Yudha menatap Bara lekat. Bara mengusap pipinya. Yudha langsung menyentuh pundaknya.
"Ini..." kata Bara sambil mengambil selembar foto yang disimpan di bawah bantalnya.
Yudha meraih foto itu. Selembar foto ukuran 4R memampangkan sosok cowok imut berkulit putih dan berbibir merah tengah tersenyum ke arahnya.
"Itu dia Anjar..." kata Bara serak.
"Dia sangat tampan...dan imut..." gumam Yudha.
Dari tatapan mata jenakanya, Yudha bisa merasakan kalau Anjar adalah sosok yang menyenangkan. Tatapan matanya mengalirkan energi positif. Yudha aja tertarik melihat wajah Anjar. Yudha mengakui kalau Anjar lebih imut dari dirinya. Mungkin karena dia masih sekolah kali ya??
Yudha lantas menatap Bara yang masih menangis.
"Terus gimana dengan nasib Anjar kak?"
"Anjar nyawanya gak tertolong lagi... Saat kami temukan, dia udah gak bernyawa. Kepalanya dipenuhi darah. Kemungkinan berkali-kali terbentur batang saat jatuh..."
Yudha menatap wajah Anjar lagi. Senyuman cowok itu masih sama...manis dan meneduhkan.
"Seharusnya aku gak nanyain itu ya...maaf kak..."
Bara diam aja.
"Jadi apa sejak kehilangan Anjar kakak jadi dingin begini?"
"Nggak. Emang dari dulu aku juga orangnya agak dingin. Tapi semenjak kematian Anjar...aku.."
Yudha meraba muka Anjar di foto, dan tanpa sadar Yudha lalu menyentuh wajahnya sendiri.
"Kamu mirip sama Anjar..." kata Bara.
"Hah?"
"Lucunya, imutnya, perawakannya, sifatnya...kamu bagaikan refleksi dari sosok Anjar..."
"Oh ya?? aku kayak dia??" tanya Yudha sambil menatap foto Anjar.
"Nggak ah..."
"Kalau persis sama Anjar namanya..."
Yudha mesem-sama.
"Ngelihat sosok kamu, aku jadi teringat Anjar...sekaligus ingat peristiwa mengerikan itu..."
"Apakah karena itu kakak benci aku?"
"Aku gak benci kamu..."
"Tapi..."
"Mungkin kelihatannya gitu, tapi sebenarnya aku benci diriku sendiri yang gak bisa jagain Anjar. Aku selalu menyesalkan kecerobohanku yang ninggalin Anjar sendirian di sana..."
"Tapi kalo di film kan, kalo ada orang yang mirip itu mestinya dicintai, bukannya dimusuhi..?"
Bara melotot tajam.
"Aku salah ngomong ya?" katanya Yudha polos.
"Lama-lama deket kamu bikin nafas aku sesak dan gak konsetrasi. Bawaannya pengen marah...itu yang selalu aku rasain. Aku kesal kenapa gak seterusnya aja aku benci dia, supaya aku gak perlu merasa bersalah kek gini...kemudian aku marah kenapa aku gak bisa ngelupain Anjar...dan aku juga kesal kenapa harus ada orang lain seperti Anjar...kalau aku terus melihat orang yang kayak dia, sampai kapan aku bisa bangkit...??"
Yudha terdiam. Bara lalu mengambil foto yang ada digenggaman Yudha.
"Aku udah bikin dia menderita, tapi dia selalu kasih aku cinta.." gumam Bara.
"Belum sempat ku membagi kebahagiaanku. Belum sempat ku membuat dia tersenyum. Haruskah ku kehilangan 'tuk kesekian kali..." Yudha refleks bersenandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everybody Loves Udong
Romance❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : @lockyyyy ❌Enjoy This Story ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH