chapter ④

400 20 3
                                    

"Astaga, Kacchan!!! Segeralah! Jangan malu-malu!" Suara Izuku bergema di kamar mandi. Ia kesal karena sejak tadi Bakugo hanya memeluk tubuhnya dan tidak mau membuka bajunya.

Bakugo kesal, pipinya yang bulat dikembungkan, merengut dalam diam. "Lolo ku kau lihat nanti!" balasnya, pipi gembul itu memerah hingga ke telinga. Ia membuang wajahnya ke samping, masih seperti itu dari tadi.

Izuku menghela napas. "Apa kau mau mandi sendiri, Kacchan?"

Bakugo menggeleng, lalu berkata, "Terus, mau ku mandikan?"

Bakugo mengangguk, lalu sekejap kemudian menggeleng lagi. "Astaga, Kacchan, malu-malu sekali, lucu banget!" pekik Izuku.

"Hari ini sekolah, Kacchan!" Bakugo merengut, "Yasudah!" teriaknya.

Celananya mulai turun, bajunya juga sudah dilepas, tangan kecilnya menutupi tubuhnya. Sejak awal pipinya terus saja bersemu merah.

Sialan! Untung aja aku masih kecil!’ batin Bakugo, yang merasa sangat malu.

Bakugo kecil segera bergerak menuju bathtub. Izuku tertawa kecil melihat tingkahnya dan segera memandikan Bakugo.

Awalnya, Izuku menolak untuk memandikan Bakugo dan sempat memanggil Kirishima, Kaminari, bahkan Iida dan Todoroki. Namun, semua itu ditolak mentah-mentah oleh Bakugo. Bahkan, bekas gigitan dari teman-temannya terlihat di tangan dan pipi Bakugo.

Ia hanya mau dimandikan oleh Izuku.

A/N: Tubuhnya mengikuti naluri anak kecilnya!

Selesai mandi, Izuku mengenakan baju untuk Bakugo kecil. Setelah itu, ia segera mandi. Tentu saja, ia tidak mau mandi bareng Bakugo—lagian, dia perempuan!

A/N: Disini, Izuku perempuan, ya!

---

"Nee, Deku!" panggil Bakugo kecil sambil memegang erat tangan kiri Izuku. Izuku menoleh dan menatap anak kecil itu. "Kenapa, Kacchan?"

"Ermm... etto!" Pipinya kembali memerah. "Apa aku nanti bisa besar dan terus melihat wajahmu?" teriak Bakugo malu-malu.

Teman-teman sekelas mereka yang berangkat bersama tertawa melihat interaksi lucu antara kedua teman masa kecil itu.

Lucu sekali, Bakugo kecil ini berbeda jauh dengan Bakugo besar.

"Neh, Bakugo-chan! Jika nanti Midoriya punya pacar, jangan nangis ya!" ujar Uraraka.

Bakugo besar dalam hati bergumam, ‘Ck! Akan kuledakkan muka kamu, Jiro!’

Blarrr!

Ledakan kecil itu mengarah ke sekitar, Bakugo kecil tampak marah. "Baka!" Kesalnya, lalu ia meninggalkan mereka semua di depan pintu.

Uraraka, Mina, Iida, duo K, dan Asui terdiam, sementara Izuku hanya menepuk dahinya.

---

Pelajaran dimulai, Bakugo tetap saja membuat onar dengan menghina gurunya.

"Apakah dia akan jadi kupu-kupu jelek saat keluar dari kantung tidur itu?" tanya Bakugo kecil kepada Izuku.

Seketika, Aizawa menyambar kerah belakang Bakugo. "Jangan sampai aku mengurungmu di kantungku!" ancamnya.

Blarrrr!

Ledakan itu mengenai Aizawa, yang langsung mengundang tawa dari seluruh kelas. Kaminari tertawa terbahak-bahak hingga jatuh dari kursinya, sementara Kirishima menahan perutnya karena sakit sambil terus tertawa.

Izuku dan beberapa anak gadis lainnya merasa sedikit bersalah pada Aizawa.

"Maa-maaf, Sensei, dia masih anak kecil..." ujar Izuku menenangkan Aizawa yang sudah mulai berkoar-koar.

Aizawa menatap Izuku dengan tatapan tajam. "Kau ku maafkan karena dia masih kecil, tapi setelah dia besar, aku akan menghukum dia!" katanya.

"Hukum saja, aku tidak takut!" balas Bakugo kecil dengan berani.

Aizawa menghela napas, lalu melanjutkan pelajaran.

---

Jam istirahat tiba.

Uraraka, Iida, dan Todoroki menghampiri meja Izuku. "Deku-kunnn, ayo ke kantin!" ajak mereka.

Izuku tersenyum. "Maaf, Uraraka-kun, saya membawa bento hari ini, saya makan di kelas saja..."

Uraraka mengangguk. "Ha'ii, jangan lupa suapin Bakuchan ya! Hahaha."

"Semangat, Midoriya!" sela Iida. "Kalau ada apa-apa, tinggalin aja tuh anak!" celetuk Todoroki.

Blarrrr!

"Jangan cari masalah dengan ku, Belang!!!" teriak Bakugo kecil sambil berdiri di meja Izuku, menatap Todoroki.

"Oh ya??" jawab Todoroki dengan tenang.

"Ck! Dasar , Paman Belang jelek!!" Bakugo kecil mengejek.

Todoroki menatapnya tajam, lalu mengacak rambut Bakugo kecil hingga berantakan sebelum pergi bersama kedua temannya.

Bakugo kecil menatapnya dengan tidak puas, lalu menghentakkan kakinya di atas meja. "Sok ganteng!!"

Izuku pun menggendong Bakugo kecil dan menyuruhnya duduk di kursi. "Saatnya makan, Kacchan."

"Katakan aaaaa."

"Engggg." Bakugo kecil menggeleng.

"Makan nggak?!"

"Aaaaaa."

"Ihhh, pintar!!! Lagi, aaaa."

"Aaaaaa!"

Sialan! Sialan! Nanti aku akan balas, Deku!!’ batin Bakugo kecil.

🪬🪬🪬
Tobecontinued
Chapter 4 end!

[Revisi] From Child to Love ||BakuDeku|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang