chapter ①⑥

11 0 0
                                    

Minna-san
Beribu maaf untuk kalian yang sudah membaca hingga ke chapter 20 an  lebih

Aku dengan terpaksa menghapus dan merevisi beberapa chapter,
Setelah aku membaca ulang, begitu banyak kesalahan dan tidak sesuai dengan chapter diawal,

Sekali lagi mohon maaf saya akan merevisi ulang.

Terimakasih buat yang sudah membaca dan memberikan dukungan

Tungguin chapter seterusnya yah🪭

🪷🪷🪷


Di  kamar nya,Yui duduk di depan laptop dengan layar penuh data. Semua informasi tentang teman-temannya—quirk, kekuatan, kelemahan, dan kebiasaan mereka—tersusun rapi. Di sebelahnya, sebuah alat komunikasi kecil menyala dengan suara pelan dari ujung lain.

“Progresnya bagaimana?” suara berat terdengar dari perangkat itu.

“Aku sudah menanamkan pengaruh di hampir semua teman sekelas,” jawab Yui sambil memutar-mutar pena di tangannya. “Tapi Bakugo dan Todoroki... mereka sulit untuk didekati. Mereka mencurigai sesuatu.”

“Pastikan mereka tidak mengganggumu. Dan Deku? Sudah kau siapkan?”

Yui tersenyum tipis. “Dia aman di tempatku. Tapi aku ingin memberinya sedikit waktu lagi... untuk melihat betapa dia akan kehilangan semuanya.”

“Jangan terlalu lama. Kita butuh dia untuk tahap berikutnya.”

Yui mematikan alat komunikasi dan berdiri. Ia menatap cermin di kamarnya, membenarkan seragam UA-nya. “Mereka tidak akan pernah menyadari bahwa pahlawan mereka sedang runtuh dari dalam,” gumamnya dengan nada puas.

.
.
.
suasana terasa muram. Mina duduk di dekat Jiro dan Momo, mencoba mengalihkan suasana dengan obrolan ringan. Namun, setiap percakapan akhirnya kembali ke satu topik: Izuku.

"Menurut kalian, kenapa Aizawa-sensei dan All Might tidak mau bilang apa-apa soal midoriya?" tanya Mina dengan nada khawatir.

Jiro menggeleng pelan. "Mungkin ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tapi… aku tidak tahu apa itu."

Momo menambahkan, "Aku merasa kita harus mencari tahu sendiri. Rasanya tidak mungkin midoriya pergi begitu saja tanpa alasan."

Di sisi lain, Yui duduk di tempatnya dengan senyuman tipis. Ia terlihat menikmati situasi ini, seperti sedang menonton sebuah drama yang menarik. Sesekali ia melirik ke arah Shoto dan Bakugo, yang jelas-jelas menunjukkan perubahan sikap sejak Izuku menghilang.

---

Di kamar Bakugo, suasana berbeda. Bakugo mondar-mandir dengan gelisah, pikirannya dipenuhi dengan bayangan tentang Izuku.

"Apa yang sebenarnya terjadi  Deku?" gumamnya, tinjunya mengepal. Ia teringat bagaimana beberapa hari terakhir, Izuku terlihat aneh. Terlalu ceria, terlalu baik, seolah menyembunyikan sesuatu.

Bakugo meraih ponselnya dan mencoba menghubungi nomor Izuku untuk kesekian kalinya. Namun, seperti sebelumnya, tidak ada jawaban. Hanya nada sambung yang terus berbunyi hingga akhirnya terputus.

"Sialan! Kalau kau sedang dalam masalah, kenapa tidak bilang ke aku?" Bakugo membanting ponselnya ke tempat tidur.

Tiba-tiba, ingatannya melayang ke masa kecil mereka. Ia teringat bagaimana Izuku selalu ada untuknya, meskipun ia kerap memandang rendah temannya itu. Sekarang, rasa bersalah mulai menghantui pikirannya.

[Revisi] From Child to Love ||BakuDeku|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang