13: Guilty Pleasure

72 24 20
                                    

⚠️ SPICY CONTENT WARNING ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ SPICY CONTENT WARNING ⚠️

Ranjang melesak ketika Cakra naik dan mengunci tubuh mungil perempuan di bawah kungkungannya. Napas Cakra naik turun tidak beraturan. Ia sudah tidak bisa membendung perasaan membuncah yang ia rasakan.

Tangan besar Cakra terulur untuk menyentuh pipi perempuan di bawahnya, kemudian mengusapnya pelan. Cakra bersumpah, ia bisa merasakan jantung miliknya berdebar sangat kuat hingga nyaris meledak.

Jarak mereka sangat dekat, begitu dekat bahkan Cakra bisa merasakan suara napas perempuan itu yang sama tak beraturannya dengan dirinya.

Ini seperti mimpi. Cakra tidak pernah sekalipun terbayang akan hal seperti ini.

Perempuan di bawah kungkungan Cakra terlihat tersenyum seduktif, kemudian mengulurkan tangannya pada tengkuk Cakra dan menariknya mendekat.

"Kiss me," bisiknya pelan.

Cakra menggeram.

Itulah batasnya.

Batas yang tak lama lagi akan hilang dan membuat semuanya menjadi semakin rumit.

Cakra menunduk, menyapukan bibirnya di atas bibir perempuan itu pelan. Mata mereka terpejam, sama-sama ingin menikmati momen mendebarkan ini yang perlahan membuat mereka berdua kehilangan akal.

Cakra kembali menggeram ketika merasakan jemari lentik yang meremas rambutnya pelan. Cakra memperdalam ciumannya, melahap bibir yang sejak pertemuan pertama mereka mencuri perhatiannya itu dengan rakus.

Kemudian Cakra berhenti, melepas pagutan mereka dan menatap perempuan di bawahnya itu dengan tatapan penuh gairah.

Persetan dengan hari esok.

Persetan dengan kekacauan yang akan terjadi jika mereka bersikeras melakukan hal ini.

"You asked this first. Promise me you won't regret it."

Perempuan itu mengangguk, "I won't."



━─━────༺༻────━─━



"Cantik," bisik Cakra pelan. Ia duduk di tepi ranjang, mengamati sosok cantik di depannya dengan tatapan kagum.

"Did I tell you that you're so pretty tonight?"

Cakra tidak bisa mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari perempuan di hadapannya yang sedang menurunkan mini dress birunya dengan seduktif.

Perempuan itu kemudian terkekeh, "I know. Gue tahu, kok, kalau gue cantik."

"Stop," Cakra mencegah tangan mungil yang hendak melepaskan dalaman yang menutupi tubuh cantiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

enchanted, enchantingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang