Yudha terbangun tengah malam. Perutnya tiba-tiba keroncongan. Dengan mata setengah tertutup Yudha lantas bangun. Ia beranjak menghampiri lemarinya. Tentu aja mau ambil cemilan..
Kriuk...kriukk...
Yudha mulai mengunyah Qtela dengan mata terpejam. Gak berapa lama kemudian, tenggorokannya terasa haus. Yudha menuju meja di samping tempat tidurnya. Aduh! Ia lupa menaruh gelas air sebelum tidur tadi. Dengan malas Yudha turun ke dapur. Berkali-kali ia menguap. Yudha menghabiskan dua gelas panjang air putih [masa air kobokan]. Seiring dengan itu, kesadarannya juga bertambah. Matanya juga udah terbuka. Saat ia ingin balik ke kamar, di lihatnya lampu di ruang TV masih menyala. Yudha geleng-gelengkepala. Pemborosan listrik nih... Ia lantas mematikan lampu tanpa lihat sekeliling.
"Wooy! Siapa yang matiin lampu???!!" teriak seseorang mengejutkan Yudha.
Yudha refleks menghidupkan lampu lagi. Ternyata di depan meja dan duduk bersimpuh di lantai ada Rendy.
"Eh kakak...kirain gak ada siapa-siapa..."
"Lihat-lihat dulu doongg..." gerutu Rendy.
"Sorryy...tapi kenapa kakak belum tidur?" tanya Yudha menghampiri.
"Buat tugas..."
"Ooo...kirain cari nomor togel..."
Rendy mendelik lalu menguap.
"Tapi kenapa mesti malam-malam bangun kak? Kayak gak ada hari besok aja.."
"Justru aku maunya hari ini tetep malam...soalnya besok tugas ini harus dikumpulin. Jam pertama lagi!"
Yudha menatap wajah kuyu Rendy.
"Mau aku bikinin kopi nggak?" tawar Yudha.
"Serius? Boleh..."
"Bentar ya..." kata Yudha sambil bangkit dan menuju dapur.
Yudha membuatkan kopi buat Rendy. Tidak hanya itu, ia juga mengambil beberapa cemilan simpanannya buat menemani Rendy buat tugas.
"Nih..." kata Yudha.
"Wah, kok ada cemilannya segala Yud? Nyolong di mana?"
"Nyolong punya tetangga sebelah, hehehe..."
Rendy menerima gelas kopi bikinan Yudha.
"Thanks ya Yud..."
"Santai aja kak, kapan-kapan aku yang minta bantuan kakak..."
Rendy ketawa.
"Biasanya orang jarang yang mau minta bantuan aku. Tapi aku yang sering minta bantuan orang, hehehe..."
"Sadar diri dong..."
"Hahahaha...!"
Yudha lantas berbaring di sofa di samping Rendy.
"Kamu buruan balik ke kamar.."
"Aku gak ngantuk lagi..."
"Kamu sih, kok bangun malem-malem? Kenapa? Kebelet ya?"
"Nggak kok. Tapi aku kelaperan. Biasaalah...emang kebiasaan dari kecil. Suka kebangun tengah malam buat makan..."
"Wow..!"
"Makanya aku selalu sediain makanan di kamar buat jaga-jaga..."
"Jadi ini persediaan kamu ya?" tanya Rendy sambil berhenti mengunyah kacang pilus di mulutnya.
"Nggak apa-apa. Masih ada kok. Tenang aja, aku beli banyak, hehehe..."
Rendy ketawa.
"Ya udah silahkan lanjutin buat tugasnya..." kata Yudha.
Rendy mangguk.
***
Rendy bangun lewat dari pukul tujuh 'teng'. Itu berarti ia dapat sanksi membereskan rumah. Reza sejak tadi senyam-senyum kegirangan. Rendy terduduk lemas di sofa. matany masih ngantuk.
"Ayo buruan beberes. Hari ini kan kamu masuk jam setengah delapan?" tegur Bara.
"Waahhh...mana sempet beresin rumah 30 menit. Belom lagi mandinya..." keluh Rendy.
"Itu udah resiko!" potong Bara dingin.
"Kak...boleh gak aku beresin rumahnya abis pulang kuliah?"
"Gak boleh!" jawab Bara cepat.
"Pliiiss kak...boleh yaa..."
"Harus pagi ini!"
"Tapi kak..."
Bara langsung menyilangkan tangannya di depan dada [Kalo di atas kepala, itu mas Anang]. Itu isyarat kalo ia gak mau dibantah. Rendy langsung manyun. Yudha jadi kasihan. Ia tahu gimana kerasnya si Rendy ngerjain tugasnya sampai begadang semalam.
"Ehmmm...kalo ada yang bersedia gantiin tugas yang bersangkutan boleh gak?" tanya Yudha.
"Maksudnya?" Bisma balik nanya.
"Biarin aku aja yang ngerjain tugas kak Rendy.." kata Yudha mantap.
"Hah?"
"Serius kamu?" tanya Rendy gak percaya.
Yudha mangguk.
"Kalo emang ada yang bersedia, why not?" kata Bara.
"Ya udah. Biar aku aja yang beresin rumah kak. Kakak buruan mandi sana..." kata Yudha ke Rendy.
"Thanks ya dek. Kamu baik banget..." kata Rendy lembut.
Yudha tersenyum manis. Bikin gemes.
"Kamar kakak gak usah diberesin. Biar kakak beresin ntar aja..." pesan Rendy.
Yudha mengacungkan jempolnya. Rendy berjalan dengan bersiul riang. Sementara Reza, bara dan Bisma menatap Yudha keheranan.
"Kamu serius Dong? Kok kamu baik banget?" tanya Bisma.
"Nggak ada salahnya kan berbuat baik? Apalagi pagi-pagi begini..." jawab Yudha santai.
"Eh, tadi kamu panggil Yudha apa?" timpal Reza.
"Dong, Yudong..."
Bara menoleh.
"Yudha Bodong maksudnya?" tanya Reza.
Bisma mangguk.
"Mau-maunya dipanggil bodong!" kata Bara.
"Itu panggilan sayang..." kata Yudha.
"Panggilan sayang, hohohoho..." ledek Bara.
"Emang kenapa?" tanya Yudha.
Bara mengangkat bahunya.
"Ya udahlah, mendingan kita ke atas Bisbro. Aku mau beresin kamar kamu..." ajak Yudha.
"Eits, mau kemana?" tahan Reza. "Kamu harus bantu kakak buat nyiapin sarapan..."
"Lho..kok?"
"Gantian dong. Kemarin kakak yang bantu kamu. Sekarang kamu yg bantu kakak..."
"Oooo...jadi yang kemarin itu pake pamrih..." gumam Yudha.
"Di dunia ini gak ada yang gratis, Dong...hiihihihi..." ledek Bisma.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Everybody Loves Udong
Romance❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : @lockyyyy ❌Enjoy This Story ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH