17: Sayang Abang

25 5 0
                                    

"Tama!" Panggil Leon dan Juan.

"Eh kalian! Kenapa manggil gue?" Tanya Tama.

"Lo udah PR fisika belum?" Ucap Juan dengan muka memelas.

"Udah, lo berdua belum?" Tama melihat reaksi Juan dan Leo yang menggeleng. "Ya udah, liat punya gue aja." Tama berjalan menuju kelas dan disusul oleh Juan dan Leon.

Juan dan Leon menyalin PR milik Tama. Keduanya sering sekali seperti itu, tapi Tama tidak merasa kesal ataupun marah. Karena baginya Juan dan Leon adalah dua sahabat terbaiknya. Mereka sering membantu Tama, makanya Tama tidak segan-segan membantu mereka.

"Lain kali kerjain PR kalian sendiri. Gue gak bisa selalu ada disamping kalian buat nyontekin PR." Ucap Tama yang melihat kedua sahabatnya sedang terburu-buru menyalin PR.

"Ya elah, Tama. Iya-iya nanti gue coba kerjain sendiri." Leon masih sibuk menyalin PR nya.

"Tau lo, kayak mau pergi kemana aja." Celetuk Juan.

"Ya kan gak ada yang tau masa depan, bisa aja kita nanti gak satu sekolah lagi, gak ketemu lagi bahkan." Jawab Tama sekenanya.

"Gak satu sekolah gimana? Emang lo ada niatan pindah sekolah?" Leon menutup bukunya, ia sudah selesai menyalin PR nya.

"Gak ada sih," Tama menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Malam ini nongkrong yuk, ke cafe tempat biasa." Ajak Juan.

"Gak bisa, gue mau jemput Gandy sama Pram di rumah temennya nanti." Jawab Tama.

"Malem-malem? Tumben mereka keluar malem?" Leon mengembalikan buku Tama.

"Iya, katanya ada kerja kelompok yang kemungkinan sampai malam. Udah izin sih sama nyokap bokap, katanya boleh asal nanti gue yang jemput." Tama menerima bukunya.

"Lo jemput mereka bareng supir gitu?" Juan mengernyitkan alisnya.

"Gue jemput sendiri pake mobil," Tama memperhatikan kedua sahabatnya itu yang saling tatap dengan pandangan aneh. "Gini-gini gue bisa bawa mobil! Jangan ngeremehin gue, lo pada!" Titah Tama yang mendapat anggukkan dari Juan dan Leon.

"Ya udah kalo gitu, sambil lo nunggu adek-adek lo pulang mending nongkrong bareng kita?" Usul Juan.

"Nah iya tuh! Ayolah Tama, udah SMA kita nih, gapapa nongkrong malem." Bujuk Leon.

Tama terdiam sebentar, "Oke, nanti gue ke cafe." Final Tama.

¤¤¤

"Abang, adek, nanti kalau udah selesai telfon kak Tama ya? Kakak nunggu kalian pulang sambil nongkrong sama Leon dan Juan ditempat biasa." Tama mengelus pucuk kepala adiknya.

"Kenapa gak supir aja yang jemput kita? Kasian kak Tama pasti capek." Ucap Pram yang dianggukkan oleh Gandy.

"Supir kita hari ini harus pulang cepet, soalnya istrinya mau cek kandungan. Lagian kakak gak capek kok, pokoknya kalian nanti harus telfon kakak kalau udah selesai," Tama menjelaskan.

"Kan bisa naik ojol aja kak, gak per-"

"Ayah sama Bunda udah nyuruh kakak buat jagain kalian, udah ya abang sama adek nurut kata kakak." Tama memeluk kedua adiknya. "Kakak sayang sama kalian."

"Abang juga sayang kak Tama,"

"Adek juga!"

Keluarga PraharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang