E.L.U (22) + Puzzle Kosong Lima : Pengakuan

13K 845 7
                                    

Dua hari kemudian...

Semua orang (remaja khususnya) menatap Yudha dengan pandangan aneh. Yudha jadi bingung sendiri. Bahkan beberapa dari mereka terang-terangan bersikap memusuhi dan menjauhi Yudha. Padahal selama ini mereka ramah banget sama dia. Yudha mengacak-acak rambutnya kebingungan. Telinga kirinya pun digoyang-goyangkannya. Yudha mencoba bersikap santai dan tersenyum pada setiap orang yg ia temui dan ia kenal di jalan. Rata-rata sih penghuni RT kontrakan mereka ini adalah para remaja yg terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Di tengah kebingungan itu, datanglah Rendy dengan agak setengah berlari ke arahnya dengan selembar kertas di tangan...

"Apaan sih kak?"

"Ini...!" kata Rendy sambil menyerahkan kertas yang digenggamnya ke Yudha.

Yudha langsung membaca kertas itu.

"Lho...?"

"Kenapa? Apa ini benar?" tanya Rendy.

'Inikan puisi yang aku buat sama kak Reza..? Kok ada di kak Rendy..??' hati Yudha bertanya-tanya.

"Yud...bener gak nih??"

"Apaan sih? Aku gak ngerti..."

"Puisi ini...puisi karya kamu kan??"

Yudha mangguk.

"Jadi bener kalo kamu gay??" tanya Rendy langsung.

"Lho..lho kok...?"

"Puisi ini kan jelas-jelas mendeskripsikan tentang itu."
Yudha membaca deretan kata-kata di puisi itu sekali lagi..

tapi aku lelaki\

dan dia...

Lelaki

Kami lelaki.

'Ups...! Sial!! Pasti gara-gara kata-kata ini...'

Yudha menatap Rendy. Rendy balik natap Yudha minta penjelasan. Mereka bertatapan. Untuk pertama kalinya, yudha kehilangan kata-kata...

***

Yudhong di sidang di ruang TV. Bara, Bisma, dan Rendy berkumpul di sana. Uwak Khair juga ada di sana. Kecuali Reza, dia pagi-pagi sekali sudah pergi karena ada urusan. Benar-benar hari yang buruk bagi Yudha.

"Sekarang coba kamu ceritakan Yud!" kata uwak Khair.

Yudha menarik nafas dalam-dalam.

"Aku..."

Keadaan langsung senyap.

"Aku...itu..."

"Langsung aja Yud, coba kamu bilang maksud dari kata-kata di puisi ini!" kata Rendy gak sabaran.

Yudha kembali menarik nafas.

'Ya Tuhan...gimana ini?? Apa yang mesti aku jawab???' kata Yudha dalam hati. Ia jadi ketar-ketir.

Yudha menatap semua yang ada satu persatu. Semuanya menatap ke arah Yudha, seakan ingin menerkamnya. Hanya Bara yang tidak. Cowok taksirannya itu tampak santai.

Deg!

Yudha seakan mendapatkan sesuatu pembenaran atas teka-teki si penyebar puisinya.

'Apakah kak Bara pelakunya??'

"Yudha...!" tegur uwak Khair.

Yudha langsung tersentak. pikirannya kembali buyar.

"Ya uwak..."

"Apanya yang 'iya' sih Yud?? Kamu beneran gay??" timpal Rendy.

Yudha menggeleng pelan. Ia bimbang. Bara menoleh padanya sejenak.

Everybody Loves UdongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang