Bab 22 Vannya!!

4 1 0
                                    

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

"Kalian jadi ikut reuni gak?"

Pertanyaan Amar membuat mereka menoleh. Ya, setelah mereka mengantarkan Abdi kembali ke rumah. Mereka di sambut dengan berbagai hidangan yang sengaja orang tua Abdi siapkan guna menyambut anak sulungnya.

Saat ini mereka tengah duduk lesehan di karpet ruang tamu karena kekenyangan. Bahkan Bobby sampai tertidur saking kenyangnya.

"Ya iyalah, Mar. Ya kali kita nggak dateng," jawab Fajrin mewakili semuanya-kecuali Abdi.

"Lho? Emang ada acara reuni? Kapan?" tanya Abdi antusias.

"Minggu depan, gak baca grup angkatan sih lo!" balas Mufti membuat mereka tertawa.

Setelahnya mereka mulai berbincang-bincang banyak hal, tentang kehidupan mereka setelah tamat SMA, tentang bagaimana mereka berkembang di jalan masing-masing juga perasaan rindu untuk berkumpul yang kerap kali dirasakan saat mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Suasana terasa hangat karena mereka dapat berkumpul dengan personil lengkap setelah sekian lama. Semua terlihat bahagia, termasuk Shafa yang senang dengan kembalinya Abdi. Perasaannya kembali membuncah, berharap ia dapat lagi merasakan perhatian lebih dari lelaki itu. Mengingat momen-momen yang pernah mereka berdua ciptakan semasa SMA, Shafa dibuat yakin bahwa Abdi juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Maka dengan penuh keyakinan, Shafa berniat untuk menyatakan perasaannya saat acara reuni nanti.

Semoga saja penantian panjangnya itu terbalas.

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

Acara reuni itu berlangsung sangat meriah karena setelah sekian lama mereka dapat kembali bertemu. Suasana penuh haru dan perasaan bahagia mendominasi, mereka bersenang-senang dengan kawan lama mereka. Bahkan para alumni sangat berterima kasih pada anggota OSIS yang telah membantu memeriahkan acara ini. Membuat kenangan di setiap sudut sekolah yang sangat membekas dibenak mereka terkuak.

Semua orang merasa senang, kecuali Shafa yang merasa gugup. Ini adalah kesempatannya dan ia tidak akan menyia-nyiakannya. Cukup lima tahun terakhir ia menyimpan perasaannya tanpa si pemilik rasa menyadari, ia tak ingin menunggu lebih lama lagi. Maka ia mendatangi Abdi yang masih berkumpul dengan temannya untuk mengajaknya berbicara berdua, Abdi pun mengangguk setuju dan mulai mengikuti langkah Shafa yang menjauhi kerumunan diiringi sorakan menggoda dari yang lainnya.

"Mau ngomong apa, Shaf?" tanya Abdi saat dirasa aman.

Shafa terdiam, ia harus bisa mengatakannya sekarang.

"G-gue.. gue.. suka sama lo..." ucapnya dengan gugup, ia menundukkan pandangannya tidak berani menatap lelaki di depannya.

"Shaf?"

"Gue udah lama suka sama lo, dan mengingat momen-momen yang pernah kita lewati dulu bikin gue yakin kalo kita.. punya perasaan yang sama." terang Shafa membuat Abdi terdiam cukup lama, Shafa mendongak dan menatap mata yang dulu menatapnya dengan binar penuh bahagia.

Keduanya saling menatap, hingga akhirnya Shafa dibuat kecewa dengan penjelasan Abdi.

"Maaf, Shaf... Gue emang suka sama lo, tapi itu dulu. Tapi lama-kelamaan gue rasa perasaan yang gue punya ini cuma perasaan tertarik sebagai teman yang pengen ngelindungi temennya. Gue.. gue minta maaf, Shafa.."

DUA ATMA MENYATU DALAM ASMARALOKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang