( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)
Pagi itu, mentari bersinar lembut, namun bagi Izuku, cahaya itu terasa seperti beban yang tidak ingin ia hadapi. Langkah kakinya terasa berat, bahkan lebih lambat dari biasanya. Ia belum sempat ke kelas, sudah ada pesan di ponselnya yang memintanya langsung menghadap ruang guru.
Saat ia tiba di depan pintu ruang guru, napasnya sedikit tertahan. Tangannya gemetar saat mengetuk pintu.
“Masuk.” Suara datar Aizawa-sensei terdengar dari dalam.
Izuku membuka pintu perlahan. Di dalam ruangan itu, ada beberapa guru yang sudah menunggunya: All Might, Aizawa-sensei, Midnight, dan Present Mic. Semua mata tertuju padanya, namun ekspresi mereka berubah saat melihat kondisinya.
Rambut Izuku tampak berantakan, matanya sembap dan terlihat lelah. Tubuhnya sedikit membungkuk, seolah kehilangan energi. Bahkan senyum yang biasa ia pakai untuk menyembunyikan perasaannya pun tidak ada.
“Midoriya,” All Might memanggil dengan suara lembut. “Apa yang terjadi padamu, nak?”
Izuku tidak menjawab. Kepalanya tertunduk, tangan di sisi tubuhnya menggenggam kuat celananya, berusaha menahan gemetar.
Aizawa-sensei berdiri dari kursinya, mendekati Izuku. Tatapannya tajam, namun ada kekhawatiran yang tersirat.
“Midoriya, lihat aku,” ucap Aizawa. Namun, Izuku tetap tidak mengangkat wajahnya.
“Apa kau sakit? Atau ada sesuatu yang terjadi?” Midnight mencoba mendekat, namun Izuku hanya menggeleng pelan, tetap tidak berkata apa-apa.
All Might menatap Izuku dengan ekspresi sedih. Dia tahu ini bukan Izuku yang biasa. Ini bukan siswa pemberani yang selalu mencoba berdiri meski jatuh berkali-kali. Ada sesuatu yang salah, sesuatu yang membuatnya hancur.
“Izuku…” All Might memanggil pelan, “kalau ada yang mengganggumu, kami di sini untuk membantumu. Kau tahu itu, kan?”
Namun, Izuku hanya berbisik pelan, hampir tidak terdengar.
“Gomen… aku nggak bisa… aku nggak bisa jelasin sekarang…”
Suara itu membuat semua guru di ruangan terdiam. Aizawa menatap All Might, seolah meminta jawaban dari mantan Pahlawan Nomor Satu itu.
“Ada sesuatu yang terjadi pada anak ini,” gumam All Might, lebih kepada dirinya sendiri. “Tapi apa… dan siapa yang menyebabkannya?”
Aizawa kembali menatap Izuku dengan serius.
“Midoriya, kau bisa istirahat dulu kalau perlu. Tapi kau harus jujur pada kami cepat atau lambat. Kalau kau terus menyimpan ini sendiri, kau hanya akan memperburuk keadaan.”
Izuku hanya mengangguk kecil, namun tidak ada keyakinan dalam gerakannya. Semua orang di ruangan itu tahu, sesuatu yang berat sedang membebani hati dan pikirannya. Izuku meninggalkan ruangan dengan langkah yang sama beratnya seperti saat ia masuk, meninggalkan para guru yang masih terdiam, penuh kekhawatiran.
__________________________________
Di markas tersembunyi para villain, Shigaraki duduk di kursi lusuhnya, jari-jarinya mengetuk meja kayu dengan ritme pelan namun menekan. Udara di ruangan itu terasa berat, dipenuhi dengan aura rencana jahat yang mulai terbentuk.
“Yui melaporkan semuanya,” ujar Dabi, yang bersandar di dinding dengan tangan terlipat. “Anak itu sudah hancur. Dia seperti bom waktu sekarang.”
Shigaraki tersenyum kecil, senyum yang dipenuhi niat jahat. “Bagus. Kita sudah tahu dia adalah pewaris One for All, dan sekarang dia dalam kondisi paling rapuh. Sudah waktunya kita mencuri kekuatan itu.”
Toga yang duduk di sofa lusuh itu melompat berdiri dengan ekspresi antusias. “Aku ingin sekali melihat wajahnya saat dia kehilangan segalanya! Bisa nggak aku yang membawa dia?”
“Tidak sekarang,” potong Shigaraki. “Kita harus membuat rencana yang lebih matang. Guru-guru di UA sekarang sibuk memikirkan apa yang terjadi padanya. Itu keuntungan kita. Kalau kita mainkan ini dengan benar, mereka tidak akan menyadari sampai semuanya terlambat.”
Spinner mengangguk pelan, sementara Compress memutar bola kecil di tangannya. “Kalau begitu, kapan kita bergerak?”
Shigaraki menatap Yui yang berdiri di sudut ruangan. “Kita tunggu laporan terbaru dari Yui. Pastikan dia terus membuat Midoriya merasa terpojok. Setelah itu, kita akan menyerang.”
Yui tersenyum kecil. “Tenang saja, Shigaraki-sama. Dia sudah di ujung tanduk. Tidak akan lama lagi, dia benar-benar jatuh.”
Shigaraki mengangkat tangannya, jari-jarinya melayang di atas meja. “Midoriya Izuku… Sebentar lagi kau akan menjadi milik kita.”
________________________
Izuku Memilih Bolos
Setelah keluar dari ruang guru, Izuku berjalan menuju kelas. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara-suara dari balik pintu. Itu suara teman-temannya.“Aku nggak ngerti lagi sama Izuku,” suara Ochako terdengar ragu. “Dia berubah banget…”
“Ya, aku juga bingung,” tambah Kaminari. “Tapi apa mungkin dia benar-benar… kayak yang dibilang Yui?”
Izuku membeku. Hatinya terasa hancur mendengar percakapan itu. Ia memegang dadanya yang terasa sesak, lalu berbalik. Tujuannya untuk kembali ke kelas menghilang. Ia merasa tidak ada tempat untuknya di sana lagi.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, Izuku berjalan keluar dari sekolah. Langkahnya membawa dia ke tempat yang selama ini membuatnya merasa nyaman: rumah ibunya.
________________________
Saat melangkah melalui lorong sepi, Izuku tiba-tiba berpapasan dengan Yui. Gadis itu bersandar di dinding, menatapnya dengan senyum penuh ejekan.
“Lihat siapa yang kabur dari sekolah,” ujar Yui, suaranya menyindir. “Kenapa, Midoriya? Nggak tahan lagi di sini?”
Izuku menghentikan langkahnya, menatap Yui dengan tatapan lelah. “Kau… Kau sebenarnya siapa? Kenapa kau melakukan ini padaku?”
Yui hanya tertawa kecil. “Aku? Aku cuma seseorang yang tahu kelemahanmu, Midoriya. Kau pikir kau kuat? Kau hanyalah pecundang yang kebetulan punya kekuatan besar.”
Izuku mengepalkan tangannya. “Apa tujuanmu?!”
Yui mendekatinya, jarak mereka hanya beberapa langkah. Tatapannya penuh kebencian, namun bibirnya tetap melengkung dengan senyum tipis. “Tujuanku? Aku hanya menikmati melihatmu jatuh, Midoriya. Kau bahkan nggak perlu tahu alasannya.”
Yui berbalik, melangkah pergi dengan tawa kecil yang menggema di lorong. Izuku hanya berdiri di tempatnya, hatinya semakin terasa berat. Namun, di dalam dirinya, amarah mulai tumbuh—amarah pada Yui, pada dirinya sendiri, dan pada keadaan yang terus menghancurkannya.
Tbc....
Hyy guys mau info kan sedikit
🙏🙏😣alasann saya tiba-tiba muncul dan memberi chapter sebanyak ini, dikarenakan Idenyaa muncul semuaa
Tkut nya nnti tiba-tiba idenya malah ilang, jadi saya memutuskan untuk membuat beberapa chapter lgi
Sesuai ide sayaaTerima kasih atas dukungan nyaaa
Mohon saran nyaaa cihui🫶
Hapread🫰
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] From Child to Love ||BakuDeku||
Short StoryBakugo terkena satu quirk dari salah satu anggota villain. Teman-teman sekelasnya sedang berusaha mencari penawar nya, Izuku Midoriya akan bertanggungjawab atas bakugo dan menjaganya. mampukah kisah cinta merekaa timbul kembali?? ⚠️Disini Midoriya...