Bunyi sentuhan tuts-tuts piano mengalun dengan Indah di halaman belakang. Kemudian di susul dengan nyanyian selamat ulang tahun, Anna dari arah belakang berjalan. Di tangannya terdapat sebuah kue ulang tahun yang di hias dengan sangat cantik. Di atasnya ada lilin dengan angka delapan belas yang sudah menyala.
Dia meletakkan kuenya di atas meja berhadapan langsung dengan Namira yang posisi duduknya ada di paling tengah. Meja ini berbentuk lingkaran jadi semua orang bisa langsung berhadapan satu sama lain.
Anna berdiri di belakang Namira, sedikit membungkuk. Membisikkan sesuatu ke gadis itu "Selamat ulang tahun Putri kecil mommy, sekarang tiup lilinnya dan buat permohonan"
Namira menangkupkan kedua tangannya di dada, perlahan memejamkan kedua matanya "Tuhan terimakasih atas setiap nafas yang telah kau berikan kepadaku. Jika waktuku sudah tidak lama lagi. Hanya satu hal yang aku pinta, buatlah orang-orang yang paling aku sayangi bahagia. Terutama untuk papah, aku harap dia akan di keliling orang yang akan menjaganya nanti ketika aku sudah tidak ada di sampingnya"
Namira membuka matanya kembali, kemudian dia mencondongkan tubuhnya sedikit, menipu lilin dengan angka delapan belas itu. Setelah api padam gemuruh tepuk tangan mengiringinya.
"HAPPY BIRTHDAY RARAAAA" Olivia berteriak yang pertama kalinya.
"Selamat ulang tahun Ra"
"Selamat nambah umur Ra, cantik banget sih malem ini"
"Cie, yang umurnya udah legal sekarang"
"Selamat ulang tahun ya sayang"
Ucapan-ucapan selamat itu terus mengalir kepadanya.
"Ayo Ra, potong kuenya"
Namira tersenyum, tangannya meraih pisau roti yang cukup panjang. Dia memotongnya dengan sangat perlahan dan hati-hati. Meletakkan potongan kue itu di piring kecil. Semua orang kini menembak-nebak siapa yang akan mendapatkan potongan kue pertama Namira, jika orang-orang yang mengenal Namira dari dulu mereka pasti tau siapa orangnya. Itu tidak lain adalah Galen, siapa lagi jika bukan dia.
Di setiap ulang tahunya, pasti Namira akan memberikan potongan kue pertamanya pada Galen. Itu membuat semua orang merasa cemburu kepada lelaki itu. Berharap mereka yang akan mendapatkannya. Tapi mungkin tebakan mereka kali ini salah besar.
Namira bukan memberikan kue itu pada Galen yang duduk di sebelah kirinya, melainkan kepada Arthur yang duduk di sebelah kanannya. Ini membuat semua orang cukup terkejut, begitupun dengan Arthur sendiri. Dia tidak menyangka akan mendapatkan potongan kue pertama Namira. Ini adalah pertama kalinya, dia sangat terharu sampai matanya berkaca-kaca.
"Terimakasih sayang" Dia sedikit bekeser mencondongkan tubuhnya ke arah Namira, mengecup kening putrinya itu lama "Selamat ulang tahun Putri kecil papah" Arthur meletakan kembali kue itu di atas meja. Dia mengambil sebuah kotak tidak terlalu besar. Memberikannya kepada Namira "Coba kamu buka"
Namira menyimpannya di pangkuannya, dia membuka tutup kotak kado itu. Dan sedikit tersentak melihat apa yang ada di dalamnya. Pandangnya berbalik lagi ke arah papahnya. Arthur tersenyum dan mengangguk.
Namira mengambilnya dan meletakkannya di atas meja. Itu adalah sebuah kotak musik berwarna pastel. Kotak musik ini memang tidak terlalu mahal, tapi sangat berarti untuk Namira. Mamahnya memberikan kotak musik ini ketika dia kecil. Tapi sayang waktu itu dia tidak sengaja merusaknya. Makan dari itu di selalu memajangnya. Tanpa bisa di gunakan lagi. Dia tidak menyangka papahnya akan memperbaiki kotak musik ini.
Ketika membukanya keluar alunan nada yang lembut, dengan ballerina yang berputar "Papah makasih, Rara suka banget".
Arthur tersenyum bahagia, di mengusap rambut Namira "Selama kamu suka".
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis ex girlfriend (END)
HumorNamira entah bagaimana dia masuk ke dalam sebuah novel Tampa judul, yang baru dia menamatkan bacaannya tadi malam. Tapi ketika dia membuka matanya lagi dia sudah berada di tubuh yang berbeda,tubuh pemeran tambahan di dalam novel. Mantan pacar dari p...