chapter 16 🔞

451 153 40
                                    

Sebenarnya Seokjin sangat merasa tersentuh dengan pengakuan dari Jungkook yang mengatakan bahwa mungkin saja namja yang dicintai oleh Jungkook adalah dirinya. Tapi Seokjin harus melupakan pengakuan Jungkook, benteng pertahanannya tidak boleh goyah.

***

Malam ini adalah malam yang tidak pernah bisa dilupakan oleh Seokjin. Jungkook telah menghiburnya, dia membawa Seokjin ke berbagai tempat permainan yang ada di
festival itu. Sehingga Jungkook berhasil mendapatkan sebuah boneka panda untuk Seokjin.

Seokjin sangat menyukai boneka pemberian dari Jungkook, sampai dia memeluk terus boneka tersebut sedari tadi, membuat Jungkook sangat iri kepada boneka itu.

"Apa kamu mau Popcorn?" Jungkook
menawarkan Popcorn kepada Seokjin.
Seokjin menganggukkan kepalanya, dia ingin mencoba apapun yang ingin dia lakukan dan ingin dia makan di festival. Kapan lagi dia bisa seperti ini? Malam ini dia benar-benar merasa bahagia, seakan beban di dalam pikirannya hilang.

"Ya sudah kamu tunggu disini, aku akan membelinya." Setelah berkata seperti itu, Jungkook pun segera pergi ke tempat penjual Popcorn.

Tak lama kemudian Jungkook pun kembali, tapi dia dibuat terkejut ketika melihat Seokjin yang sedang digoda oleh seorang pemuda yang sedang mabuk.

"Cantik pasti bukan orang sini ya? Mampir dulu yuk kerumah ku..!" ucap pria itu sambil menarik tangan Seokjin.

Seokjin berusaha untuk memberontak,

"Lepaskan! Lepaskan tanganku!"

"Shitttt!" Jungkook mengumpat, dia segera berlari membuang popcorn yang sudah dia beli, dan menghajar pemuda tersebut.

Bugh!

Jungkook meninju rahang pria itu
membuatnya merintih kesakitan.

"Sialan!" Pria itu mengumpat, dia balik meninju wajah Jungkook.

Bugh!

"Jungkook!" teriak Seokjin. Dia ingin
memisahkan Jungkook dengan pria tersebut, tapi dia sangat kewalahan menghadapi mereka berdua.

Sehingga terjadi perkelahian sengit diantara Jungkook dan pria yang sedang mabuk itu, keduanya saling melayangkan pukulan satu sama lain. Beruntung ada beberapa orang pengunjung turut membantu memisahkan mereka berdua.


***

"Apa kamu marah padaku?" tanya Jungkook kepada Seokjin.

Saat itu keduanya baru saja masuk ke
dalam kamar hotel, Jungkook merasa tidak enak hati karena Seokjin sedari tadi mendiamkannya terus.

"Tolong belajarlah untuk mengendalikan emosi kamu! Tidak semua hal harus diselesaikan dengan kekerasan."

Sebenarnya Seokjin sangat merasa
bersalah karena Jungkook harus terluka karenanya.

"Lalu aku harus bagaimana? Membiarkan kamu diganggu pria itu? Kalau seandainya di dunia ini tidak ada hukum, bahkan aku mampu melenyapkan siapapun yang
menyakiti kamu."

Seokjin berkaca-kaca mendengar perkataan Jungkook. Mengapa dia harus bertemu dengan Jungkook diwaktu yang tidak tepat?

Seokjin melihat wajah Jungkook terluka karenanya. Dia pun segera membawa salep luka di dalam tasnya, dia memang membawa beberapa obat untuk berjaga-jaga karena akan melakukan perjalanan jauh.

Seokjin membawa Jungkook duduk di pinggiran ranjang.

"Aku ingin mengobati luka kamu."
Seokjin merendahkan suaranya.

Jungkook hanya diam, dia membiarkan Seokjin mengobati luka lebam di wajahnya. Kemudian kini Seokjin beralih mengobati luka di sudut bibir pria itu.

Seokjin merasakan gugup ketika sedang mengoleskan salep luka di sudut bibir Jungkook. Tapi tanpa mereka sadari pandangan mereka kini telah bertemu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The charm of a PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang