chapter 11 (New)

69.4K 5.3K 155
                                    

ⓗⓐⓟⓟⓨⓡⓔⓐⓓⓘⓝⓖ◇

🌻

🌻

🌻


Galen kembali lagi ke atap sekolah, dia berbaring di atas meja yang sudah tak terpakai lagi. Hari ini masih sama, cuaca masih secerah kemarin. Dia memandang hampa langit luas di atas sana. Ingatannya kembali ke sepuluh tahun yang lalu.

Saat itu akhir musim panas, di perumahan elit, sebuah rumah yang terlihat besar dan mewah. Tapi ada pemandangan yang membuat semua orang yang lewat pasti melihat ke arah sana. Di pagar besi yang menjulang tinggi, terpasang sebuah baliho yang bertuliskan "RUMAH INI DI SITA". Mereka mengira-ngira apa yang terjadi pada pemilik rumah, sampai rumahnya bisa di sita. Dari dalam keluar seorang wanita yang menyeret sebuah koper, di belakangnya seorang anak laki-laki yang mungkin berusia delapan tahunan. Mengikutinya dengan wajah yang penuh dengan air mata.

Anak laki-laki itu mencoba meraih tangan wanita itu, mencegahnya pergi "mah, mah jangan pergi. Jangan tinggalin Dio sama papah".

Wanita itu berbalik menyetak tangan kecil yang memeganginya, hingga membuatnya mundur beberapa langkah. Dia mendengus melihat putranya, tidak ada perasaan kasih sayang lagi di matanya "kamu pikir aku akan sudi tinggal melarat dengan kalian? jelas tidak, jadi jangan menghalangiku hiduplah dengan pria miskin itu".

Anak laki-laki itu menggeleng "Tidak mah, tolong jangan pergi. Dio janji, Dio bakalan kerja dan gak ngerepotin mamah". Tangannya kembali memegang erat lengan wanita itu, berharap dia dapat menghentikan kepergiannya.

Merasa marah, dengan perasaan jengkel wanita itu mendorongnya hingga jatuh terjungkal "sialan, jangan menghalangi jalanku. kamu dan papah mu itu memang sama, sama-sama tidak berguna".

Bocah sialan ini berpikir dia bodoh akan tinggal bersama dengan mereka. Siapa juga yang akan sudi hidup berdampingan dengan seorang pria yang terlilit hutang, dia masih cantik, masih banyak pria kaya di luar sana yang ingin bersamanya. Untuk apa menyiksa diri hidup sebagai orang miskin. Salahkan saja pria itu, kenapa dia membuat perusahaannya bangkrut dan terlilit banyak hutang.

Tapi tiba-tiba saja dia merasakan dorongan tangan kecil di tubuhnya, dia menatap ke sana. Seorang gadis kecil yang menatapnya dengan marah. "Tante jahat, kenapa tante dorong Dio".

Wanita itu mendengus "jangan sok ikut campur kamu"

"Tentu saja Rara akan ikut campur. Dio itu teman Rara, Rara akan melindunginya, jika tante tidak menginginkan Dio lagi, berikan pada Rara. Jangan menyakitinya seperti ini".

"Cih ambil saja anak tidak berguna itu, aku tak membutuhkannya". Setelah mengatakan hal seperti itu, wanita itu pergi dari sana tanpa penyesalan apapun, meninggalkan sang putra yang menatapnya dengan pandangan hampa. Hatinya sangat sakit ketika mendengar kata-kata menyakitkan itu keluar dari mulut mamahnya sendiri, apa dia sebegitu tidak berharganya sehingga ibunya dengan tega meninggalkannya.

Sejak perusahaan papahnya di nyatakan bangkrut, sifat mamahnya sangat berubah drastis. Seolah dia tidak pernah mengenalnya, sifat mamahnya yang penyayang dan lemah lembut berubah. Dia menjadi wanita pemarah dan meledak-ledak.

Dia merasakan sepasang tangan yang lebih kecil darinya memeluknya dengan erat "Dio jangan sedih, kalau mamah Dio gak mau Dio lagi. Gak papa, Rara akan selalu bersama Dio selamanya".

Lelaki kecil itu membalas pelukannya tak kalah erat, berkata dengan lirih di sela kesedihannya "Rara jangan pernah tinggalin Dio yah"

"Tentu saja. Rara tidak akan pernah meninggalkan Dio, Rara janji kita akan bersama-sama untuk selamanya".

Protagonis ex girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang