Seokjin yang sedang menunggu kedatangan Jungkook, dia merasakan haus, sehingga segera meneguk jus yang sudah tersedia di atas meja.
Bersamaan dengan itu, dia mendengar suara seseorang sedang membuka pintu ruang kerja tersebut.
Ceklek!
Seokjin yang sedang meminum jus jeruk, seketika menyemburkan minumannya ketika melihat siapa yang sedang membuka pintu tersebut. Membuatnya terbatuk.
"Uhukk... uhukk!"
Rasanya sungguh tak percaya, seorang pria yang sangat tidak diharapkan untuk bertemu lagi, kini pria itu malah sedang berdiri dihadapannya.
"Astaga, siapa dia? Apakah mungkin dia adalah Jungkook, anaknya Tn.Jeon?" Batin Seokjin bertanya-tanya. Seokjin benar-benar sangat terkejut dengan
kenyataan ini.Sementara Jungkook, ia malah tersenyum lebar. Apakah dia sedang bermimpi? Akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan seorang namja yang selama ini dia cari.
"Kamu? Kamu kan yang bersamaku
semalam.."Seokjin segera memotong perkataan Jungkook,
"Ini sudah jam 6 sore. Kita langsung belajar saja!"
Seokjin memutuskan untuk pura-pura lupa. Karena cara itulah yang terbaik untuk mereka berdua. Walaupun sebenarnya hatinya sangat merasakan cemas, ternyata pria yang sudah dia bayar seratus juta itu
adalah anak bosnya. Sepertinya uang
seratus juta tidak akan cukup untuk
membungkam mulut pria itu. Mungkin bagi Jungkook uang sebesar itu hanyalah butiran debu.Jungkook nampak menganga ketika melihat ekspresi Seokjin, namja itu terlihat sangat tenang dan menatapnya dengan dingin. Apakah mungkin karena semalam Seokjin sedang dalam keadaan mabuk berat makanya tidak ingat wajah pria yang telah bercinta dengannya?
Tapi kalau Seokjin tidak ingat dengan
wajahnya, namja itu tidak mungkin sampai menyemburkan minumannya ketika Jungkook sedang membuka pintu.Jungkook pun tersenyum tipis, sepertinya Seokjin hanya berpura-pura lupa. Jungkook sama sekali tidak tahu bahwa Seokjin adalah istri dari saudara sepupu nya, karena dia memang sama sekali tidak tertarik untuk mengetahui siapa istri dari saudara sepupu nya itu. Hubungan dia dengan Taehyung memang tidak terlalu dekat.
Jungkook pun duduk di sofa yang
berseberangan dengan Seokjin, pria itu tersenyum-senyum sambil memandangi Seokjin yang sedang sibuk dengan laptopnya. Jarak mereka hanya dibatasi dengan sebuah meja."Jam berapa kamu bangun tadi pagi?
Mengapa kamu harus langsung pergi? Aku sama sekali tidak butuh uang darimu. Yang aku inginkan.."Seokjin segera memotong perkataan Jungkook,
"Aku dibayar oleh Appa mu hanya untuk membimbing kamu. Jadi aku hanya akan menjawab pertanyaan darimu jika kamu bertanya tentang pekerjaan saja." Seokjin terpaksa harus memberikan tatapan galaknya kepada Jungkook.
Bukannya Jungkook merasa takut, tapi dia malah semakin tertantang. Jungkook pun menggoda Seokjin,
"Aku tahu sebenarnya kamu ingat.."
Seokjin memotong perkataan Jungkook kembali,
"Waktu hanya tersisa setengah jam
lagi. Kamu harus membaca sebagian dari buku-buku ini. Kamu harus paham betul tentang perusahaan Jeon Group." Seokjin berkata sambil menunjuk tumpukan buku yang tersedia di atas meja.Jungkook pun menghela nafas, sepertinya Seokjin adalah seorang namja yang sangat sulit untuk ditaklukkan dan sangat profesional dengan pekerjaannya. Jungkook terpaksa harus mengikuti perintah dari Seokjin.
"Sebenarnya aku paling malas membaca buku. Tapi demi kamu aku akan membacanya.."ucap pria tampan itu sambil mengedipkan matanya kepada Seokjin.
Mungkin jika seandainya Seokjin adalah seorang namja yang belum menikah, dia pasti akan seperti yang lainnya, yang akan terpesona dengan ketampanan dan karisma pria dihadapannya itu. Tapi Seokjin sadar diri bahwa dia adalah seorang namja yang sudah bersuami. Sehingga dia harus memandangi Jungkook dengan tatapan datar. Agar Jungkook tidak berani berbuat macam-macam padanya.
Justru sikap Seokjin yang seperti itu
membuat Jungkook menjadi gemas. Karena tidak pernah ada satu orang pun yang memperlakukannya seperti itu.Jungkook pun membawa sebuah buku pada tumpukan yang paling atas, dan mulai membacanya. Kemudian pandangan Jungkook beralih kepada Seokjin yang sedang sibuk dengan laptopnya. Dia memandangi setiap inci wajah namja cantik itu.
Seokjin benar-benar sangat cantik.
Rasanya ingin sekali Jungkook mengurung namja itu di dalam kamar, mengulangi malam panas yang pernah mereka lakukan. Atau kalau bisa dia akan langsung menikahinya. Sepertinya dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada namja itu.Pandangan Jungkook beralih pada sebuah tas yang terletak disamping Seokjin. Jungkook menghela nafas ketika melihat tas milik Seokjin ada yang bolong sedikit. Walaupun bolongnya sangat kecil, tapi bukankah hal itu menggambarkan bahwa Seokjin tidak mampu untuk membeli tas baru? Haruskah Jungkook membelikannya tas?
"Fokus pada buku mu!"
Jungkook dikejutkan dengan suara Seokjin, sepertinya Seokjin tahu bahwa pandangannya sedang berkeliaran.
Jungkook pun meletakkan bukunya diatas meja, kemudian dia memandangi Seokjin dengan tatapan menggoda.
"Sebenarnya aku adalah seorang pria yang sangat tidak sabaran. Jangan mempermainkan aku. Katakan saja
kalau kamu ingat tentang kejadian
semalam!"Pandangan Seokjin beralih pada sebuah jam yang bertengger di dinding.
"Sudah jam 7 malam. Aku harus pulang. Besok kita akan belajar lagi. Kalau begitu aku permisi."
Seokjin segera memasukan laptopnya ke dalam tas. Dia ingin secepatnya pergi dari mansion itu. Sebenarnya sedari tadi dia merasakan kesulitan untuk bernafas,
mungkin karena masih syok, mengapa harus Jungkook yang menjadi anaknya Tn.Jeon? Seandainya dia memiliki kekuatan teleportasi, dia pasti ingin secepatnya menghilang dari pandangan pria itu.Seokjin pun segera berdiri, dia berjalan untuk keluar dari ruangan tersebut. Sungguh sangat merasa lega, akhirnya dia bisa lepas dari pria itu. Namun, ketika dia hendak membuka pintu. Dia dikejutkan dengan Jungkook yang tiba-tiba menarik tangannya.
Jungkook menghentakkan tubuh Seokjin ke dinding, mengunci tubuhnya dengan kedua lengannya.
"Jungkook?" Lagi dan lagi Seokjin di buat sport jantung oleh pria itu.
"Waktu belajar kita sudah habis, sekarang giliran kita membahas tentang kejadian semalam."
Seokjin menelan saliva, wajah pria itu
sangat dekat sekali, apalagi tubuh mereka hampir saja menempel."A-ku...aku tidak paham dengan apa yang kamu bicarakan."
Jungkook pun tersenyum smrik, memandangi wajah cantiknya Seokjin. Namja itu sungguh sangat menggemaskan.
"Baiklah kalau kamu tidak ingat, akan aku ingatkan."
Seokjin berusaha untuk memberontak,
"Tidak perlu, aku.. mmpphhh!"
Seokjin tidak meneruskan perkataannya, dia membelalakkan matanya ketika Jungkook meraih tengkuknya, menyatukan bibir mereka berdua.
Bibir Seokjin sangat membuat Jungkook candu.
Aku mau tau kalian suka gak sama ceritanya meski seokjin disini sudah menikah 🤭