Bab 18

448 43 8
                                    

"Hahah! lucu banget Christy" Muthe mengambil sebingkai foto, lalu ia bersihkan. "kenapa ga di pajang aja sih?"

Gadis itu tengah asik membersihkan gudang sana, tanpa sengaja ia menemukan foto masa kecil kekasihnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu tengah asik membersihkan gudang sana, tanpa sengaja ia menemukan foto masa kecil kekasihnya itu. Gemas sekali.

Setelah selesai dengan masalah debu-debu an, ia bangkit berdiri sambil membawa bingkai foto tadi. Rencananya, ingin ia pajang saja di kamar milik kekasihnya.

"nah, ginikan bagus" Muthe meletakkan bingkai tersebut ke meja samping tempat tidur Christy, lalu berjalan mundur. Memandangi kamarnya yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"udah jam berapa? kok dia masih belum pulang?" Muthe melirik ke jam dinding di kamar itu. Jam 6 sore, seketika mata gadis itu terbelalak kaget.

Dengan gelisah ia dengan cepat mengambil hp nya, menghubungi Christy, tak apalah suprise nya gagal. Yang penting, ia tau keadaannya sekarang. Tanpa basa-basi, jari nya langsung menekan tombol call.

Sial! kenapa tidak aktif?  "Christyy, kamu dimana?" Gumam Muthe takut, beberapa kali ia coba kirimkan pesan dan ia spam dengan beribu-ribu call, tapi hasil nya masih saja sama. Tidak aktif.

Muthe menarik nafasnya dalam-dalam, coba menenangkan diri. "Huft, mungkin pergi nongkrong.."  Meski ia sebenarnya sangat ragu, tapi ia memilih untuk tidak usah berpikir macem-macem dulu.

Sambil menenangkan diri, ia berjalan ke arah dapur, memasak sesuatu disana. Ia khawatir jika Christy belum makan dari pagi.

°*°*°*

"Akhirnya sampeeee!" Christy bergumam senang, ia akhirnya sampai juga ke perkarangan halaman kos-an ini. Dengan semangat, ia berjalan menaiki anak tangga, dan menghampiri kamarnya. Ah, ia sangat tak sabar merebahkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya itu.

Tak lama, sampai lah dia di depan pintu. Christy mengerutkan keningnya bingung, kenapa pintunya terbuka sedikit? dan hey, kenapa ada sepatu Orang disini?  Eh, tidak, ia bercanda saja. Ia tau pemilik sepatu nya adalah Muthe, berpacaran kurang lebih 3 tahun, tak mungkin bukan jika ia tak hapal?

Tapi.. mengapa ia datang kemari? Jujur Christy masih kesal dan cemburu dengan kejadian tadi siang, di tambah dengan ia yang tersesat. Pokoknya, ia harus bersikap tegas kali ini!

Christy mendorong pintu itu dengan perlahan, lalu ia masuk kedalam. Aroma makanan langsung menyambut indra penciumannya, rasanya ia ingin langsung lari ke dapur dan mengambil sebakul nasi.

Ia berjalan mendekati dapur dengan langkah pelan namun pasti, tangannya mengepal erat. Dalam pikirannya, ia mencoba merancang kata-kata tegas yang harus ia ucapkan. “Pokoknya, kali ini, gue harus kasih paham” gumamnya pada diri sendiri, meski hatinya berdebar hebat. Suara tumisan di dapur terdengar jelas, semakin membuatnya yakin Muthe memang ada di sana.

Ketika sampai, Christy mengintip sedikit dari ambang pintu, ia dapat melihat Muthe yang baru saja selesai masak dan sedang memindahkan lauk nya ke piring. Ah, kenapa gadis itu sangat hafal dengannya? Ia melihat Capcay sayur yang sudah siap, cukup untuk membuatnya menelan liur.

Luka Yang Tercipta (ChrisMuth) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang