chapter ①②

62 6 6
                                    

≧﹏≦

Di dalam kelas yang sepi saat jam olahraga, hanya ada Yui dan Izuku. Suasana hening tiba-tiba pecah saat bunyi cutter jatuh di lantai menggemakan ruang kosong. Dengan cepat, Yui mendekat dan tanpa alasan jelas, mencederai jari manis Izuku, hingga darah segar keluar dari lukanya. Izuku tersentak, matanya membesar melihat darah yang menetes dari jarinya, lalu bergetar penuh ketakutan. Tak cukup sampai di situ, Yui melukai pipinya sendiri dan mulai menangis keras-keras.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari arah lorong. Begitu mendengar suara itu, Yui langsung berteriak histeris, membuat seluruh siswa kelas 1-A tergopoh-gopoh datang.

Ochako, Shoto, Tsuyu, dan Iida segera mendekat ke arah Izuku yang tampak pucat dan gemetar, sementara beberapa teman lain mengelilingi Yui yang masih terisak, sedangkan yang lain hanya melihat dari kejauhan, tak berani mendekat. Bakugo mendekat dengan pandangan bingung.

Dengan suara tersendat, Yui mulai mengadu, “Kacchan… gomen ne, aku nggak tahu kenapa Izuku bertindak seperti itu. Izuku nggak sengaja melukai pipiku kumohon maafin diaa!!"ucapnya sambil memandang Bakugo dengan tatapan memelas.

Bakugo tampak ragu, tapi tatapannya beralih pada Izuku dengan ekspresi bertanya, begitu pula beberapa anak laki-laki lainnya yang memandang Izuku penuh kebingungan. Detak jantung Izuku semakin cepat, tangan dan seluruh tubuhnya bergetar, bayangan-bayangan masa lalunya kembali muncul, memenuhi pikirannya dengan kecemasan yang tak tertahankan.

Shoto mendekat, suaranya lembut tapi terdengar di telinga Izuku seperti bergema, “Izuku, daijoubu ka? Apa yang terjadi?”

Namun, di benak Izuku yang panik, pertanyaan Shoto terdengar seperti serangan, memojokkan dirinya lebih dalam. Suaranya bergema dalam kepalanya, seolah Shoto ikut menuduhnya. Pikirannya berputar-putar, wajah-wajah yang mengelilinginya tampak semakin mendekat, membuatnya sulit bernapas.

Izuku menahan napasnya, panik semakin mendominasi dirinya. Dengan tangan terluka yang tak disadari oleh siapapun, ia mundur perlahan, memegang kepalanya dengan kedua tangan, tatapan matanya penuh ketakutan.

Yui yang melihat keadaan ini, malah semakin bersemangat memojokkan Izuku. “Semua orang bisa lihat, kan?” serunya dengan nada terisak. “Aku cuma membela diri… tapi lihat Izuku sekarang! Kenapa dia jadi seperti ini?”

Izuku menunduk, merasa dikepung dari segala arah. Setiap tatapan, setiap kalimat terasa seperti jarum tajam yang menusuknya, semakin membuatnya terpojok. Pandangannya kabur, napasnya semakin pendek, tenggelam dalam rasa takut yang tak mampu ia kendalikan.

____________________________________

Di luar kelas, di balik bayang-bayang gedung, tampak Shigaraki bersama komplotannya mengamati situasi dari kejauhan dengan senyum puas. Mereka menyaksikan drama yang terjadi di dalam kelas 1-A dengan tatapan penuh kepuasan, melihat bagaimana Yui memainkan perannya dalam memojokkan Izuku.

“Hah, lihat tuh bocah pahlawan itu,” Shigaraki berbisik seraya tertawa kecil, jemarinya yang berkerut menekan-nekan wajahnya, “selalu lemah kalau udah ketemu rasa takutnya. Sangat menyedihkan.”

“Yui benar-benar bagus mainkan perannya,” tambah Dabi dengan seringai jahat. “Siapa sangka bocah itu bisa dibikin gemetar cuma dengan trik sesederhana ini?”

Toga, yang berdiri di samping mereka, tampak bersemangat. “Aku suka liat wajah Izuku yang ketakutan gitu! Tuh, lihat, dia panik sampai nggak bisa gerak!” Toga menatap Izuku dengan mata berbinar, penuh kekaguman gelap.

Spinner menambahkan, “Kalau terus begini, si Midoriya itu bakal nggak ada gunanya di masa depan. Yui benar-benar berguna, huh?”

Shigaraki mengangguk pelan, senyum sinis tak lepas dari wajahnya. “Bagus, bagus... Ini baru awal. Lanjutkan, Yui. Kita buat pahlawan-pahlawan ini remuk dari dalam.”

Setelah cukup menikmati pemandangan dari luar kelas, mereka pergi satu per satu, tertawa kecil di bawah naungan bayangan. Misi mereka semakin mendekati tujuan, hati mereka dipenuhi kepuasan melihat bagaimana Izuku kembali tenggelam dalam rasa takutnya yang terdalam.

Tbc....
Happy reading... 😍
Chapter 12 end?

[Revisi] From Child to Love ||BakuDeku|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang