◇ⓗⓐⓟⓟⓨⓡⓔⓐⓓⓘⓝⓖ◇
🌻
🌻
🌻
Davina memejamkan matanya saat merasakan cairan itu mengotori rambut bahkan jatuh sampai ke seragamnya.
"Gimana, ucapan hallo dari gue lo suka kan" Ini salam pembuka yang dia berikan untuk Davina, siap suruh gadis jalang ini membuatnya di skors sampai seminggu. Dalam seminggu ini dia tidak bisa melihat Galen kekasih hatinya.
Semua orang di sini tau sejak kembalinya Evelyn dan kedua pengikutnya. Tidak akan ada hari yang tenang di sekolah, terlebih untuk Davina. Namun Davina bukalah seperti siswi lain yang diam saja ketiga di bully. Dia akan selalu melawan, apa yang dia takutkan ketika dia tidak bersalah.
Olivia menggebrak meja, dia sudah tidak tahan lagi. Dengan emosi dia menunjuk ke arah Evelyn "Dasar lonte, ngapain lo kesini. belom puas lo diskors. Nyari gara-gara aja sama kita".
"Shut up bitch, gue gak punya urusan sama lo".
Namira yang ada di samping Davina meringis, melihat penampilannya yang berantakan dan terlihat sangat lengket. Dia mengeluarkan saputangan yang ada di saku roknya menyerahkannya pada Davina.
"Makasih Ra". Davina menerimanya mengelap cairan yang turun ke wajahnya. Namira sendiri tersenyum sebagai tanggapan. Dia menghadap ke arah Evelyn "Thanks, buat say hainya. Jus mangganya juga manis. Lain kali kalau mau bawa jus strawberry aja soalnya gue suka".
Namira menutup mulutnya melihat reaksi Davina untuk perbuatan Evelyn padanya. Di hatinya, dia sudah menjerit dengan semangat "That's my girl".
Ini, inilah protagonis yang dia tunggu-tunggu. Tidak menye-menye, tidak modal menangis saja atau yang manipulatif. Namira membenci sifat protagonis yang bermuka dua. Seperti di luar kelihatannya lemah lembut dan baik ternyata di dalamnya sangat busuk, melebihi karakter antagonis.
Harusnya protagonis itu seperti Davina ini. yang selalu menghadapi setiap masalah dengan tegas dan tenang, tidak pernah mengorbankan orang lain untuk kepentingannya sendiri. Terkadang banyak karakter protagonis yang tidak sesuai dengan deskripsi ceritanya, meski dia lelah dengan jalan cerita seperti itu Namira masih akan membacanya. Jangan salahkan dia. Manusia itu memang aneh, mengaku tidak suka tapi tetap saja di baca.
"Gal Maju gak nih". Kenzo berbisik melihat pertikaian antara Davina dan Evelyn yang akan di mulai.
"Liatin aja dulu, kalau Evelyn udah keterlaluan baru kita gerak. Lagian ini masalah perempuan kita gak usah ikut campur, Davina bisa mengatasinya sendiri" Dia yakin tanpa bantuan mereka, Davina bisa menghadapi Evelyn. Dia bukan tipe gadis lemah yang membutuhkan pertolongan orang lain.
Sebenarnya apa yang membuat semua orang menganggap dia dan Davina mempunyai hubungan khusus. Padahal dia memperlakukan Davina sama seperti temannya yang lain, tidak ada yang berbeda atau perlakuan khusus yang menyebabkan kesalahan pahaman ini. Hingga membuat orang salah paham.
Evelyn berdecak kesal melihat Davina yang masih terlihat tenang "Lo pikir sekarang lo hebat, kalau gak ada Galen dan yang lainnya lo gak akan berani ngelawan gue"
"Meski tanpa bantuan mereka gue masih bisa ngelawan lo. Gue bukan anak manja yang bersembunyi di balik kekuasaan orang tua gue, lo bukan apa-apa kalo gak ada orang tua lo Evelyn, lo tuh cuma anak manja yang kekurangan kasih sayang dan haus akan perhatian orang lain".
Semua orang yang ada di sana bertepuk tangan setelah mendengar apa yang di katakan Davina, mereka berdecak kagum dengan keberanian gadis ini melawan Evelyn. jika itu orang lain sudah di pastikan dia akan menangis tersedu-sedu.
"Bacot, lo gak tau apa-apa. Jadi tutup mulut busuk lo"
"Kenapa? apa yang gue omongin emang bener, lo selalu ngelampiasin kemarahan lo ke orang yang gak bersalah, buat apa? Agar semua orang tau bahwa lo itu hebat dan mereka takut sama lo. Inget karma itu nyata mungkin saat ini keluarga lo ada di atas tapi kita nggak tau kedepannya..."
Plakk.....
Evelyn melayangkan satu tamparan untuk Davina "Gue bilang tutup mulut lo anjing". Dia menjerit, matanya memerah menatap marah ke arah Davina, dia paling tidak suka ada orang yang sok ikut campur dengan kehidupannya. Apalagi itu gadis jalang ini "Lo juga gak lebih baik dari gue, dasar anak har..... ".
Byurr.......
Tiba-tiba saja sebuah minuman menyiram wajah Evelyn, semua orang kembali terkejut dengan ini, apalagi pelaku penyiraman itu adalah seseorang yang tak pernah mereka duga.
"Maaf... ". Tangannya bergerak terlebih dahulu sebelum otaknya memerintah. Mendengar terus-menerus Evelyn yang mengeluarkan kata-kata tidak pantas dia refleks menyiram gadis itu.
Namira benar-benar tidak sengaja. Dia tau perbuatannya tidak di benarkah. Tapi perkataan Evelyn juga sangat jahat "Kamu, kamu tidak boleh berkata seperti itu
"AAAAAAAA......" Evelyn berteriak melihat wajah dan bajunya sudah basah, dia menatap nyalang gadis yang sudah menyiramnya "siapa lo bangsat, gak usah sok ikut campur"
"I'm ironman" Setelah mengatakan itu Namira bersembunyi di belakang Davina, melihat hasil perbuatannya pada Evelyn. Meski tidak separah milik Davina, keadaan Evelyn juga cukup kacau "Sebenarnya sistem tabur tuai itu ada, apa yang kamu perbuat kamu juga bisa mendapatkan balasannya. Kamu, mending kamu ganti baju dulu. Bra kamu kelihatan soalnya, banyak yang liatin" dia berbicara di balik punggung Davina, menunjuk ke arah seragam Evelyn yang basah.
Memang sudah banyak mata para lelaki yang melihat ke arah dada Evelyn, dan mereka mulai bersiul. Melihat pemandangan Indah di depan mereka.
"Awas lo". Dengan menahan kesal dan malu Evelyn pergi dari kantin, di ikuti kedua temannya. sebelum dia pergi dia kembali melihat ke arah Namira menatap tajam gadis itu, dia akan mengingat penghinaan ini dan membalas jalang sialan itu.
Masih ada satu orang lagi yang memperhatikan Namira, yaitu Galen dia memandang gadis itu dengan perasaan campur aduk.
"Gila lo berani banget Ra" Olivia menatap takjub pada gadis ini. Dia tidak menyangka gadis yang terlihat pendiam dan lembut ini begitu berani menyiram Evelyn bahkan masih sempat menasehatinya.
"Bravo Ra, bravo..." Daffa bertepuk tangan. Ini rekor kedua setelah Davina.
"Bravo, mata lo bravo" Kenzo kembali menoyor kepala Daffa. Dia tidak suka melihat apa yang di perbuat Namira pada Evelyn "Rara, kenapa lo kayak gitu. Gimana kalo nanti si Evelyn ngebalas lo".
"Maaf... ". Hanya itu yang dia dapat katakan. Sudah dia bilang tangannya lebih cepat dari otaknya.
"Udah Ken, gak usah di marahin kayak gitu" Farel mencoba menengahi.
Kenzo memegang tengkuknya, jika seperti ini dia bisa mati lebih awal. Namira benar-benar sesuatu.
Galen menggeser kursinya, beranjak ingin pergi.
"Mau keman lo". Farel yang menyadarinya terlebib dahulu bertanya.
Galen tidak menjawab, melihat ke arah Namira sebelum berbalik pergi dari sana.
"Kenapa lagi tu anak".
"Drama"
Aespa
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis ex girlfriend (END)
HumorNamira entah bagaimana dia masuk ke dalam sebuah novel Tampa judul, yang baru dia menamatkan bacaannya tadi malam. Tapi ketika dia membuka matanya lagi dia sudah berada di tubuh yang berbeda,tubuh pemeran tambahan di dalam novel. Mantan pacar dari p...