6:menangis.

216 42 11
                                    

"menangis itu bukan suatu kelemahan,tapi menangis adalah sebuah bentuk perasaan.Kalau Lo mau nangis gapapa nangis aja, Karena menangis itu hal yang wajar bagi manusia."
_Elbian Radi Bagaskara.

"_Elbian Radi Bagaskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***




Terlihat dilapangan yang besar itu Dafi sedang menggiring bola nya dengan cepat menuju ring basket,namun ntah kenapa tiba-tiba saja dia terhenti membuat mereka semua kebingungan.

"Arghh,ini kenapa jantung gue tiba-tiba berdenyut nyeri kayak gini?"ucapnya dalam hati seraya mencekram erat dada sebelah kiri nya.

"Lah?,kenapa tuh bocah?"heran Farel ketika melihat Dafi yang tiba-tiba berhenti dengan memegangi dada sebelah kirinya.

Ruby yang sedang menyaksikan pertandingan itu dan melihat Dafi yang tiba-tiba terhenti dengan memegangi dada sebelah kirinya menjadi bingung disertai khawatir, kemudian tanpa pikir panjang dia mulai berdiri dan berteriak kepada Dafi.

"Dafiii!"teriaknya dengan penuh tenaga.

"Lo kenapa diam aja?,ayo cepetan cetak skor!"lanjut nya dengan nafas yang terengah-engah.

Dafi langsung mengabaikan rasa nyeri di dada sebelah kirinya ketika mendengar teriakan dari Ruby kemudian dengan bersusah payah dia mulai menembak bola basket tersebut kearah ring lawan.

Brak.

Akhirnya satu poin lagi berhasil didapatkan oleh tim Dafi.

"Sial!"gumam Farel dengan berdecak kesal.

Dafi langsung mendongakkan kepalanya kerah Ruby ketika dia telah berhasil mencetak skor lagi, kemudian dia mengangkat salah satu tangan nya keatas.Mengisyaratkan bahwa dia sudah berhasil memenangkan pertandingan ini.

Ruby yang melihat itu hanya tersenyum kemudian mengangkat jempol nya kepada Dafi.

"Selamat yah!"Dafi bisa membaca gerakan mulut dari gadis itu, kemudian dia melambaikan tangan nya kepada Ruby dan berlari menuju teman-teman nya.

"Yeyy kita menang!!"teriak Bian dan Dikta seraya berlari dari bangku cadangan menuju Dafi dan yang lainnya.

"Kita berhasil Daf,kita menang"ucap Raden dengan tersenyum tipis.

Dafi hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan dari Raden.

Dafi senang karena berhasil memenangkan pertandingan ini,namun disisi lain dia juga sedih dan kecewa karena sang ayah benar-benar tidak datang untuk menyaksikan pertandingan ini.

"Eh gays,Gue mau ke toilet dulu yah"ucap nya kepada teman-teman nya kemudian pergi meninggalkan mereka.

Teman-teman nya yang melihat kepergian Dafi hanya menatap nya dengan aneh.

"Ada yang gak beres sama dia"gumam Varo menatap Dafi dengan raut wajah yang serius.

"Gue mau susulin dia"ucap Bian seraya berlari mengikuti Dafi.

Lihat aku ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang