chapter ①①

66 10 1
                                    


Pagi hari tiba dengan sinar matahari lembut yang menyinari asrama UA. Jam menunjukkan pukul 8 pagi, dan Izuku terlihat begitu ceria. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu, karena ia akhirnya akan bertemu dengan ayahnya. Shoto, yang sudah diberi tahu lebih awal, siap mengantar Izuku hingga ke gerbang asrama, karena Izuku akan pergi selama dua hari.

Di sekitar asrama, Ochako dan beberapa teman lainnya mencari-cari keberadaan Izuku.

“Eh, Izuku di mana ya?” tanya Ochako bingung, menatap sekeliling ruang tamu.

“Katanya dia akan pulang menemui keluarganya,” jawab Iida dengan tegas, mendorong kacamatanya ke atas.

“Ohhh, pantas saja dia tidak ada dari tadi,” tambah Kaminari sambil tersenyum kecil.

Mengetahui Izuku sedang pulang dan Yui juga tidak terlihat sejak pagi, suasana di kelas 1-A mendadak terasa lebih santai. Mereka pun mulai menjalani aktivitas masing-masing tanpa gangguan. Shoto segera kembali ke asrama setelah mengantar Izuku.

---

Di perjalanan, Izuku singgah di sebuah toko bunga untuk membeli sesuatu bagi ayah dan ibunya. Sesampainya di rumah, ayahnya sudah menunggu di depan dengan senyum hangat yang khas.

“Yo, Zuu-chan! Sudah lama kita nggak ketemu, ya?” sapa sang ayah, menepuk punggung Izuku dengan lembut.

“Otousan!” Izuku berseru penuh kegembiraan dan langsung memeluk ayahnya.

Hari itu mereka habiskan bersama dengan penuh kebahagiaan. Di halaman rumah, mereka menanam bunga yang baru saja dibeli Izuku.

“Otousan, tanam bunga ini di sini, ya? Aku ingin setiap kali melihat bunga ini, aku ingat kita,” kata Izuku dengan senyum manis.

Sang ayah mengangguk sambil menanam bunga itu di tanah. “Tentu saja, Nak. Bunga ini akan jadi kenangan kita.”

Setelahnya, mereka berjalan-jalan ke kota dan mampir ke pantai, menikmati angin laut yang menyegarkan. Mereka bahkan memasak bersama di rumah, membuat kue favorit keluarga, sambil berbagi cerita. Itu adalah hari yang penuh canda tawa dan kenangan berharga bagi Izuku.

---

Di asrama UA, Bakugo yang sudah selesai membersihkan kamarnya merebahkan diri di kasur. Ia membuka ponselnya untuk melihat kabar terbaru. Saat menemukan foto yang diunggah Izuku—memperlihatkan dirinya tersenyum ceria bersama ayahnya—Bakugo tanpa sadar ikut tersenyum kecil.

“Tsk, dasar Deku… Semoga kau bahagia terus,” gumamnya pelan.

Namun, suasana hatinya langsung berubah ketika grup chat kelas 1-A mulai ramai. Beberapa foto yang memperlihatkan Izuku dan Shoto sedang berjalan bersama membuat grup heboh, dan Bakugo merasa kesal tanpa alasan yang jelas.

---

Saat malam tiba, Izuku akhirnya kembali ke asrama dengan membawa sedikit oleh-oleh dari rumah. Shoto, yang menunggu di gerbang asrama, membantunya membawa barang-barang.

“Terima kasih, Todoroki-kun,” kata Izuku sambil tersenyum.

“Tidak masalah,” jawab Shoto singkat, lalu melangkah masuk bersamanya.

Di ruang tengah, hampir semua siswa kelas 1-A sedang berkumpul, masih sibuk berbincang-bincang. Ketika Izuku masuk, mereka langsung menyambutnya.

“Izuku! Bagaimana perjalananmu?” tanya Ochako dengan antusias.

“Menyenangkan sekali,” jawab Izuku sambil menyerahkan sekotak kue. “Ini oleh-oleh dari rumahku. Semoga kalian suka!”

Suasana menjadi riuh saat para siswa mencoba kue tersebut. Namun, di sudut ruangan, Bakugo hanya diam, menatap Izuku yang sedang tersenyum lebar sambil bercerita tentang perjalanannya.

Sementara itu, Yui yang kembali ke asrama malam itu tampak memasuki ruangannya tanpa banyak bicara. Wajahnya datar, dan sorot matanya menunjukkan sesuatu yang sulit ditebak.

“Oi, Deku,” panggil Bakugo tiba-tiba, menghampiri Izuku setelah suasana mulai tenang.

“Ada apa, Kacchan?” Izuku menoleh sambil tersenyum namun sedikit aneh, Tiba-tiba diajak ngobrol

Bakugo tidak menjawab, hanya menatap Izuku dalam-dalam. Setelah beberapa detik, ia mendesah pelan. “Lain kali, beri tahu aku kalau kau pergi. Jangan tiba-tiba menghilang seperti itu.”

Izuku terlihat sedikit terkejut, lalu tersenyum. “Maaf, Kacchan. Aku akan ingat itu.”

Di balik pintu, Yui mengintip percakapan mereka. Bibirnya melengkung menjadi senyuman tipis, tetapi sorot matanya masih sama—dingin dan penuh rencana.

---

Tbc
Chapter 11 end?
🐱🐱🐱🐱

[Revisi] From Child to Love ||BakuDeku|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang