11. Stalker Handal

20 11 0
                                    

Rupanya menjadi stalker handal tidak butuh latihan--setidaknya untuk sekadar mencari sebuah akun. Tepat setelah aku mendapat kabar Aka pergi jalan dengan wanita lain, rasa penasaran tidak bisa dibendung. Aku langsung membuka blokir pada akunnya. Untung saja salah satu akun Aka ditujukan untuk publik--bukan akun privat. Oleh karena itu, aku bisa segera mencari tahu semua hal di media sosialnya.

Mulai dari sorotan, unggahan, dan story tidak ada yang aneh. Padahal Aka baru jalan-jalan kemarin sehingga bukan tidak mungkin kalau unggahannya masih ada hari ini. Karena itu menemukan apa pun pada beranda akunnya, aku mulai menelusuri pengikutnya.

Terdapat 579 pengikut dan kebanyakan adalah perempuan. Rasanya tidak mungkin kalau aku harus mengecek satu per satu akun. Namun, rupanya rasa penasaranku mengalahkan semua ketidakmungkinan tersebut. Aku mencari akun--dari pengikut Aka--yang memiliki lingkaran berwarna merah pada akunnya, menandakan masih terdapat story unggahan yang aktif.

Setidaknya butuh sekitar empat jam sampai aku menemukan satu akun yang paling kucurigai. Akun tersebut mengunggah foto tempat wisata di Solo yang kemarin dikunjungi Hari--ada dalam video. Caption dalam foto tersenyum hanyalah sebuah emotikon senyum.

Aku menghela napas kasar dan meletakkan ponsel sembarang tempat. Mataku terasa lelah harus melihat ponsel berjam-jam. Untuk saat ini, aku masih belum tahu kebenarannya sehingga memilih mengabaikan akun tersebut. Aku hanya perlu mengingat namanya dan mengeceknya lagi besok. Padahal harusnya sudah selesai. Aku tidak lagi memiliki hubungan dengan Aka. Namun, rasanya masih sulit menerima kenyataan Aka secepat ini berpaling ke wanita lain. Dalam posisi terlentang dengan mata tertutup, aku jadi mengingat saat-saat aku belum bersama Aka.

**

"Can, serius, deh. Dengerin aku. Aka tuh bukan cowok setia. Dia udah ganti cewek berapa kali dan prosesnya juga cepet. Cewek yang sebelum kamu aja baru dua bulan kemarin, 'kan? Aku takut kamu cuma jadi pelampian aja atau jadi salah satu cewek yang cuma dimainin Aka." Saat itu salah satu temanku yang berkuliah di Solo dan cukup tau mengenai Aka memberikan nasihat. Namun, aku yang terlanjur suka memilih mengabaikan ucapan tersebut.

Aka memang terkenal sering berganti-ganti pasangan. Aku tahu betul fakta tersebut. Namun, perlakuan Aka yang selalu perhatian membuatku tidak bisa apa-apa, kecuali jatuh cinta.

"Dek, besok jangan minta putus, ya. Kakak enggak suka sama orang yang minta putus gara-gara hal sepele."

"Dek, kayaknya bisa, ya, dua tiga tahun lagi?"

Sialnya ucapan manis Aka yang hanya beberapa detik itu melekat di ingatanku hingga saat ini.

**

Aku terbangun dengan posisi tubuh meringkuk dan air mata sudah mengalir. Kepalaku sedikit pening. Mungkin karena seharian ini membantu penelitian teman atau justru karena pikiran tentang Aka yang tidak mau enyah. Jam menunjukkan pukul 11 malam, aku mengambil botol air minum dan ponsel.

Rupanya aku lupa mengeluarkan aplikasi Insta dari ponsel sehingga layar menunjukkan profil beranda akun yang kucurigai pacar baru Aka. Lingkarang profilnya berwarna merah. Tanpa ragu, aku segera membuat unggahan story-nya yang baru dibuat tersebut.

Hampir saja aku tersedak air setelah melihat video Aka sedang tertawa muncul di layar. Tanganku tanpa sadar meremas botol minum yang isinya tinggal setengah. Rupanya benar terbukti, Aka sudah memiliki perempuan lain ketika hubungan kami baru berakhir satu bulan ini. Saat aku masih kesulitan membiasakan diri tanpa dirinya, ia justru sudah membiasakan diri dengan perempuan lain. Rasanya nyeri. Semua ucapannya soal masih memiliki perasaan sayang padaku membuatku jadi kesal. Perasaanku jadi bercampur aduk, antara kesal, marah, kecewa, miris, dan sedih. Namun, lagi-lagi yang bisa kulakukan saat ini adalah menangis.

Aku menangis lagi malam itu, membiarkan air mata tumpah tanpa aku tahan. Aku tidak peduli jika besok harus membantu penelitian temanku serta menemui dosen untuk fiks naskah skripsi dan menentukan jadwal sidang. Aku tidak tahu lagi bagaimana penampilanku besok setelah menangis semalaman seperti ini. Aku hanya tidak bisa menahannya lagi. Rasanya sakit menyadari kalau ucapan Aka selama ini hanyalah kebohongan.

Aku jadi menyalahkan diri. Sudah menyukai Aka, memberikan kode padanya, dan menerima permintaannya menjalin hubungan. Aku jadi menyalahkan diriku yang sudah jatuh cinta padahal sudah banyak peringatan yang kuterima sebelumnya.

Namun, daripada semua itu ....

Aku lebih menyesal menjadi orang yang hanya lalu bagi Aka. Aku menyesal tidak bisa berperan menjadi kekasih impian Aka, sedangkan aku selalu menganggapnya impianku. Air mataku tidak bisa berhenti meskipun sudah aku tahan susah payah.

Aku salah apa, Kak? Kak Aka bahkan enggak jelasin. Aku enggak secantik Anaina--nama akun tersebut--ya, Kak? Padahal Kak Aka sering muji aku, bilang cantik, manis ... itu juga bohong, ya, Kak?

Bahkan ucapan Kak Aka yang bilang sayang ke aku, itu juga bohong, ya? Semuanya bohong, ya, Kak? Kak Aka ... beneran enggak bisa sama Cantika, ya?

**

"Kamu abis nangis lagi, ya, Can?" tanya Sani tepat sasaran.

Padahal aku sudah menggunakan kacamata untuk menutupi mata sembab, tetapi Sani yang biasanya tidak peka rupanya tidak bisa tertipu hari ini. Aku hanya menyengir lebar, kemudian mendorong bahunya memasuki sebuah Sekolah Dasar (SD). "Udah, nanti aja, San. Kita fokus ke penelitianmu dulu."

Benar, hari ini aku membantu penelitian Sani di salah satu SD di Sleman. Gadis itu melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian edukasi gizi menggunakan cerita pendek kepada siswa kelas 6 SD. Aku harus fokus. Selama bersama teman-teman, aku harus menyisihkan semua hal tentang Aka. Meskipun bertekad kuat seperti itu, ternyata tetap sulit. Terlebih dalam setiap kesempatan, Sani, Aira, dan Angel selalu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padaku.

**
😭😭😭
Maaf kalau alurnya ke sana ke sini huhuh
Btw novelku Tunggu Aku Putus terbit😭🙏
Besok udah mulai preorderrrr, ayo beli skskks
Cek cek akun instagramku infinityran_ dan penebitnya kyssakatabooks🤩🙏

(No) Life After BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang