Chapter⑨

79 10 1
                                    

˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

Pagi itu, ruang kelas terasa begitu suram meski matahari mengintip malu-malu di balik jendela.

Izuku duduk terdiam di bangkunya, memandang kosong ke arah papan tulis sambil menahan rasa sakit di dadanya. Di sisi lain , Yui berdiri dekat dengan Bakugo,

tertawa nyaring sambil sesekali merapikan rambutnya dengan cara yang disengaja, seakan ingin menonjolkan dirinya di hadapan Izuku . Yui menempel begitu dekat pada Bakugo, seolah tak mau memberikan ruang untuk orang lain, terutama Onna. Raut wajah Bakugo tampak tidak menyadari permainan licik Yui, namun izuku tahu, setiap kata dan gerakan Yui adalah pameran yang sengaja dipertontonkan untuk menyulut api cemburu di hatinya,

Suasana kelas pagi itu makin panas, bukan karena matahari, tapi karena rasa jengkel yang membara di hati para siswa. Hampir semua murid muak dengan sikap Yui dan Bakugo yang tak peka,

sambil menyimpan iba pada izuku yang diam tertunduk di bangkunya. Sensei  belum masuk, memberi ruang bagi kekacauan ini untuk berlarut-larut.

Dari sudut kelas, Shoto memperhatikan izuku dengan khawatir, berniat mendekatinya tapi ragu. Sementara itu, Ochako mencoba menghibur izuku lewat pesan, mengetik pesan pelan-pelan agar tak menarik perhatian.

Ochaaa🐤
-dekuuu chann... Kau gapapa? Mau keluar ?

Belum sempat membalas pesan temannyaa  tiba-tiba, Yui mendekat dan mengejutkan Onna dengan suara tajam, “izuku, ku dengar kamu tahu banyak ya soal Bakugo ? Pasti nggak mungkin, ya? Ku lihat kalian tidak seakrab itu trnyata...” Senyumnya sinis, penuh ejekan, seolah menegaskan bahwa izuku tak pernah punya kesempatan untuk berada di posisi yang ia inginkan.

Di tengah ketegangan yang kian terasa pekat, Izuku hanya terdiam, tidak ingin terlibat lebih jauh dalam drama pagi itu. Bakugo, yang biasanya lantang, kali ini memilih bungkam karena Shoto sudah lebih dulu menghampiri Izuku, memotong niatnya untuk menyela.

Namun Yui sepertinya tidak kehabisan akal untuk mengusik, kali ini dengan mengungkit masa kecil Izuku dan Bakugo, bertanya-tanya kenapa keduanya tidak akrab sampai sekarang.

Shoto, yang sudah kesal, akhirnya mengebrak meja dengan tatapan tajam ke arah Yui.
"Kenapa kamu selalu mencampuri urusan orang lain, Yui?" katanya, penuh nada meremehkan yang hanya menambah intensitas di kelas.

Yui, tak kehilangan akal, dengan enteng malah mengalihkan topik ke makanan favorit Bakugo, seolah ingin kembali memancing perhatian.

Di sisi lain, Mina, Jiro, Momo, dan Asui mulai berbisik-bisik, menggossip tentang Yui dan tingkahnya yang sudah kelewatan. Kaminari dan Kirishima hanya menggelengkan kepala dengan wajah penuh keheranan, sementara Mineta sudah hampir meledak dengan wajah merah karena menahan jengkel.

Di tengah situasi itu, Iida muncul dengan wajah serius, mengumumkan agar semua kembali ke tempat masing-masing. "Ayo, kembali ke tempat nya , ada tugas dari aizawa sensei !" perintahnya dengan nada tegas, mencoba menertibkan kelas yang sudah mulai kehilangan kendali.

______________________________________

Saat waktu istirahat tiba, Ochako, Asui, Izuku, Iida, dan Shoto duduk bersama di meja pertama, menikmati momen santai sambil membuka bekal. Tak jauh dari sana, Bakugo yang sedang memperhatikan Shoto mendekati Izuku hanya bisa berkomat-kamit kesal, berharap kedua temannya itu tidak terlalu dekat.

Di meja lain, Yui duduk dengan geng "Bakubro," merasa bangga dikelilingi oleh para cowok. "Kauu sudah ngerjain tugas tadi, kan, kacchann??" tanyanya penuh harap.

Bakugo menatap Yui dengan malas. "Tentu saja sudah. Aku tidak bodoh seperti mu," balasnya ketus, membuat Kaminari tertawa pelan di sebelahnya.

Kembali ke meja Izuku dan teman-temannya, suasana justru jauh lebih nyaman. Mereka mulai menikmati makanan sambil berbincang.

[Revisi] From Child to Love ||BakuDeku|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang