di rumah mewah kayak gini?"tanya Arta dengan suara mengejek.
"Enak lah! Yang gak enak kan di jual orang tua sendiri,"jawab Astra dengan santai.
"Heran deh sama tingkat kepedean Lo ! Gue yakin papa sama mama gue itu Nerima Lo, bukan karena mereka yakin kalo, Lo emang anak mereka. Tapi lebih ke kasian sih!"sinis Arta.
"Gak nanya tuh."
"Lo pasti orang jahat yang operasi plastik biar muka Lo mirip gue terus Lo mau hancurin kelurga gue kan?"tuduh Arta secara terang-terangan,tanpa menghiraukan jawaban Astra.
"Makan aja susah, gimana mau operasi plastik."
"Alasan klasik. Ck.. Lo denger meskipun Lo emang beneran anak papa sama mama, gue gak akan Sudi anggap Lo sebagai saudara kembar gue. Gue bakal buat Lo gak betah di rumah ini, dan Lo pergi deh dari sini,"jelas Arta panjang lebar.
"Oke gue tunggu."
"Cih gaya Lo kampungan kayak gini gak cocok di keluarga Elnandra."
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya arta meninggalkan Astra sendirian yang masih sibuk dengan pemikiran nya.
"Dia pikir gue udah Nerima dia kali. Gue juga punya hati, anak mana yang maafin orang tua nya dengan mudah setelah apa yang dilakukan mereka. Keterlaluan menurut gue."pikir Astra.
Lamunan Astra buyar ketika suara sang mama menyadarkan nya.
"Loh anak mama udah bangun, rajin banget sih,"ucap Anggi menghampiri Astra dan mencium kedua pipi nya.
Astra tersenyum hangat, seperti inikah rasanya kasih sayang seorang ibu kandungnya?."Kamu mau minum susu?"tanya Anggita.
"Boleh?"Anggita menganggukkan kepalanya.
"Emm Ma, sebelum nya Astra mau kasih ini liontin kalung ini mungkin salah satu bukti kalo aku anak mama,"ucap Astra ragu sembari mengulurkan tangannya memberi sebuah liontin kalung yang terdapat nama Astra dan Arta.
Anggita mengambil liontin itu, menatap lekat liontin limited edition yang memang di desain khusus untuk Astra dan Arta.
"Tanpa kamu berikan ini, mama udah percaya kalo kamu anak mama sayang,"Anggita mengusap kepala Astra dengan penuh kasih sayang.
"Makasih Ma, emm tapi kalungnya gak ada Ma. Soalnya Astra udah jual,"jelas Astra ragu takut jika Mama nya marah.
"Dijual? Kenapa?"
"Karena, buat bantu ayah lunasin hutangnya. Masa ayah lagi susah aku gak bantuin ayah. Makanya aku jual kalung nya meskipun gak seberapa tapi bisa bantu ayah kok. Gak papa kan Ma? Kasihan ayah di gebukin terus."
"Ya meskipun setelah itu ayah yang gebukin mereka."lanjutnya dalam hati.
Anggita menatap sendu Astra, Anggita merasa orang tua paling buruk . Astra harus hidup dengan beban pikiran yang berat, ekonomi yang sulit membuat dirinya harus ikut mencari solusi masalah ekonomi keluarga nya.
"Gak papa kok, mama malah bangga sama kamu, mama buatkan susu dulu. Oh ya kamu mau sarapan pakai apa? Mama akan memasakkan makanan kesukaan kamu."
"Emm kalo boleh sih aku mau balado udang Ma, aku suka banget balado udang. Dulu kalo mau makan itu susah banget, karena ayah gak punya uang buat beli udang."lagi dan lagi hati Anggita sakit mendengar cerita sang anak. Anggita segera melangkah kan kakinya untuk membuat kan susu.
Astra tersenyum lebar hingga menunjukkan deretan gigi nya. Sangat senang jika memang akan memakan makanan favorit nya itu.
"Gue dramatis banget gak sih? Gue berlebihan gak ya ceritain itu. Tapi enggak papa lah kapan lagi gue bisa makan balado udang, setidaknya gue gak nyesel kalo emang di usir dari sini. Kan gue udah nyobain balado udang setelah sekian lamanya hehe,"batin Astra.
•
•
•Emm haii apa kabar, setelah sekian purnama akhirnya Astra kembali lagi nihh...
Hehe maaf loo aku sibuk:)
kalian sehat-sehat yaa aku doain semoga bahagia selaluu yaaa..Emm bye bye♡ everyone semoga suka cerita Astra yaww..
....🍓🍓🍤 🍤....
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA
Teen Fiction"Untuk hari ini Lo puasa aja, sama kakak Lo juga. Gue gak dapet uang hari ini." ✩✩✩ "Mau gue bicara apapun tentang Astra dia tetep bukan anak kandung gue." ✩✩✩ "Kamu itu dijual sama orang tua kandung kamu!" _