A Few Years Ago – Jakarta
Orang kaya memilki caranya sendiri untuk merayakan sesuatu, itu yang mereka bilang.
Well, kalimat itu tidak sepenuhnya salah, karena kini Evelyn berada di tengah-tengah sebuah masquerade party untuk merayakan hari jadi seorang konglomerat nomor satu di negeri ini.
Kiara memaksa dirinya untuk datang ke pesta ini. Tentu saja dengan atau tanpa persetujuan Evelyn, ia akan tetap diseret sahabatnya itu untuk datang menemani.
Jika Andrea tahu Evelyn ada di sini, kakaknya itu pasti akan mengomel berjam-jam nonstop.
Bukan apa-apa, tapi sudah menjadi rahasia umum di kalangan sosialita Ibu Kota jika keluarga Adhitama dan Langham berada dalam posisi perang dingin selama hampir satu dekade.
Sang penyelenggara pesta, Benjamin Adhitama, sebenarnya sudah mengirimkan undangan untuk Langham—tentu saja sebagai basa-basi dan formalitas.
Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, Langham tidak akan mengirimkan perwakilan—bahkan hanya untuk datang mengisi buku tamu dan pulang. Pihak mereka biasanya hanya akan membalas dengan ucapan terima kasih dan karangan bunga.
Evelyn berdecak pelan saat menyadari dirinya tersesat di mansion milik Adhitama. Perempuan itu mulanya hanya ingin menepi sebentar di taman belakang yang sedari tadi mencuri perhatiannya.
Sialnya, seperti biasa, Evelyn kehilangan arah dan lupa jalan keluar.
Kini ia terjebak di....entah, lah, ruang santai? Satu hal yang Evelyn tahu, ruangan ini jarang dikunjungi, bahkan oleh penghuninya. Letaknya yang berada di paling belakang mansion, menjadi ruangan terakhir sebelum menuju taman belakang.
"Fuck," Evelyn mengumpat karena ponselnya tidak memiliki sinyal.
Bagaimana bisa rumah sebesar ini tidak mendapatkan satupun jaringan sinyal, sih?!
"Do you even love me?"
Sayup-sayup Evelyn mendengar seseorang sedang berjalan ke arahnya. Dari apa yang Evelyn dengar, sepertinya sang pemilik suara terdengar marah.
"Bisa, gak, kamu stop bahas ini?"
Perempuan berambut hitam itu mengernyit, suara yang didengarnya semakin dekat. Ia harus buru-buru pergi dari sini jika tidak ingin dicurigai.
Ah, tunggu dulu, bagaimana cara Evelyn keluar sementara ia tidak tahu dimana arah jalan keluar?!
Double fuck.
Evelyn mengumpat dalam hatinya. Tanpa berpikir panjang, perempuan itu langsung berlari menuju sisi lain ruangan, bersembunyi dibalik dinding pembatas.
"Do you even care with me?" suaranya terdengar parau.
"For fuck's sake, Agatha! Gue harus gimana supaya lo percaya?" tak lama terdengar balasan frustasi dari sisi lain.
Evelyn mengernyit, tunggu dulu, ia sepertinya mengenal suara perempuan yang sedari tadi terdengar. Ditambah lagi nama itu....Agatha?
KAMU SEDANG MEMBACA
enchanted, enchanting
Romance❝I wanna get it right this time, 'cause you always on my mind❞ Setelah pertemuannya dengan Evelyn pada 'kencan buta' pada malam itu, Cakra merasa hidupnya akan jungkir balik dalam waktu dekat. Cakra seharusnya tidak punya waktu untuk mempedulikan se...