Seokjin menelan saliva, jantungnya
berdebar-debar. Mungkin karena saat ini Seokjin terduduk di pangkuan Jungkook, sehingga dia bisa melihat dengan jarak yang sangat dekat betapa tampannya saudara sepupu suaminya itu.Seokjin pun mencubit pinggang Jungkook, agar Jungkook tidak bersikap kurang ajar padanya.
"A-aaarrghhh... sakit, Jinnn!" Jungkook refleks melepaskan Seokjin. Dia lupa bahwa Seokjin adalah seorang macan berwujud manusia, yang akan memberikan hukuman jika dia berani berbuat macam-macam kepada namja itu.
Seokjin pun segera berdiri, dia memandangi Jungkook dengan tatapan galaknya,
"Itu adalah hukuman untukmu karena sudah berani bersikap kurang ajar padaku. Sudah ku katakan aku hanya akan menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan pekerjaan.!"
Jungkook pun tertawa kecil, dia malah menggoda Seokjin.
"Tapi nyatanya kamu masih mengingatnya kan? Bahkan malam itu kamu sangat menikmatinya."
Seokjin memutuskan untuk segera pergi ke dapur, dia telah dibuat tidak bisa bernafas oleh Jungkook karena terus saja membahas tentang kejadian malam itu.
Seokjin tidak bisa berkonsentrasi memasak nasi goreng untuk Jungkook, wajahnya nampak memerah, mungkin karena perlakuan Jungkook sungguh membuatnya tidak karuan.
"Kamu harus kuat, Jin. Jangan pernah
tergoda olehnya. Ingat, dia adalah seorang playboy yang memiliki trik banyak untuk bisa meluluhkan orang yang diincarnya." Seokjin mencoba memperingatkan dirinya sendiri sambil memasukkan garam ke dalam nasi goreng tersebut."Jangan hanya karena dia adalah anak dari bosmu. Dia bisa memperlakukan kamu dengan sesuka hatinya." Seokjin tidak sadar bahwa dia memasukkan kembali garam ke dalam nasi goreng yang sedang dia masak.
***
"Bagaimana masakanku?" tanya Seokjin kepada Jungkook yang baru saja memasukkan satu suap nasi goreng ke dalam mulutnya.
Jungkook tercekat begitu merasakan nasi goreng buatan Seokjin sangat keasinan, sampai Jungkook memaksakan diri agar bisa menelan nasi goreng yang sudah dia
kunyah dengan sekuat mungkin."E-enak..Sangat enak!"
Jungkook ingin menghargai perasaan Seokjin. Jika seandainya Seokjin tidak bisa memasak, dia sama sekali tidak peduli. Dia tidak peduli Seokjin adalah namja yang galak, tidak bisa memasak, dan suka berkata ketus. Bahkan dia tidak peduli jika seandainya dihukum melakukan push up lagi oleh Seokjin, atau kakinya diinjak, atau juga perutnya dicubit. Yang penting orang itu adalah Seokjin, dia akan menerima apapun yang ada di diri Seokjin.
Begitulah cinta, bisa membuat Jungkook lupa segalanya dan menggila. Padahal dia bisa saja mendapatkan wanita/namja single yang lemah lembut dan berasal dari keluarga kaya raya. Tapi perasaan ini datang begitu saja tanpa dia pinta.
Sehingga akhirnya Jungkook berhasil
menghabiskan nasi goreng yang asin itu. Padahal Jungkook adalah seorang pemilih dalam soal makanan, dia tidak akan memakan masakan para pelayan yang tidak sesuai dengan seleranya.Benar saja, nasi goreng yang keasinan
buatan Seokjin telah menjadi penyemangat untuk Jungkook. Jungkook sangat giat belajar hari ini. Dia sedari tadi mendengar semua materi yang dijelaskan oleh Seokjin. Sampai Seokjin sangat merasakan gugup ketika Jungkook terus saja memandanginya disaat dia sedang menjelaskan materi yang dia sampaikan kepada Jungkook."A-apa kamu mendengarkan apa yang
sudah aku sampaikan?" tanya Seokjin
kepada Jungkook dengan nada gugup."Tentu saja, menjadi seorang CEO harus
memiliki Standar Operasional Perusahaan yang jelas dan rinci. Bukan itu saja, tapi harus menghindari sebisa mungkin bisnis yang melanggar hukum dan ilegal. Seorang CEO juga harus mampu memperkuat branding perusahaan melalui strategi
marketing multi channel dan meningkatkan kualitas sumber daya karyawan. Dan seorang CEO harus memiliki sifat yang terbuka dengan berbagai kritik dan saran yang membangun."