Chapter 1

235 9 1
                                        

TOK TOK TOK!!
Suara gedoran pintu yang sangat keras terdengar nyaring di dalam sebuah rumah mewah.

"BANGOOOON"teriak seseorang menggunakan microphone yang sengaja dia beli,biar kalau manggil anak anaknya nggak repot nyamperin satu satu.

Alhasil semua penghuni rumah yang masih pada tidur terlonjak kaget mendengarnya.

Gedebuk~~

"Aduhh!!"seorang anak meringis kesakitan karna terjatuh dari tempat tidurnya
"Kak umin!!"terlihat anak lelaki yang lebih muda segera menghampiri sang kakak yang terjatuh.
"Kak umin nggak apa apa?mana yang sakit?"melihat adiknya begitu khawatir si kakak langsung menenangkannya.

"Kakak nggak apa apa kok"ucapnya.Gimana nggak khawatir wong itu kakak kesayangannya.

"Wahai anak anak pungutku yang tercinta, cepat kalian turun!!atau nggak papa kasih uang jajan selama sebulan!!"mereka semua yang masih berada di kamarnya buru buru keluar menghampiri sang ayah.

Bisa mati kelaparan mereka kalau nggak dikasih uang jajan.Padahal mereka cuman nggak dikasih uang jajan doang,bukan nggak dikasih makan.

"Papa!!"teriak mereka kompak

Sang ayah menggeleng kepala lelah melihat anak anaknya.Dengan muka bantal mereka dan mata yang mereka paksakan untuk melek dan rambut mereka yang udah kayak kesambar petir.

"Papa... jangan sita uang jajan kami...papa nggak kasihan sama kami...bisa mati kelaparan kami kalau nggak ada uang jajan"ucap Hyunjin memegang dadanya dan terduduk di lantai dengan dramatisnya.

"Tolong ini siapapun yang mau pungut anak saya.Saya kasih cuma cuma"batin Chan lelah ges

"Udah, sekarang kalian siap siap,nggak mau sekolah apa?udah mau jam 7 tapi belum pada bangun"perintah Chan

Mereka mau tidak mau menuruti perintah sang ayah,karna uang jajan mereka taruhannya.Saat mereka ingin pergi ke kamar masing masing untuk siap siap, terdengar isakan tangis dari si bungsu.

Mereka semua kaget melihat adik bungsunya yang udah berlinang air mata.

"Loh Jeje kenapa!?"ucap Jisung
"Hiks...hiks..."dia tidak bisa menjawab tapi terus menangis.

Seungmin yang berada di sampingnya mencoba menenangkan Jeongin.

"Adek kenapa?"tanya Chan lembut karna dia juga penasaran kenapa anaknya tiba tiba nangis

"Adek sakit?"tanya Chan lagi,dan belum ada jawaban

"Min,coba tanya"ucap Felix karna dia tau Seungmin sama Jeongin itu nempel banget.

"Jeje kenapa?"benar saja saat Seungmin yang bertanya Jeongin akhirnya mau menjawab
"Tadi...hiks...papa bilang...hiks kita...anak...pungut.Jadi...hiks...papa...kita...hiks...siapa...hiks...kak HUAAA!!!"tangis Jeongin langsung pecah

Mereka semua panik melihatnya, terutama Chan,dia lupa kalau anaknya yang satu ini sangat sangat polos.

"Adek,tadi papa cuman becanda doang"ucap Chan tapi Jeongin menggeleng tidak percaya

Mereka semua kompak melihat ke Seungmin seperti meminta bantuan dan untungnya Seungmin peka.

"Iya dek,papa becanda doang kok.Ini beneran papa kita"lagi lagi Jeongin percayanya cuman ke Seungmin.

Setelahnya mereka semua kembali ke kamar masing masing.

Chan berjalan dan duduk di sofa.Dia capek pagi pagi nyiapin sarapan untuk anak anaknya,harus nganter mereka ke sekolah nanti,setelah itu ke kantor.

Tapi ini bukan kejadian langka ya ges Chan dibuat bener bener capek sama anaknya,tiap hari kok dia ngerasain hal kayak gini.Mana anaknya banyak lagi.

"Capek banget punya tujuh anak"

"Mangkanya pak,punya anak minimal dua aja,jadi nggak rame bener"(author)

"Ya mana gua thor"

Oh iya ges kalian mungkin ada yang bingung kan kenapa Hyunjin, Jisung, Felix,sama Seungmin itu bisa sama sama kelas 5 SD

Padahal kan ceritanya hyunjin anak ketiga, Jisung keempat,Felix kelima,dan Seungmin ke-enam.Jadi tanya langsung sama bapak Chan ya ges.

"Pak kok bisa mereka sama sama kelas 5 SD?"

"Ya suka suka saya lah,wong anakku"

"O-oke"

Jadi begitu ges

Keluarga Papa Chan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang