chapter 9

795 172 38
                                    

Seokjin dan Taehyung sudah pulang ke rumah, selama di dalam perjalanan menuju rumah, sama sekali tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua.

Seperti biasanya, mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Sebenarnya Seokjin malam ini sangat merasakan cemas, bagaimana kalau tiba-tiba Taehyung meminta jatah darinya? Bagaimana kalau Taehyung  akhirnya mengetahui bahwa dia sudah tidak perawan?

Sementara itu Taehyung, saat ini dia sedang memikirkan syarat untuk bisa mendapatkan warisan dari Appa nya. Dia harus memiliki anak dari Seokjin.

"Haruskah aku menidurinya?"

Kemudian Taehyung teringat dengan janjinya kepada Jennie bahwa dia tidak akan pernah sekalipun menyentuh Seokjin. Hal tersebut membuatnya sangat bimbang.

Taehyung pun segera mengirim pesan kepada Jennie.

"Sayang, apa kamu sudah tidur?"

Tak lama kemudian ponsel Taehyung bergetar, ada balasan pesan dari sang kekasih.

"Belum sayang, setiap malam aku tidak bisa tidur nyenyak, selalu memikirkan kamu. Aku takut tiba-tiba kamu tergoda oleh namja miskin itu."

Padahal saat ini Jennie sedang berada di dalam pelukan seorang pria tua, dalam keadaan sama-sama telanjang bulat.

Taehyung pun membalas pesan dari Jennie.

"Tidak mungkin aku tertarik kepada namja itu. Kamu tenang saja, Seokjin sama sekali tidak menarik buat aku. Tidur yang nyenyak ya sayang. Besok kita bertemu lagi."

Jennie pun tersenyum membaca pesan dari Taehyung. Dia ingin melepaskan lengan pria tua yang sedang memeluknya, tapi Minho malah terbangun.

Minho menarik Jennie ke dalam
dekapannya,
"Jangan dulu pulang. Aku masih ingin bercinta lagi dengan kamu!"

Jennie hanya bisa menghela nafas, dia terpaksa harus kembali melayani pria tua itu. Padahal dia sangat lelah, setelah sore hari bercinta dengan Taehyung, malamnya bercinta dengan Minho.

Jennie nampak pasrah ketika pria tua itu menyatukan kembali tubuh mereka berdua, sehingga suara decitan ranjang di kamar hotel tersebut terdengar kembali.

"Tenang Jennie, ini hanya sementara. Setelah kamu menjadi artis terkenal, kamu tidak perlu melayaninya lagi!" Jennie berkata di dalam hatinya, untuk menyemangati dirinya.


***

Seokjin tidak bisa tidur, mungkin karena dia teringat dengan kejadian di mansion Jeon, dia sama sekali tidak menyangka bahwa pria yang sudah mencuri malam pertamanya bersama sang suami adalah anak dari bosnya, sekaligus saudara
sepupu suaminya.

Seokjin pun berjalan ke balkon kamar, dia ingin menikmati keindahan malam di kota Seoul seorang diri. Walaupun dia sudah memiliki suami, tapi dia adalah seorang namja yang sangat kesepian.

"Mengapa dunia ini begitu sempit? Padahal aku tidak ingin bertemu lagi dengan dia, tapi kini aku harus setiap hari bertemu dengannya."gumamnya dengan pelan.

Seokjin pun menelan saliva ketika
mengingat Jungkook mengunci tubuhnya di dinding dan mencium bibirnya, membuat wajahnya memerah dan menyentuh bibirnya sendiri.

"Aku pastikan kejadian tadi tidak akan
terulang lagi. Dia tidak boleh berbuat
sesuka hatinya kepadaku."

Ketika Seokjin memandangi pemandangan di jalan raya yang berada di sekitar rumahnya, dia melihat ada sepasang suami istri yang sedang berjalan bersama dengan seorang anak, mereka terlihat bahagia sekali.

Mata Seokjin pun berkaca-kaca, pernikahan itulah yang sangat dia inginkan. Hidup bahagia bersama dengan suami, saling memahami dan pengertian. Dan memiliki anak dari buah cinta mereka berdua.

The charm of a PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang