PART 8

61 5 0
                                    

Seorang pemuda memandang jalanan yang sepi, dengan modal nekat pastinya dia berada ditengah kota besar ini. Ya, pemuda itu adalah Astra.  Dengan dibaluti Hodie hitam dan celana jeans selutut berwarna abu-abu, Astra berjalan menyusuri sepinya jalanan ketika malam hari.

Bagaimana Astra bisa sampai sini? Jelas karena, Danu yang memberi uang. Meskipun hanya cukup membawa nya ke kota juga makan dirinya beberapa hari ke depan sebelum menemukan kediaman keluarga nya. Namun, Astra sudah sangat bersyukur Ayahnya masih peduli terhadapnya.

Flashback

Malam yang dingin menemani Astra yang tertidur di pos desa, yang biasa digunakan para warga berkumpul hanya sekedar hiburan atau pun lainnya.
Tubuhnya yang kurus meringkuk mencari titik kehangatan yang bisa menemani tidurnya .

"Asa bangun."

Astra menggeliat ketika seseorang memanggil namanya. Astra mengerjabkan kedua matanya. Danu orang yang pertama kali ia lihat.

"Ayah?" Astra memastikan bahwa dihadapannya adalah Danu ayahnya. Astra berharap sang ayah akan membawa nya pulang kerumah.

"Kenapa belum pergi dari desa ini?"

Deg

Harapannya hancur. Bukan pertanyaan ini yang dia harapkan, ia berharap sang ayah menanyakan kondisi nya saat ini. Namun, harapan itu pupus sudah.

"Astra gak punya uang yah."

"Nih! Lo pergi dari sini besok! Awas kalo masih disini!" Danu menyodorkan beberapa lembar uang pada Astra. Perlahan air mata Astra meluruh, apakah Danu sangat membenci Astra.

"Ayah benci banget ya, sama Astra?" lirih Astra, melontar kan pernyataan.

"Kalo gue jawab iya, Lo bakal pergi kan?"mendengar ucapan sang ayah Astra mengangguk ragu, meskipun berat.

"Oke, gue benci Lo pake banget."

"Besok Astra pergi kok yah. Maaf kalo Astra banyak salah sama Ayah. Makasih loh udah kasih uang buat ongkos hehe," Astra tersenyum disela-sela tangisannya. Menyedikan sekali dia.

"Ok, gue pergi."Danu melenggang pergi meninggalkan Astra yang kalut dengan pikirannya.

"Njir, serius anak sebaik gue diginiin?" tanya Astra entah pada siapa.

"Mending turu, besok kita otw ke jakarta."

Astra melanjutkan tidurnya, dan menunggu esok hari yang akan menjadi perjalanan hidup nya.

Flashback off



Astra duduk di trotoar jalan guna mengistirahatkan kakinya yang pegal setelah menyusuri jalan dari stasiun.

"Capek banget, mana laper lagi." Astra melihat gedung-gedung menjulang tinggi dihadapannya malam yang gelap menambah kesan indahnya gedung-gedung yang dihiasi oleh lampu-lampunya itu.

"udah tengah malem gini mana ada ojek yang mau nganterin ke rumah orang tua gue."

Sebelum ia turun dari bus dia sempat bertanya jam berapa saat ini, jadi dia tau kalo sekarang sudah tengah malam.

ASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang