chapter 23 (New)

51.7K 4.5K 156
                                    

"HAHAHAHAHA......." Olivia menepuk pundak Davina berkali-kali tertawa terbahak-bahak, hampir saja dia berguling-guling di lantai saking tidak bisa menahan tawanya.

Davina yang menjadi korbannya hanya bisa meringis kesakitan lantaran pundaknya menjadi sasaran pukulan dari gadis ini "woy, udah woy istighfar anjing, bengek baru nyaho lo".

"Ahh, HAHAHAAhaha..." Dia menyeka air mata yang ada di sudut matanya, sungguh dia benar-benar tidak bisa menahan tawanya barusan "lo gak tau sih ini bener-bener lucu banget"

Jari telunjuknya mengarah ke ponsel miliknya yang berada di atas meja yang segera di ambil oleh Davina, di sebelahnya Namira juga ikut melihatnya karena penasaran apa yang membuat Olivia tertawa terbahak-bahak seperti itu. Layar di sana menanyakan sebuah video yang telah di posting akun gosip sekolah ini. Melalui aplikasi instagram, terlihat bahwa apa yang ada di dalam video adalah Galen dan keempat orang lainnya, tapi bukan itu yang menjadi perhatian mereka. Melainkan seorang gadis yang dengan beraninya mengaku pada Galen dan di tolak mentah-mentah olehnya.

Memang tanpa sepengetahuan mereka salah satu siswa yang berada di ruangan yang sama, diam-diam merekam kejadian barusan. Dan memberikan video yang dia rekam ke admin gosip sekolah.

Davina juga membuka kolom komentar yang ada di sana, sudah banyak orang telah memberi komentar. Kebanyakan dari mereka adalah komentar hinaan untuk gadis yang mengaku bernama syakila.

"Gue tau anak Helda pada gak tau malu, tapi yang ini another level deh kayaknya" Davina menggelengkan kepalanya, dia juga pernah berurusan dengan siswi dari Helda yang benar-benar menyebalkan. Tapi melihat gadis di video ini, sepertinya yang dia hadapi sedikit lebih baik.

"Benerkan, udah gak punya malu, mana sok kepedean lagi ngatai dirinya sendiri cantik. mukanya aja pasaran gitu, mau saingan sama Rara kita, gak akan bisa lah" Oliv menggandeng tangan Namira duduk di sebelahnya "Tapi sayang, coba kalau kita ada di sana pasti seru tuh liat secara langsung"

"Dari pada sibuk ngurusin gosip mending kamu belajar Liv, abis ini fisika loh, kamu kan paling lemah di mata pelajaran ini" Namira menyerahkan buku catatan yang dia tulis secara khusus merangkum setiap pertanyaan dari buku paket yang di bagikan oleh sekolah.

"Ra lo kok gitu sih, padahal gue baru aja ngelupain matematika yang kayak tai tadi, malah di ingetin lagi sama yang ini" Dia menatap frustasi buku catatan yang di berikan Namira, Olivia bahkan sama sekali tidak mengerti rumus-rumus yang tertulis di sana.

Bayangkan saja, dia sudah di pusingkan dengan soal matematika yang tidak manusiawi barusan. Sekarang untuk ujian ke dua adalah fisika, apa pihak sekolah sebenarnya ingin membunuh para siswanya menggunakan rumus-rumus yang mematikan ini, melihat sekilas saja dia ingin muntah rasanya.

"Gak usah ngeluh lo, nanti nilai lo paling akhir aja di depak dari kelas mampus aja" Davina mengingatkan, karena memang sekolah mereka menerapkan sistem kelas unggulan di mana kelas utama yaitu 12-1 adalah semua siswa dengan nilai terbaik siswa tingkat akhir, jika ada siswa dari kelas biasa yang nilainya lebih baik dari kelas unggulan di Setiap ujiannya tentu saja mereka akan bertukar kelas.

Jika hal itu terjadi pada salah satu siswa di kelas unggulan yang di turunkan kelasnya, akan menjadi hal yang memalukan untuk mereka, terlebih lagi mereka akan di anggap siswa buangan nantinya.

Tapi yang lebih akan tertekan adalah siswa dari kelas biasa yang masuk kelas unggulan, di mana sistem pembelajaran kelas unggulan tidak sama dengan kelas biasa, itu akan menjadi tekanan sendiri untuk mereka, jika tidak bisa mengikutinya belum tentu mereka akan membatu yang ada mereka hanya akan meremehkannya.

"Ra, ngomong-ngomong nih yah kayaknya. Makin hari muka lo makin pucet aja, lo yakin gak sakit?" Davina memang sering memperhatikan Namira. Menurutnya Namira seperti orang yang sedang sakit.

Protagonis ex girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang